Selular.id – Sebuah konsep desain smartphone baru bernama Pixel Duo menawarkan pendekatan radikal terhadap tampilan perangkat. Alih-alih mengandalkan satu layar utama di bagian depan, konsep ini menampilkan dua panel layar terpisah yang memberikan pengalaman visual berbeda.
Konsep ini menantang konvensi desain smartphone modern dengan menempatkan kedua layarnya di bagian depan, bukan seperti desain dual screen pada umumnya yang menempatkan layar sekunder di bagian belakang atau samping.
Dalam dunia smartphone dengan dua layar, biasanya satu layar berfungsi sebagai panel utama, sementara layar kedua sering kali ditempatkan di bagian luar atau belakang sebagai panel penutup, seperti yang terlihat pada beberapa perangkat lipat atau flip.
Namun, konsep Pixel Duo mengambil jalan yang berbeda. Kedua layarnya berada di sisi depan perangkat, menciptakan tata letak yang benar-benar unik.
Yang membuatnya semakin menarik, kedua layar ini tidak hanya berbeda ukuran, tetapi juga menggunakan teknologi panel yang sama sekali berbeda.
Salah satu layar menggunakan panel LCD konvensional berukuran 3,5 inci. Layar ini memiliki resolusi 1280 x 800 piksel dan mendukung refresh rate 120Hz, yang menjanjikan responsivitas yang mulus untuk interaksi sehari-hari.
Sementara itu, layar kedua yang lebih besar, berukuran 5,2 inci, menggunakan teknologi E-ink dengan resolusi 1300 x 838 piksel.
Teknologi E-ink, yang terkenal dengan konsumsi daya rendah dan kenyamanan membaca yang mirip kertas, biasanya ditemukan pada perangkat e-reader. Kehadirannya di smartphone membuka kemungkinan penggunaan baru.
Kombinasi dua teknologi layar ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih spesifik.
Layar E-ink yang lebih besar dirancang untuk aktivitas membaca yang lama, seperti menelusuri artikel, e-book, atau dokumen, dengan mengurangi ketegangan mata dan menghemat daya baterai secara signifikan.
Di sisi lain, layar LCD yang lebih kecil dan responsif lebih cocok untuk tugas-tugas yang membutuhkan warna dan kecepatan, seperti menggunakan kamera sebagai viewfinder, menonton video singkat, atau melihat galeri foto.
Pendekatan ini bisa menjadi jawaban atas kebutuhan pengguna yang terbagi antara produktivitas dan multimedia.
Dari segi daya tahan baterai, konsep ini berpotensi menawarkan performa yang mengesankan.
Layar E-ink dikenal sangat hemat energi karena hanya mengonsumsi daya saat ada perubahan pada konten yang ditampilkan, tidak seperti layar LCD atau OLED yang terus-menerus menyala.
Dengan memanfaatkan layar E-ink untuk tugas-tugas statis seperti membaca, masa pakai baterai perangkat secara teoritis dapat diperpanjang jauh melampaui smartphone konvensional.
Ini merupakan nilai jual yang kuat di era di mana daya tahan baterai masih menjadi perhatian utama.
Namun, penting untuk diingat bahwa Pixel Duo saat ini masih berupa konsep.
Belum ada pengumuman resmi dari produsen manapun, termasuk Google yang memiliki lini Pixel, mengenai rencana produksi atau komersialisasi perangkat semacam ini.
Konsep-konsep desain sering kali berfungsi sebagai wadah eksplorasi ide dan teknologi, dan tidak semua akhirnya menjadi produk nyata yang dijual di pasaran.
Eksperimen dengan bentuk faktor unik seperti ini menunjukkan dinamika industri yang terus berusaha mencari inovasi di luar bentuk slab persegi panjang yang sudah umum.
Baca Juga:
Inovasi bentuk faktor dan tata letak layar terus menjadi area eksplorasi yang panas di industri smartphone.
Beberapa brand telah mencoba pendekatan berbeda, seperti smartphone dengan layar sekunder kecil di bagian belakang untuk notifikasi cepat atau selfie, atau perangkat dengan desain lipat yang dapat berubah menjadi tablet.
Konsep Pixel Duo dengan dual front display dan teknologi hybrid-nya menambah keragaman dalam eksplorasi tersebut. Ide untuk menggabungkan kelebihan dua jenis layar dalam satu perangkat mencerminkan keinginan untuk menciptakan perangkat yang lebih serbaguna dan efisien.
Penggunaan layar E-ink pada perangkat utama bukanlah hal yang sepenuhnya baru, tetapi biasanya terbatas pada ponsel feature phone tertentu atau perangkat niche seperti smartphone pendatang baru yang fokus pada ketahanan baterai.
Integrasinya ke dalam smartphone flagship konseptual seperti Pixel Duo menunjukkan potensi teknologi ini untuk diadopsi lebih luas, tidak hanya sebagai panel sampingan atau penutup, tetapi sebagai layar utama alternatif. Tren perangkat dengan banyak layar juga terlihat di segmen lain, seperti yang dilakukan Meta dalam persiapan kacamata pintar masa depannya, seperti yang pernah diulas mengenai kacamata pintar dengan dua layar.
Jika suatu hari konsep seperti Pixel Duo menjadi kenyataan, tantangan terbesarnya mungkin terletak pada optimasi perangkat lunak.
Sistem operasi harus mampu secara mulus mengalihkan konten dan aplikasi antara dua layar dengan karakteristik yang sangat berbeda—satu berwarna dan cepat, satunya monokrom dan lebih lambat dalam refresh—tanpa mengganggu pengalaman pengguna.
Selain itu, faktor ergonomis dan ketahanan perangkat dengan dua panel di depan juga perlu diuji secara menyeluruh.
Eksperimen dengan bentuk faktor yang ekstrem terus bermunculan, membuktikan bahwa ruang untuk inovasi dalam desain smartphone masih terbuka lebar.
Sebelumnya, kita juga melihat konsep-konsep menarik seperti smartphone lipat tiga dengan desain futuristik yang memperluas batasan fleksibilitas perangkat.
Konsep Pixel Duo, dengan dual front display-nya, menawarkan visi alternatif: alih-alih membuat layar yang lebih besar atau dapat dilipat, desain ini memfokuskan pada spesialisasi fungsi masing-masing layar.
Ke depan, apakah konsep hybrid seperti ini akan mendapatkan traksi di pasar masih menjadi tanda tanya. Penerimaan pasar terhadap inovasi desain sering kali tidak terduga.
Beberapa ide yang awalnya dianggap aneh akhirnya menjadi mainstream, sementara yang lain menghilang begitu saja.
Nilai utama dari kemunculan konsep seperti Pixel Duo adalah mendorong batas imajinasi tentang seperti apa seharusnya smartphone di masa depan, mengajak industri untuk berpikir di luar kotak konvensional yang sudah ada.
Perkembangan selanjutnya dari ide ini, jika ada, tentu akan menjadi sorotan bagi para penggemar teknologi dan desain produk.




