Sistem ini mampu menganalisa 60 parameter akustik dari suara pengguna, termasuk nada, kecepatan bicara, durasi jeda dan energi dari sinyal suara. Para ilmuwan merancang sistem untuk mencari emosi negatif pada pembicara, yang menunjukkan marah, bosan, atau ragu.Sistem menarik kesimpulan dari suara pembicara, juga jalannya perbincangan.
Para ilmuwan menguji prototipe sistem ini pada subjek tes manusia, dan menemukan bahwa tingkat percakapan lebih sukses. Para ilmuwan dari Universitas Binghamton, Inggris, juga berhasil menciptakan komputer yang dapat mengidentifikasi kondisi emosional pengguna dengan memindai wajah mereka. (Deni Taufiq)