Jakarta, Selular.ID – Qualcomm dan Vivo sukses mengintegrasikan susunan antena 28GHz di samping teknologi sub-6GHz dalam form factor tunggal, menandai apa yang disebut sebagai tonggak penting dalam desain perangkat 5G masa depan.
Dalam postingan di sebuah blog, VP Rekayasa Qualcomm Technologies Allen Tran mengatakan bahwa pencapaian tersebut sangat signifikan karena teknologi mmWave menyajikan sejumlah tantangan baru untuk desainer radio frequency (RF).
Tidak seperti spektrum sub-6GHz, yang menggunakan “single-element, low-gain, omni-directional antennas ”, ia menjelaskan mmWave membutuhkan “sistem narrow-beam, high gain” dengan beberapa elemen antena.
Sementara frekuensi sub 6GHz akan menjadi kunci untuk jangkauan jaringan yang luas, spektrum mmWave juga akan diperlukan untuk memasok bandwidth besar yang akan memungkinkan jaringan 5G untuk menghasilkan kecepatan puncak hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan 4G saat ini.
Baca juga: Qualcomm Siapkan Modem Chip LTE dengan Kecepatan 2 Gbps
Tran mengatakan pasangan itu memverifikasi model dengan serangkaian tes kinerja yang dirancang untuk memeriksa gangguan dan atenuasi. Dia mengungkapkan, perusahaan menghabiskan waktu berbulan-bulan menyempurnakan desain yang memungkinkan dua teknologi untuk hidup berdampingan dalam satu perangkat.
Huan-Chu Huang, direktur teknis antena Vivo, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa terobosan itu akan berkontribusi dalam menciptakan perangkat yang optimal untuk pengguna akhir.
Baca juga: Vivo Gandeng China Mobile untuk Pengembangan 5G
“Setelah penyelesaian yang sukses dari desain dan pengukuran antena 5W mmWave berdasarkan form factor komersial Vivo, konsumen akan segera melihat babak berikutnya dari desain perangkat baru yang menawarkan manfaat kinerja yang unggul dan juga pengalaman mobile generasi berikutnya”, ujar Huan-Chu Huang.
Vivo adalah salah satu dari 19 OEM yang menjanjikan tahun ini untuk menggunakan modem Qualcomm X50 mmWave. Chipset tersebut memang khusus dibuat untuk peluncuran produk radio 5G baru, yang direncanakan akan mulai diproduksi secara masal pada 2019 mendatang.
