Sabtu, 27 Desember 2025
Selular.ID -

Ponsel Flagship Android Tanpa Snapdragon: Pilihan yang Kini Setara

BACA JUGA

Selular.id – Pasar chipset flagship Android kini menawarkan pilihan yang lebih beragam dan kompetitif.

Jika dulu seri Snapdragon dari Qualcomm hampir menjadi satu-satunya pilihan untuk ponsel kelas atas, kini chipset Dimensity dari MediaTek hadir sebagai penantang serius di semua segmen, termasuk kelas flagship.

Beberapa model premium terbaru bahkan sudah mengusung SoC Dimensity terkini, memberikan alternatif yang layak bagi konsumen.

Lantas, apa yang bisa diharapkan dari ponsel flagship Android tanpa Snapdragon, dan adakah kompromi yang harus diterima?

Dinamika persaingan ini mencerminkan kemajuan pesat dalam industri chipset mobile. MediaTek, yang sebelumnya lebih dikenal di segmen menengah, secara konsisten meningkatkan arsitektur dan performa lini Dimensity-nya.

Hasilnya, jarak performa antara chipset unggulan kedua vendor ini semakin tipis, bahkan dalam beberapa aspek tertentu saling mengungguli.

Hal ini pada akhirnya memberikan keuntungan bagi konsumen dengan lebih banyak opsi tanpa harus mengorbankan pengalaman flagship.

Perubahan lanskap ini tidak hanya didorong oleh MediaTek. Kebangkitan lini Exynos dari Samsung juga turut memanaskan persaingan, menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan inovatif.

Dengan demikian, memilih ponsel Android flagship kini tidak lagi identik dengan memilih Snapdragon. Performa, efisiensi daya, dan fitur-fitur canggih kini bisa didapatkan dari platform chipset alternatif yang setara.

Snapdragon vs Dimensity: Pertarungan Performa Inti

Secara historis, chipset Snapdragon unggul dalam performa single-thread berkelanjutan dan optimasi multi-core.

Hal ini diterjemahkan ke dalam kecepatan membuka aplikasi, multitasking yang responsif, dan stabilitas performa di bawah beban berat.

Tradisi ini terus dipertahankan oleh Snapdragon 8 Elite Gen 5 terbaru dengan skor single-core dan multi-core yang kuat di berbagai benchmark.

Namun, MediaTek Dimensity 9500 tidak ketinggalan jauh. Dalam beberapa tes, chipset ini bahkan sedikit mengungguli Snapdragon dalam metrik tertentu.

Skor awal Geekbench 6, misalnya, menunjukkan Dimensity dapat mengungguli sedikit dalam tugas single-core, sementara hasil multi-core sangat berimbang.

Artinya, kedua chipset ini sama-sama mampu memberikan performa tingkat flagship. Untuk penggunaan sehari-hari maupun beban kerja intensif, pilihan pada kedua sisi tidak lagi berarti berkompromi.

Persaingan ketat antara kedua raksasa ini telah lama berlangsung, seperti yang pernah dibahas dalam analisis mendalam mengenai duel chipset yang menentukan masa depan smartphone Anda.

Gaming dan Grafis: Pertempuran di Medan yang Menarik

Gaming adalah area di mana pertarungan chipset menjadi sangat menarik. GPU Adreno dari Snapdragon secara tradisional unggul dalam throughput grafis mentah dan framerate yang stabil, didukung oleh suite “Elite Gaming” dan optimasi yang disesuaikan untuk game-game Android teratas.

Hal ini dapat berarti performa puncak yang sedikit lebih baik dalam game, terutama pada resolusi tinggi atau pengaturan yang menuntut.

Di sisi lain, GPU Mali-G1 Ultra pada Dimensity 9500 memberikan performa yang sangat kuat untuk sebagian besar skenario gaming dan telah menunjukkan peningkatan yang mengesankan dalam skor GPU di benchmark.

Beberapa tes dunia nyata bahkan menyoroti performa berkelanjutan yang lebih mulus selama sesi gaming panjang, berkat perilaku termal dan distribusi daya yang lebih baik.

Namun, aspek-aspek seperti thermal throttling juga terkait dengan optimasi dan solusi pendingin dari masing-masing brand ponsel. Jika prioritas Anda adalah grafis maksimal, ponsel Snapdragon mungkin masih memiliki keunggulan kecil.

Tetapi perbedaannya minimal, dan perangkat berbasis Dimensity mampu menunjukkan performa yang seimbang dan efisien.

Perbandingan performa gaming ini juga pernah terlihat pada generasi sebelumnya, seperti pada analisis Snapdragon 870 vs Dimensity 1200.

Efisiensi Daya dan Thermal: Dampak Langsung ke Baterai

Efisiensi bukan hanya tentang angka benchmark, tetapi tentang seberapa lama ponsel dapat bertahan selama penggunaan sehari-hari.

Arsitektur Dimensity 9500 menekankan campuran core berkinerja tinggi dan core efisiensi, yang sering menghasilkan operasi yang lebih dingin dan penarikan daya lebih rendah selama tugas berkelanjutan seperti gaming atau pengeditan video.

Hal ini dapat diterjemahkan menjadi masa pakai baterai dunia nyata yang lebih baik, terutama dalam penggunaan ekstensif.

Sementara itu, Qualcomm merancang chipset Snapdragon flagship-nya dengan kecepatan clock yang lebih tinggi dan core Oryon kustom, yang memberikan performa burst yang sedikit lebih baik.

Namun, ini dapat datang dengan peningkatan panas di bawah beban yang dapat memicu thermal throttling dalam beberapa skenario.

Beberapa pengguna bahkan melaporkan bahwa ponsel yang dilengkapi Snapdragon berjalan lebih hangat selama sesi gaming atau benchmarking yang diperpanjang dibandingkan dengan rekan-rekan yang ditenagai Dimensity.

AI, Kamera, dan Konektivitas: Fitur-Fitur Penentu

Performa AI dan pemrosesan kamera semakin penting dalam perangkat flagship. Baik Snapdragon 8 Elite Gen 5 maupun Dimensity 9500 mendukung NPU canggih dan pipeline ISP modern yang mampu menangani fotografi berbasis AI dan kecerdasan on-device.

Qualcomm biasanya unggul sedikit dengan NPU Hexagon dan penyetelan ISP kameranya, yang dapat menguntungkan workflow videografi high-end dan fotografi komputasional.

Namun, NPU Dimensity juga menunjukkan hasil yang kuat dan, dalam beberapa benchmark, menggunakan daya lebih rendah untuk tugas yang serupa.

Dalam hal konektivitas, Snapdragon sering memimpin dengan kecepatan modem 5G yang sedikit lebih cepat dan penanganan sinyal yang matang, tetapi Dimensity tidak jauh tertinggal dengan dukungan 5G yang kuat dan kemajuan Wi-Fi.

Persaingan fitur ini tidak hanya terjadi di kelas flagship, tetapi juga merambah ke segmen yang lebih terjangkau, seperti yang terlihat pada duel chipset kelas menengah Snapdragon 6s Gen 4 vs Dimensity 7300.

Verdict: Lebih Banyak Pilihan, Bukan Kompromi

Ponsel Android high-end tanpa Snapdragon bukan lagi pilihan kelas dua. Mereka adalah pilihan flagship yang kompetitif yang mencerminkan sejauh mana persaingan chipset Android telah berkembang.

Dengan Samsung juga merevitalisasi jajaran chip Exynos-nya, persaingan semakin ketat. Jadi, jika Anda membutuhkan performa tingkat atas, masa pakai baterai yang sangat baik, dan pengalaman gaming yang memuaskan, perangkat yang ditenagai Dimensity sangat layak dipertimbangkan dan tidak menawarkan kompromi nyata jika dibandingkan dengan flagship yang dilengkapi Snapdragon.

Era monopoli satu vendor chipset di kelas flagship Android secara perlahan telah berakhir, membuka babak baru di mana inovasi dan pilihan konsumen menjadi yang utama.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU