Tetapi Fujitsu punya alasan lain untuk memilih MeeGo yang disematkan di salah satu produk netbooknya ini. “Kami pernah mencoba Android untuk dimasukkan ke dalam netbook, hasilnya kurang optimal. Android lebih cocok di smartphone, tetapi untuk perangkat seperti netbook masih belum bagus,” ujar Mr. Edmund Lim, Product Marketing Manager, Fujitsu PC Asia Pasific Ltd. Kemudian mereka mencoba MeeGo dan merasa cocok dengan performa yang dihasilkan olehnya.
Meego dirancang untuk memberikan rangkaian segmen peranti yang luas untuk aplikasi para developer. Tidak hanya smartphone, tetapi juga netbook, desktop, peranti hiburan dalam kendaraan, TV dan sebagainya. Android sebenarnya dirancang seperti itu juga, tetapi saat ini masih terkonsentrasi di smartphone dan mulai merambah ke tablet.
“MeeGo sebagai platform mobile yang open source dengan karakter natural human-centric ini tidak hanya melampaui batar-batas kemampuan netbook, namun juga standard baru untuk pengalaman komputer masa depan,” pujinya. Produk yang dimaksud adalah Lifebook MH 330 sebagai netbook pertama di Asia Pasifik yang berbasis MeeGo. Perangkat ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau yakni Rp 2.800.000. Netbook ini lebih mengedepankan kehebatan penggunaan jejaring sosial yang terintegrasi.
Selain netbook berbasis platform mobile Meego, Fujitsu juga mengikuti trend dengan menghadirkan tablet PC. Lagi-lagi mereka tidak menggunakan Android, tetapi memakai Microsoft Windows 7 Profesional. Harganya jauh di atas rata-rata tablet yang beredar. Untuk tablet 10,1″ tipe TH550 dijual seharga $1.128. Kemudian tipe T580, tablet berlayar 10,1” dengan koneksi 3,5G dijual seharga USD 1.398. Sementara itu tablet PC berlayar 12,1″ P771 dijual lebih mahal lagi yakni $2.168. Mereka masih menggunakan mindset notebook ketika menjual tablet. (Bambang Dwi Atmoko)