Trik besar yang digunakan Corephotonics di sini adalah dua lensa dengan panjang fokus berbeda. Salah satu lensa wide-angle, lensa lainnya 3x zoom. Ini berarti Anda dapat beralih lensa untuk memperbesar subyek yang lebih jauh tanpa menggunakan digital zoom.
Pada uji set-up yang ditampilkan dalam sebuah video, yang membandingkan sistem dual-lensa side-by-side dengan kamera smartphone tradisional. Kedua modul menunjuk kartu tes yang berjarak sekitar satu meter. Sistem Corephotonics menghasilkan gambar jelas kualitas 13Mpix terlepas dari apakah itu menggunakan zoom 1x atau 3x.
Sebaliknya, kamera PureView Nokia hanya mengandalkan digital zoom sehingga hasil jepretan gambar yang diperbesar 3x otomatis menurunkan resolusi ke 5Mpix. Sistem Corephotonics juga bisa membesarkan imaji secara halus, misalnya saat merekam video, dengan menggunakan campuran zoom digital dan pergantian lensa.
Manfaat kedua yang didapat dari menggunakan dua lensa paralel (masing-masing dengan sensor sendiri), adalah peningkatan kinerja dalam pencahayaan rendah. Software Corephotonics bekerja secara real-time untuk mencocokkan setiap pixel dari satu lensa dengan pixel terhubung dari lensa lain, dan menggunakan analisis adegan untuk mendeteksi pixel mana yang lebih mendekati asli. Akibatnya, noise berkurang dan akhirnya gambar pun menjadi bersih. Sama seperti yang kita dapatkan ketika menggunakan satu sensor pencitraan besar, bukannya dua lensa kecil.
Keuntungan ketiga dan terakhir adalah dengan memiliki dua lensa memungkinkan tingkat analisis mendalam. Berbeda dengan arti terminologi 3D yang kian kabur, analisis mendalam memungkinkan kontrol tambahan atas gambar, seperti memburamkan latar dalam gambar potret otomatis, autofocus lebih cepat, dan realitas tertambah.
Berkat teknologi lensa ganda, tampaknya masa depan kamera smartphone akan sangat cerah. Wajar bila HTC sangat menggaungkan kemampuan kamera pada M8 mendatang, meski bukan karya Corephotonics. (Nis)