Senin, 1 Desember 2025
Selular.ID -

Microsoft Peringatkan Fitur AI Windows 11 Bisa Instal Malware

BACA JUGA

[adrotate banner="10"]

Selular.id – Microsoft mengeluarkan peringatan keamanan serius untuk pengguna Windows 11 terkait fitur kecerdasan buatan eksperimental yang berpotensi memicu instalasi malware tanpa disadari.

Peringatan resmi ini disampaikan melalui dokumentasi program Windows Insider, menyoroti risiko dari teknologi “agentic OS” yang sedang dikembangkan perusahaan.

Fitur AI tersebut dirancang sebagai agen otomatis yang dapat menjalankan berbagai tugas sistem.

Microsoft menjelaskan bahwa agen ini memiliki akses luas ke folder pengguna seperti Documents, Downloads, Desktop, serta kemampuan menjalankan aplikasi dan memodifikasi sistem.

Akses yang komprehensif inilah yang membuka celah keamanan potensial jika pengguna mengaktifkannya tanpa memahami konsekuensinya.

[adrotate banner="10"]

Dalam dokumen teknisnya, Microsoft mengidentifikasi teknik cross-prompt injection atau XPIA sebagai ancaman utama.

Teknik ini memanipulasi agen AI melalui perintah terselubung yang disisipkan dalam dokumen, skrip, atau elemen antarmuka yang tampak normal.

“Serangan XPIA dapat terjadi meskipun pengguna tidak berniat menjalankan perintah berbahaya. Konten yang tampaknya tidak berbahaya dapat memengaruhi keputusan agen AI,” jelas perusahaan dalam pernyataannya.

Microsoft menegaskan bahwa fitur AI ini masih bersifat eksperimental dan tidak aktif secara default.

Pengguna yang ingin mencobanya harus mengaktifkannya melalui akun administrator, dan keputusan ini akan berlaku untuk semua akun di perangkat yang sama.

Hingga saat ini, belum ada aplikasi publik yang sepenuhnya memanfaatkan kemampuan agentic tersebut.

Mekanisme Mitigasi dan Perlindungan

Sebagai langkah pengamanan, Microsoft menerapkan beberapa protokol keamanan.

Setiap tindakan yang dilakukan agen AI harus melalui persetujuan pengguna terlebih dahulu, dan seluruh aktivitasnya akan tercatat dalam sistem audit.

Perusahaan juga menekankan pentingnya isolasi proses untuk meminimalkan dampak jika terjadi penyalahgunaan.

Pavan Davuluri, Head of Windows and Surface, menanggapi kekhawatiran keamanan dengan menyatakan, “Kami memahami bahwa kata-kata saja tidak cukup. Kami berkomitmen meningkatkan keamanan seiring berkembangnya fitur AI di Windows.” Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai kritik mengenai bug dan risiko keamanan fitur AI generatif di Windows.

Namun, para pengamat keamanan yang dikutip BGR menilai upaya mitigasi Microsoft belum sepenuhnya menghilangkan risiko.

Celah serangan XPIA dinilai sangat berbahaya karena memanfaatkan perilaku pengguna yang sering kali tidak menyadari asal-usul file atau konten yang dibuka.

Dokumen biasa seperti PDF atau halaman web dapat menyisipkan instruksi tersembunyi yang kemudian dijalankan oleh agen AI.

Microsoft memberikan rekomendasi keamanan praktis bagi pengguna.

Perusahaan menyarankan untuk berhati-hati sebelum mengaktifkan fitur AI eksperimental, menggunakan perlindungan bawaan seperti Microsoft Defender, serta menghindari dokumen yang tidak dikenal atau mencurigakan.

Pengguna juga disarankan untuk mempertimbangkan solusi keamanan tambahan seperti yang ditawarkan oleh Lexar dengan SSD Portable TouchLock yang dilengkapi keamanan NFC.

Perkembangan AI di sistem operasi memang membawa manfaat efisiensi namun sekaligus risiko keamanan yang perlu diwaspadai.

Microsoft mengingatkan bahwa pengguna harus lebih waspada terhadap akses yang diberikan kepada sistem otomatis.

Kesadaran keamanan digital menjadi kunci penting, tidak hanya untuk pengguna Windows tetapi juga dalam konteks yang lebih luas seperti yang tercermin dalam aplikasi pantau HP anak untuk keamanan digital keluarga.

Sementara teknologi terus berkembang, termasuk inovasi seperti GameHub yang memudahkan main game Windows di Android, tantangan keamanan siber tetap menjadi perhatian utama.

Microsoft berjanji akan terus menyempurnakan fitur keamanan seiring dengan evolusi teknologi AI di Windows, meskipun timeline penyempurnaan tersebut belum diumumkan secara detail.

Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya integrasi AI dalam berbagai aspek komputasi modern.

Microsoft tampaknya ingin bersikap transparan tentang risiko yang menyertai inovasi teknologi terbarunya, sambil tetap melanjutkan pengembangan fitur-fitur canggih untuk Windows 11.

Perusahaan berkomitmen untuk menemukan keseimbangan antara kemudahan penggunaan dan keamanan sistem dalam era komputasi yang semakin otomatis.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU