Kekurangan daya penglihatan tak lantas membuat seseorang enggan untuk berjalan seorang diri. Sederhananya, alat bantu tongkat atau seekor anjing, biasanya digunakan untuk menemani langkah-langkah seorang tunanetra. Rasanya patut diacungi jempol berkat setiap penemuan teknologi yang ikut memperhatikan kehidupan penderita cacat.Kini ada sistem baru dari Navatar yang bisa menuntun tunanetra saat berjalan menyusuri lorong di suatu bangunan atau gedung. Navatar merupakan sistem dari hasil pengembangan para insinyur di Universitas Nevada, AS, dimana sensor dalam smartphone mendeteksi secara real time seseorang dalam peta, membuka jalan untuk navigasi apa adanya.Selaku pengembang, Kostas Bekris dan Eelke Folmer mengakui kekurangan sistem tersebut, saat ini hanya dapat digunakan di dalam ruangan saja (indoor). Dikutip SELULAR online dari situs newsroom.unr.edu (18/5/2012), Navatar sendiri memiliki input yang sedikit, di mana ia hanya memerlukan peta 2D bangunan, di mana pengguna kemudian akan masukan tujuannya. Sistem kemudian akan memproses apa yang mereka terima, atau instruksi sebelum memberikan arahan. Tingkat keakuratan dari solusi ini maksimal mencapai 6 kaki.
Seperti diketahui, tunanetra tentu mengalami kesulitan menggunakan layar smartphone untuk mengkonfirmasi tampilan landmark. Mereka bisa melakukannya secara lisan, atau dengan menekan tombol Bluetooth pada telepon atau headset. Duo pembuat, Bekris dan Folmer, kini sedang mengembangkan sistem ini agar bisa terhubung dengan GPS (global positioning system) sehingga bisa dimanfaatkan pula pada kondisi luar ruangan (outdoor). (Choiru Rizkia)
http://www.youtube.com/watch?v=cBqvkRCxYIw&feature=player_embedded
Sumber : newsroom.unr.edu