Selular.id – Platform game online populer Roblox kini tak lagi dapat diakses oleh pengguna di Rusia. Badan regulator media negara itu, Roskomnadzor, secara resmi memblokir platform tersebut, menyebutkan kekhawatiran atas keamanan anak-anak dan paparan konten yang dinilai tidak pantas, termasuk konten LGBTQ+, sebagai alasan utama. Keputusan ini dilaporkan pertama kali oleh publikasi lokal TASS dan dikonfirmasi oleh BBC News.
Dalam pernyataannya, Roskomnadzor menyatakan bahwa platform Roblox dipenuhi dengan “konten tidak pantas yang dapat berdampak negatif pada perkembangan spiritual dan moral anak-anak.” Regulator tersebut secara khusus menyoroti laporan-laporan mengenai penyalahgunaan dan keberadaan predator anak di platform yang sangat digemari oleh kalangan muda tersebut. Langkah ini menempatkan Roblox dalam daftar panjang konten digital yang diblokir oleh otoritas Rusia.
Menanggapi pemblokiran tersebut, juru bicara Roblox menyampaikan sikap perusahaan. “Kami menghormati hukum dan peraturan setempat di negara-negara tempat kami beroperasi dan percaya bahwa Roblox menyediakan ruang positif untuk pembelajaran, kreasi, dan koneksi yang bermakna bagi semua orang,” ujarnya. Pihak Roblox juga menegaskan komitmennya terhadap keamanan dengan serangkaian langkah proaktif dan pencegahan yang dirancang untuk menangkap dan mencegah konten berbahaya di platform mereka.
Meski demikian, kekhawatiran yang diangkat oleh pemerintah Rusia bukan tanpa dasar. Roblox, yang memposisikan diri sebagai platform untuk semua usia, khususnya anak-anak, telah menghadapi banyak laporan dan gugatan hukum terkait perlindungan yang dianggap kurang memadai bagi pengguna muda. Kasus-kasus predator yang menyalahgunakan dan menyerang anak-anak melalui platform ini telah menjadi sorotan publik di berbagai belahan dunia, memberikan tekanan pada perusahaan untuk memperketat sistem keamanannya.
Baca Juga:
Roblox sendiri sebenarnya telah berupaya meningkatkan keamanan platformnya. Bulan lalu, perusahaan memperkenalkan sistem verifikasi usia menggunakan pengenalan wajah untuk mengaktifkan fitur obrolan dalam game. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih terkendali, terutama untuk fitur-fitur sosial yang berpotensi risiko. Namun, tampaknya upaya tersebut belum cukup untuk meyakinkan regulator Rusia.
Pemblokiran Roblox oleh Roskomnadzor bukanlah insiden pertama di mana konten LGBTQ+ menjadi alasan sensor di Rusia. Baru pekan lalu, sebuah game solitaire dilarang di Steam untuk pasar Rusia karena alasan serupa. Kebijakan pemerintah Rusia yang ketat terhadap representasi LGBTQ+, yang mereka anggap dapat merusak nilai-nilai tradisional, telah memengaruhi banyak platform digital dan karya kreatif. Meski pandangan ini banyak ditentang oleh komunitas internasional, Rusia konsisten menerapkannya dalam kerangka hukumnya.
Dinamika pemblokiran ini juga menyoroti perbedaan pendekatan regulator di berbagai negara terhadap platform digital global. Sementara Rusia mengambil langkah tegas dengan memblokir akses, negara lain mungkin memilih jalur dialog dan penegakan regulasi yang berbeda. Seperti yang pernah disinggung dalam analisis mengenai respons terhadap World Coin dan Roblox, tantangan regulator sering kali terletak pada menyeimbangkan inovasi, keamanan pengguna, dan kedaulatan digital.
Di tengah berbagai tantangan dan litigasi yang dihadapi, pertumbuhan Roblox secara global ternyata tetap berlanjut. Platform tersebut baru-baru ini bahkan mencatatkan rekor pengguna bersamaan tertinggi yang melampaui rekor keseluruhan Steam. Kesuksesan ini menunjukkan ketahanan model bisnisnya dan daya tariknya yang kuat di kalangan pengguna, meski diwarnai dengan kontroversi keamanan.
Langkah Rusia memblokir Roblox kemungkinan akan berdampak pada komunitas gamer muda di negara tersebut dan juga hubungan bisnis Roblox Corp. di wilayah itu. Keputusan regulator seperti Roskomnadzor sering kali memicu diskusi lebih luas tentang yurisdiksi, konten global, dan perlindungan konsumen di era digital. Isu serupa tentang distribusi konten dan kepatuhan platform juga pernah muncul dalam kasus lain, seperti ketika Apple menyayangkan distribusi aplikasi tertentu di Eropa, yang menunjukkan kompleksitas ekosistem aplikasi dan game.
Kebijakan Rusia ini kembali mengingatkan para pengembang platform global akan pentingnya memahami dan menyesuaikan diri dengan lanskap regulasi yang sangat variatif di setiap negara. Bagi Roblox, insiden ini menambah daftar pekerjaan rumah mereka untuk membuktikan bahwa komitmen keamanan yang dijanjikan dapat diwujudkan secara nyata dan transparan, tidak hanya melalui pernyataan tetapi juga melalui tindakan yang terukur dan efektif di semua pasar tempat mereka beroperasi.
Perkembangan kasus ini ke depan akan dilihat apakah Roblox dapat melakukan pendekatan atau penyesuaian tertentu untuk kembali dapat diakses di Rusia, atau apakah pemblokiran ini akan bersifat permanen seperti yang terjadi pada beberapa platform lainnya. Sementara itu, diskusi mengenai tanggung jawab platform digital dalam melindungi pengguna muda, serta batasan antara regulasi konten dan kebebasan berekspresi, dipastikan akan terus berlanjut.




