Rabu, 31 Desember 2025
Selular.ID -

Waspada! 5 Tanda Akun WhatsApp Anda Mungkin Telah Disadap

BACA JUGA

Selular.id – Dengan lebih dari dua miliar pengguna aktif di seluruh dunia, WhatsApp telah menjadi tulang punggung komunikasi digital bagi banyak orang.

Fitur enkripsi end-to-end yang diusungnya memberikan rasa aman dalam bertukar informasi rahasia.

Namun, di balik lapisan keamanan tersebut, ancaman penyadapan akun WhatsApp tetap mengintai, dengan pelaku kejahatan siber yang terus mengembangkan metode canggih untuk mendapatkan akses tidak sah.

Fenomena penyadapan akun WhatsApp ini menjadi perhatian serius karena akun yang berhasil diretas sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan penipuan atau spam kepada kontak terdekat pengguna.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk waspada dan mengenali tanda-tanda awal yang mengindikasikan akun mereka mungkin telah disusupi.

Pengguna WhatsApp yang aktif seharusnya dapat menyadari jika terdapat aktivitas yang tidak wajar pada akun mereka.

Berikut adalah lima indikator utama bahwa sebuah akun mungkin telah disadap, berdasarkan laporan keamanan siber terkini.

Indikator Utama Akun WhatsApp Disadap

Salah satu tanda yang paling mencolok adalah terjadinya logout secara mendadak dari aplikasi.

Jika pengguna mendapati diri mereka harus masuk kembali (log in) ke akun tanpa pernah melakukan logout sebelumnya, hal ini merupakan peringatan serius yang patut diwaspadai.

Proses logout tak terduga ini bisa menjadi pertanda bahwa seseorang telah mengakses akun Anda dari perangkat lain dan memutus sambungan Anda.

Selain itu, munculnya pesan-pesan asing yang tidak pernah dikirim oleh pengguna, baik kepada kontak yang dikenal maupun nomor acak, menjadi bukti kuat adanya akses ilegal.

Perhatikan riwayat obrolan Anda; jika ada pesan yang Anda tidak ingat pernah menulisnya, itu adalah alarm merah.

Perubahan pada profil, seperti teks status atau foto profil yang berubah tanpa izin atau sepengetahuan Anda, juga merupakan tanda bahaya.

Penyerang terkadang mengubah detail profil untuk menyesatkan kontak Anda atau sekadar sebagai tanda bahwa mereka telah berhasil masuk.

Tanda lainnya mencakup penambahan akun secara tiba-tiba ke dalam grup obrolan baru yang tidak dikenal.

Jika Anda tiba-tiba menjadi anggota grup yang aneh dengan peserta yang tidak Anda kenal, bisa jadi akun Anda sedang digunakan untuk tujuan spam.

Terakhir, pengguna harus sangat waspada jika menerima kode verifikasi atau kode otentikasi dua faktor (MFA) yang tidak diminta melalui WhatsApp.

Menerima kode semacam ini menunjukkan adanya upaya aktif dari pihak luar untuk mengakses atau mengautentikasi akun tersebut, dan Anda tidak pernah memintanya.

Langkah Pertolongan Pertama Jika Terindikasi Disadap

Sebagai langkah pertolongan pertama jika Anda menemukan indikasi kuat bahwa WhatsApp Anda telah disadap, hal pertama yang dapat dilakukan adalah membuka WhatsApp di ponsel Anda.

Apabila aplikasi masih dapat dibuka tanpa masalah, segera akses menu “Perangkat Tertaut” (Linked Devices).

Cara mengaksesnya adalah melalui menu Pengaturan pada iPhone, atau dengan mengetuk ikon tiga titik di aplikasi WhatsApp pada Android, kemudian pilih “Perangkat Tertaut”.

Periksa dengan saksama setiap perangkat yang muncul dalam daftar. Jika ada perangkat asing atau yang tidak Anda kenali, ketuk perangkat tersebut, dan pilih “Keluar”.

Tindakan ini akan memutuskan semua perangkat tertaut dari akun Anda dan secara efektif mencabut akses penyerang yang mungkin sedang menggunakan WhatsApp Web atau aplikasi desktop.

Langkah ini adalah tindakan defensif paling cepat untuk mengamankan akun sebelum melakukan langkah-langkah lain seperti mengubah kata sandi atau menghubungi dukungan.

Untuk pencegahan lebih lanjut, Anda dapat mempelajari 3 tips mudah mencegah akun WhatsApp disadap.

Metode Peretasan yang Umum Digunakan Penyerang

Memahami cara kerja penyerang dapat membantu pengguna untuk lebih waspada.

Terdapat berbagai metode yang digunakan oleh peretas untuk mencuri kredensial dan mengakses akun WhatsApp.

Phishing tetap menjadi salah satu teknik paling populer dan berbahaya.

Dalam skema ini, penyerang menyamar sebagai kontak terdekat seperti keluarga, teman, atau rekan kerja untuk mengirimkan tautan atau link mencurigakan.

Mereka memanfaatkan kepercayaan dan rasa urgensi.

Sebagai contoh, terkadang peretas berpura-pura mengirimkan undangan online dengan format file “.PDF” (dengan huruf kapital).

Padahal, format file PDF yang asli biasanya tertulis dengan huruf kecil semua, yaitu “.pdf”. Perbedaan kecil seperti ini sering luput dari perhatian.

Pengguna diingatkan untuk selalu berpikir jernih sebelum mengklik tautan apa pun atau mengirimkan kode verifikasi, bahkan jika pesan tersebut seolah-olah berasal dari kerabat dekat sekalipun. Verifikasi melalui cara komunikasi lain sebelum mengambil tindakan.

Selain phishing, ancaman Malware dan Spyware juga mengintai.

Risiko ini terutama tinggi bagi pengguna yang melakukan jailbreaking atau rooting pada ponsel mereka, atau yang mengunduh aplikasi dari toko pihak ketiga yang tidak resmi.

Perangkat lunak berbahaya ini dapat merekam segala aktivitas di ponsel, termasuk kode verifikasi yang masuk.

Bahkan, beberapa perangkat murah di pasar gelap dilaporkan telah terpasang spyware secara bawaan sejak diproduksi, yang membuat pengguna rentan sejak awal.

Eksploitasi melalui WhatsApp Web juga menjadi celah keamanan yang sering dimanfaatkan.

Pengguna secara tidak sengaja dapat memberikan akses kepada penyerang melalui situs web berbahaya yang meniru tampilan WhatsApp Web atau melalui pemindaian kode QR yang tidak sah yang dibagikan oleh penipu.

Metode lain yang lebih teknis adalah skema pengalihan panggilan (call forwarding).

Penipu biasanya menyamar sebagai operator seluler dan meminta pengguna memasukkan kode simbol tertentu (seperti **21* nomor penipu #) melalui dialer telepon.

Kode tersebut sebenarnya adalah perintah untuk meneruskan semua panggilan masuk ke nomor yang dikendalikan peretas.

Dengan begitu, mereka bisa mencuri kode otentikasi satu kali (OTP) yang dikirimkan melalui panggilan suara dari WhatsApp atau layanan lainnya.

Menyikapi kompleksnya ancaman ini, platform seperti WhatsApp terus berinovasi.

WhatsApp dikabarkan sedang menyiapkan fitur keamanan ekstra untuk akun berisiko tinggi guna memberikan lapisan pertahanan tambahan.

Inisiatif lain juga termasuk uji coba fitur kontrol privasi untuk update status, yang memungkinkan pengguna memiliki kendali lebih atas siapa yang dapat melihat aktivitas mereka.

Kewaspadaan dan literasi digital pengguna tetap menjadi pertahanan pertama terkuat.

Dengan mengenali tanda-tanda penyadapan dan memahami metode yang digunakan penyerang, pengguna dapat mengambil tindakan cepat untuk melindungi akun dan data pribadi mereka dari ancaman siber yang terus berkembang.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU