Senin, 15 Desember 2025
Selular.ID -

RAM 16GB di Ponsel Bisa Punah pada 2026, Harga Tetap Naik

BACA JUGA

Selular.id – Tren ponsel dengan RAM besar seperti 16GB diprediksi akan hampir punah pada tahun 2026 mendatang. Kebalikannya, model dengan RAM 4GB justru akan semakin umum beredar di pasaran. Pergeseran konfigurasi memori ini merupakan strategi produsen untuk mengatasi lonjakan biaya komponen, meski dampaknya, harga ponsel ke depan tetap berpotensi lebih mahal dibandingkan model saat ini.

Bocoran dari seorang tipster di platform Naver, seperti dilansir dari sumber, mengungkapkan bahwa smartphone dengan RAM 16GB kemungkinan besar hanya akan tersisa pada beberapa model tertentu dari produsen tertentu. Sumber yang sama juga menyebutkan bahwa ponsel dengan RAM 12GB akan berkurang sekitar 40%, digantikan oleh varian dengan RAM 6GB atau 8GB. Sementara itu, model dengan RAM 8GB diprediksi bakal menyusut hingga 50%, dan ruangnya akan diisi oleh ponsel dengan konfigurasi RAM 4GB atau 6GB.

Langkah ini tidak terlepas dari tekanan kenaikan harga modul memori yang sedang terjadi secara global. Kenaikan ini sudah mulai terasa dampaknya, salah satunya pada peluncuran flagship seperti iQOO 15 di India yang harganya melonjak 33% dibandingkan generasi sebelumnya. Di pasar yang sensitif harga seperti India, menaikkan harga secara langsung akan sulit diterima konsumen jika tidak diimbangi peningkatan fitur yang signifikan. Oleh karena itu, produsen diduga akan mencari penghematan dengan menurunkan spesifikasi RAM, komponen yang harganya sedang membumbung tinggi.

Dampak Rantai Pasokan Global dan Implikasinya

Tekanan harga ini berasal dari melonjaknya permintaan memori dari berbagai industri, tidak hanya sektor smartphone. Situasi ini menciptakan kelangkaan pasokan yang akhirnya dirasakan oleh konsumen. Efeknya bahkan tidak hanya terbatas pada ponsel baru yang akan datang. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa Samsung juga berencana menaikkan harga untuk ponsel Galaxy seri A yang sudah beredar di India. Gelombang kenaikan ini bahkan merambat ke pasar PC. Laporan dari TrendForce menyebutkan merek-merek PC besar seperti Dell dan Lenovo telah mulai memberi tahu pelanggan tentang kenaikan harga yang akan datang, dengan Dell diperkirakan akan menaikkan harga PC hingga 15-20 persen.

Dalam dinamika seperti ini, strategi bertahan produsen ponsel akan sangat diperhatikan. Mengurangi RAM bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ini membantu menekan biaya produksi. Di sisi lain, konsumen mungkin merasa dirugikan karena mendapatkan spesifikasi yang lebih rendah, sementara harga jual belum tentu turun, bahkan mungkin tetap lebih tinggi daripada model saat ini. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi brand dalam menyusun portofolio produk dan strategi pemasaran, terutama untuk segmen mid-range yang sangat kompetitif.

Perkembangan teknologi perangkat lunak dan optimasi sistem operasi mungkin akan menjadi kunci penyeimbang. Produsen perlu meyakinkan pasar bahwa dengan optimasi yang baik, ponsel dengan RAM 8GB atau bahkan 6GB di tahun 2026 tetap dapat menawarkan pengalaman yang mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, untuk segmen high-end dan pengguna berat, hilangnya opsi RAM 16GB bisa menjadi berita kurang menyenangkan, terutama bagi yang mengandalkan ponsel untuk tugas multitasking berat atau gaming.

Prediksi ini juga menarik dikaitkan dengan rencana peluncuran berbagai ponsel di tahun 2026. Beberapa brand sudah bersiap dengan lini produk barunya. Seperti misalnya Vivo X200T yang siap rilis akhir Januari 2026, atau seri V70 yang juga dipersiapkan untuk tahun depan. Pertanyaannya, apakah tren pengurangan RAM ini akan memengaruhi konfigurasi dari model-model yang telah diumumkan tersebut? Perubahan strategi spesifikasi di tengah jalan bukanlah hal yang mustahil terjadi jika tekanan harga komponen terus berlanjut.

Selain Vivo, brand lain juga punya agenda padat. Portofolio Vivo terbaru di akhir 2025 menunjukkan variasi model dengan spesifikasi berbeda. Pola seperti inilah yang mungkin akan lebih banyak terlihat: lebih banyak varian dengan diferensiasi RAM dan penyimpanan untuk menjangkau berbagai segmen harga dengan lebih lincah. Sementara itu, inovasi bentuk faktor seperti ponsel lipat juga terus berjalan, meski kabar tentangnya harus disikapi hati-hati, sebagaimana Xiaomi yang membantah rencana rilis ponsel tri-fold meski ada model misterius di database.

Ke depan, industri telepon seluler diprediksi akan memasuki fase konsolidasi dan efisiensi. Produsen tidak hanya berfokus pada inovasi fitur puncak, tetapi juga pada pengelolaan biaya dan rantai pasokan yang lebih ketat. Keputusan untuk mengurangi kapasitas RAM pada banyak model mungkin hanya salah satu gejala dari kondisi pasar yang lebih besar. Konsumen akhirnya yang akan menentukan, apakah strategi ini dapat diterima, atau justru mendorong mereka untuk menahan pembelian atau beralih ke brand dengan kebijakan spesifikasi yang lebih menguntungkan.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU