Selasa, 2 Desember 2025
Selular.ID -

Respon Telkomsel Terkait Rencana Komdigi Lelang Frekuensi 2,6 GHz Tahun Ini

BACA JUGA

[adrotate banner="10"]

Selular.id – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menyatakan dukungannya terhadap rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membuka lelang pita frekuensi 2,6 GHz pada tahun ini.

Dukungan ini disampaikan langsung oleh VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel, Nizar Fuadi, yang menilai spektrum baru ini sebagai peluang untuk mengembangkan layanan yang lebih optimal.

Nizar mengatakan, sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar, Telkomsel terbuka untuk mengembangkan jaringan dengan spektrum 2,6 GHz.

“Kami operator dengan pelanggan telekomunikasi terbesar pasti terbuka untuk mengembangkan jaringan dengan spektrum tersebut (2,6 GHz),” ujar Nizar, Selasa (2/12/2025).

Menurutnya, layanan di pita 2,6 GHz dapat memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan, meski performanya jika dibandingkan dengan pita 700 MHz akan banyak bergantung pada perangkat dan ekosistem yang tersedia.

[adrotate banner="10"]

Pernyataan dukungan Telkomsel ini menanggapi rencana Komdigi yang sebelumnya diungkapkan oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Wayan Toni Supriyanto.

Wayan menyebut kemungkinan lelang pita frekuensi 2,6 GHz akan dibuka tahun ini, meski waktu pastinya masih menunggu penyiapan perangkat regulasi.

“Kemungkinan tahun ini paling hanya membuka aja,” kata Wayan, belum lama ini.

Dia menjelaskan bahwa pemerintah masih menyiapkan peraturan menteri dan keputusan menteri yang menjadi dasar hukum pelaksanaan lelang.

Pita frekuensi 2,6 GHz adalah spektrum radio mid-band (sekitar 2.600 MHz) yang dikenal dengan lebar bandwidth besar hingga 190 MHz menggunakan moda Time Division Duplex (TDD).

Spektrum ini menjadi tulang punggung untuk komunikasi nirkabel generasi lanjut, terutama jaringan 4G dan 5G.

Di Indonesia, pita ini difokuskan oleh Komdigi sebagai salah satu kunci untuk mempercepat penggelaran 5G dan mencapai target peningkatan kecepatan internet nasional hingga 100 Mbps pada tahun 2029.

Peluang Pengembangan Jaringan dan Layanan

Dukungan Telkomsel terhadap lelang frekuensi 2,6 GHz bukan tanpa alasan.

Sebagai spektrum mid-band, frekuensi ini menawarkan keseimbangan ideal antara cakupan luas dan kapasitas data tinggi.

Karakteristik ini menjadikannya sangat cocok untuk mendukung layanan data intensif seperti streaming video 4K/8K, gaming online tanpa lag, dan berbagai aplikasi berat lainnya dengan kecepatan hingga gigabit per detik.

Nizar Fuadi menekankan bahwa kehadiran spektrum baru ini adalah peluang.

Bagi operator sebesar Telkomsel, akses terhadap bandwidth tambahan yang signifikan memungkinkan optimalisasi kualitas jaringan yang ada dan pengembangan layanan baru yang lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

Dalam konteks persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat, kepemilikan spektrum yang memadai adalah aset strategis.

Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan kualitas infrastruktur digital nasional.

Laporan terbaru menunjukkan kecepatan internet seluler Indonesia melonjak 53% di 2025, dan tambahan spektrum 2,6 GHz diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan tren positif ini.

Pengamat industri pun telah menyoroti potensi besar frekuensi ini.

Seperti dikutip dalam analisis sebelumnya, lelang frekuensi 2,6 GHz disebut-sebut bakal genjot kecepatan 5G Indonesia secara signifikan.

Tantangan dan Persiapan Menuju Lelang

Meski rencananya sudah digaungkan, jalan menuju lelang frekuensi 2,6 GHz masih memerlukan persiapan matang.

Seperti diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Wayan Toni Supriyanto, pemerintah masih harus menyelesaikan sejumlah perangkat regulasi.

Proses ini meliputi penyusunan peraturan menteri (permen), keputusan menteri (KM) tentang pengadaan, serta KM tentang sertifikasi perangkat.

Kelengkapan regulasi ini penting untuk memastikan lelang berjalan transparan, adil, dan hasilnya dapat segera diimplementasikan untuk kepentingan publik.

Selain aspek regulasi, karakteristik teknis frekuensi 2,6 GHz juga membawa tantangan tersendiri.

Sebagai frekuensi mid-band, rentang sinyalnya lebih pendek dibandingkan pita rendah seperti 700 MHz atau 1,4 GHz.

Artinya, untuk mencapai cakupan optimal, operator telekomunikasi perlu menambah jumlah menara base station atau titik akses jaringan.

Ini berarti investasi infrastruktur yang tidak kecil, meski diimbangi dengan kapasitas dan kecepatan data yang jauh lebih tinggi.

Dorongan untuk segera merealisasikan lelang ini tidak hanya datang dari dalam negeri.

Pemain global seperti Ericsson juga telah mendorong percepatan lelang frekuensi 2,6 GHz untuk 5G Indonesia, menandakan pentingnya spektrum ini dalam peta pengembangan 5G dunia.

Lelang ini juga akan menjadi kelanjutan dari upaya pemerintah mengoptimalkan spektrum, setelah sebelumnya melaksanakan lelang pita frekuensi 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar.

Dukungan Telkomsel sebagai market leader memberikan sinyal positif bagi proses lelang yang akan datang.

Komitmen operator besar untuk mengembangkan jaringan dengan spektrum baru dapat menjadi katalis bagi peningkatan kualitas layanan digital secara keseluruhan.

Keberhasilan alokasi dan utilisasi frekuensi 2,6 GHz akan menjadi salah satu penentu apakah target kecepatan internet 100 Mbps pada 2029 dapat tercapai, sekaligus menempatkan Indonesia pada peta daya saing digital regional yang lebih kuat.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU