Selular.id – Samsung dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menggunakan panel OLED dari perusahaan China, BOE, pada ponsel flagship Galaxy S di masa depan.
Langkah ini menandai potensi pergeseran strategis karena selama ini Samsung Display, divisi internalnya, menjadi pemasok utama untuk perangkat premium tersebut.
Informasi ini bermula dari rumor yang beredar di China, yang kemudian dikonfirmasi oleh sejumlah tipster terpercaya seperti Ice Universe di Weibo dan DealSite di platform X.
Mereka melaporkan bahwa Presiden Samsung Telecommunications baru-baru ini bertemu dengan CEO BOE.
Pertemuan tingkat tinggi tersebut tidak hanya membahas kerja sama yang sudah berjalan lama di segmen panel TV LCD, tetapi juga membuka kemungkinan penggunaan panel OLED BOE untuk smartphone flagship seri S Samsung.
Selama bertahun-tahun, Samsung Display telah menjadi tulang punggung untuk pasokan layar pada lini produk premium Samsung, termasuk Galaxy S25 Ultra, ponsel lipat Galaxy Z, dan beberapa model Galaxy Tab.
Jika rencana ini terealisasi, ini akan menjadi pertama kalinya Samsung menggunakan panel OLED dari vendor eksternal untuk ponsel flagship andalannya.
Latar belakang dari pertimbangan ini didorong oleh tekanan biaya yang dihadapi divisi mobile Samsung. Harga komponen kunci seperti prosesor, sensor kamera, dan memori terus mengalami kenaikan.
Untuk menjaga daya saing harga dan tidak membebani konsumen dengan kenaikan harga yang signifikan, Samsung diduga mencari efisiensi biaya di area lain. Diversifikasi pemasok panel layar menjadi opsi yang logis dan strategis.
BOE sendiri bukan nama baru di industri. Reputasinya sebagai pemasok panel telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, raksasa teknologi seperti Apple sudah mempercayakan BOE untuk menyuplai panel OLED untuk beberapa model iPhone kelas menengah.
Penerimaan pasar terhadap kualitas panel BOE juga dilaporkan cukup positif, yang tentu menjadi pertimbangan penting bagi Samsung.
Baca Juga:
Yang menarik, dinamika antara Samsung dan BOE tidak selalu mulus. Belum lama ini, Samsung Display memenangkan kasus pelanggaran paten terhadap BOE.
Kemenangan hukum itu sempat memblokir pengiriman panel OLED BOE ke pasar Amerika Serikat.
Namun, hubungan bisnis keduanya disebut telah membaik dalam beberapa bulan terakhir, membuka jalan untuk diskusi kerja sama yang lebih mendalam, seperti yang terungkap dalam pertemuan ini.
Perlu dicatat bahwa BOE dan Samsung sudah memiliki hubungan bisnis yang established di lini produk lain. BOE telah menjadi pemasok panel LCD untuk televisi Samsung dalam waktu yang cukup lama.
Pertemuan terbaru ini dinilai memperdalam dialog yang sudah ada, dengan menambahkan kemungkinan ekspansi ke segmen smartphone premium.

Meski rumor ini cukup kuat, belum ada keputusan final yang diumumkan oleh Samsung. Proses evaluasi dan negosiasi kemungkinan masih berlangsung.
Keputusan untuk beralih atau sekadar menambah pemasok panel akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kualitas, konsistensi pasokan, harga, dan tentu saja, kemampuan BOE memenuhi standar tinggi yang diterapkan Samsung untuk lini Galaxy S-nya.
Jika materialisasi, langkah ini bisa berdampak pada lanskap industri display dan strategi harga Samsung. Dengan memiliki lebih dari satu pemasok, posisi tawar Samsung bisa meningkat, yang pada akhirnya berpotensi menstabilkan atau bahkan menekan biaya produksi.
Ini adalah strategi yang juga diterapkan oleh pesaingnya, seperti Apple, untuk mengelola risiko dan biaya.
Perkembangan ini juga patut diamati dalam konteks persaingan global. BOE, sebagai champion industri display China, terus berusaha menembus pasar high-end.
Keberhasilannya memasok untuk flagship Samsung akan menjadi prestise besar dan validasi kualitas yang kuat. Di sisi lain, bagi Samsung Display, ini berarti harus bersaing lebih ketat, bahkan dengan pemasok eksternal, untuk mempertahankan kontrak dari perusahaan induknya sendiri.
Bagi konsumen, perubahan pemasok komponen seperti layar seringkali menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi kualitas.
Namun, Samsung dikenal memiliki kontrol kualitas yang ketat. Setiap panel, dari pemasok manapun, harus melalui serangkaian tes dan standar yang sama sebelum dipasang di perangkat yang akan dijual.
Pengalaman Apple dengan BOE menunjukkan bahwa vendor China ini mampu memenuhi standar ketat perusahaan teknologi top dunia.
Sementara kita menunggu keputusan resmi, pasar juga akan mengamati implikasinya terhadap model seperti Galaxy S25 FE dan varian 512GB-nya yang ditujukan untuk Gen Z.
Apakah diversifikasi pemasok ini akan dilakukan bertahap, dimulai dari varian FE sebelum masuk ke seri utama, atau langsung diterapkan pada model flagship, masih menjadi tanda tanya.
Kabar pertemuan antara eksekutif Samsung dan BOE ini memberikan gambaran tentang dinamika dan strategi bisnis yang kompleks di balik pembuatan smartphone premium.
Semua pihak kini menunggu konfirmasi dan perkembangan lebih lanjut dari Samsung mengenai masa depan pasokan panel untuk jajaran Galaxy S mereka.




