Rabu, 17 Desember 2025
Selular.ID -

Netflix Anggap Remeh Dampak Hostile Bid Take Over Dari Paramount Kepada Warner Bros

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Netflix menegaskan kembali komitmennya terhadap transaksi yang telah disepakati dengan Warner Bros. Discovery (WBD).

Raksasa streaming itu, meremehkan dampak tawaran yang diajukan oleh pesaing terdekatnya Paramount, serta meningkatnya pertanyaan seputar persetujuan regulasi.

Dalam surat kepada karyawan, CEO bersama Netflix, Greg Peters dan Ted Sarandos, mengatakan bahwa sikap perusahaan terhadap penggabungan tersebut “tidak berubah”, dengan alasan bahwa hal itu akan “menawarkan lebih banyak pilihan dan nilai kepada konsumen” dan “mendorong pertumbuhan jangka panjang kami”.

Awal bulan ini, perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California itu, mencapai kesepakatan senilai $72 miliar dengan WBD untuk studio TV, film, dan aset streaming-nya.

Namun beberapa hari kemudian, Paramount meluncurkan tawaran pengambilalihan paksa (hostile bid take over) senilai $108,4 miliar untuk seluruh aset perusahaan, dengan alasan kesepakatan Netflix menawarkan “nilai yang lebih rendah dan tidak pasti”.

Peters dan Sarandos menggambarkan langkah pesaingnya itu sebagai “sepenuhnya diharapkan”, tetapi menekankan bahwa Netflix memiliki “kesepakatan yang solid”.

Mengenai pengawasan regulasi, para eksekutif mengatakan mereka tetap yakin akan mendapatkan persetujuan.

Alasannya, akuisisi terhadap WBD “sangat baik untuk pemegang saham kami, sangat baik untuk konsumen, dan merupakan cara yang ampuh untuk menciptakan dan melindungi lapangan kerja di industri ini”.

Mereka menunjuk pada data dari perusahaan pengukuran audiens media Amerika, Nielsen, yang menunjukkan bahwa pangsa penonton Netflix di AS akan meningkat dari 8 persen menjadi 9 persen setelah transaksi. Angka itu diklaim “masih jauh di belakang YouTube (13 persen) dan potensi kombinasi Paramount/WBD (14 persen)”.

Namun, para pengacara memperingatkan bahwa regulator mungkin tidak menganggap Netflix dan YouTube sebagai pesaing langsung, mengingat perbedaan dalam konten dan model bisnis mereka, seperti yang dilaporkan Reuters.

Di sisi lain, Netflix juga meredakan kekhawatiran tentang pemutusan hubungan kerja, dengan menyatakan bahwa WBD akan membawa “bisnis dan kemampuan yang tidak kami miliki”, sehingga “tidak akan ada tumpang tindih atau penutupan studio”.

Grup tersebut mengatakan bahwa tim internal khusus sedang mengelola transaksi tersebut sementara bisnis yang lebih luas tetap fokus pada ambisi pertumbuhan jangka panjangnya.

Baca Juga:

Donald Trump Pegang Kartu Truf

Kesepakatan ini memang belum tuntas, dan menghadapi pengawasan regulator. Presiden AS Donald Trump bahkan mengatakan ia akan terlibat dalam keputusan tersebut.

Reuters melaporkan pada Senin (8/12), setelah seorang pejabat senior dari pemerintahan Trump mengatakan bahwa mereka memandang kesepakatan itu dengan “skeptisisme yang mendalam.”

Trump tidak menyebut apakah ia mendukung atau menolak merger tersebut. Namun ia memberi sinyal adanya isu persaingan usaha yang perlu diperhatikan.

“Beberapa ekonom akan menjawabnya. Namun, pangsa pasarnya besar. Tidak diragukan lagi itu bisa menjadi masalah,” ujar Trump.

Pernyataan Trump menegaskan bahwa ia memegang kartu truf terhadap aksi korporasi yang mengguncang industri hiburan global itu.

Pernyataan Trump, merujuk pada skala transaksi yang sangat besar, dan dampaknya terhadap persaingan industri hiburan dinilai signifikan, terutama di tengah kompetisi layanan streaming yang semakin intens.

Jika Trump menyetujui, kesepakatan ini akan menyerahkan kendali atas salah satu studio tertua di Hollywood kepada perusahaan streaming terbesar di dunia.

Namun Trump perlu berhati-hati dalam mengambill keputusan. Pasalnya, belum apa-apa langkah pengambilalihan WBD oleh Netflix telah mendapatkan banyak penolakan.

Salah satunya datang dari Cinema United, sebuah organisasi perdagangan yang mewakili lebih dari 60.000 bioskop di seluruh dunia.

Pada Senin (8/12), Cinema United mengumumkan penolakan mereka terhadap kesepakatan Netflix-WBA, dengan alasan akan berisiko kehilangan 25% pendapatan box office domestik tahunan jika film-film yang secara tradisional mendapatkan “rilis teater yang kuat” dari Warner Bros menghilang dari bioskop.

Netflix, menurut organisasi tersebut, telah memberikan “rilis teater simbolis” untuk beberapa film, sementara sebagian besar langsung masuk ke platform streaming mereka.

“Akuisisi Warner Bros yang diusulkan oleh Netflix menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi bisnis bioskop global,” kata Presiden dan CEO Cinema United, Michael O’Leary, dalam sebuah pernyataan.

“Dampak negatif dari akuisisi ini akan berdampak pada bioskop, mulai dari sirkuit terbesar hingga bioskop independen satu layar di kota-kota kecil di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.”

Para regulator “harus mencermati secara saksama detail spesifik dari transaksi yang diusulkan ini dan memahami dampak negatifnya terhadap konsumen, bioskop, dan industri hiburan,” tegas O’Leary.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU