Sabtu, 6 Desember 2025
Selular.ID -

Laporan Baru: Exynos 2600 Belum Masuk Produksi Massal, Garansi Galaxy S26?

BACA JUGA

Selular.id – Kemajuan produksi chipset Exynos 2600, prosesor 2 nanometer (nm) pertama Samsung yang diisukan bakal menggerakkan sebagian lini Galaxy S26, kembali dipertanyakan. Laporan terbaru dari media Korea Money Today menyebut chipset andalan tersebut belum memasuki fase produksi massal, bertolak belakang dengan klaim-klaim sebelumnya yang menyebut Samsung sudah memulai produksi sejak akhir September lalu.

Informasi ini muncul di tengah persiapan Samsung untuk meluncurkan seri Galaxy S26 yang dijadwalkan pada Februari 2026. Jika laporan tersebut akurat, maka ada potensi risiko penundaan atau keterbatasan pasokan untuk seri flagship mendatang tersebut. Sebelumnya, beredar kabar bahwa Qualcomm Kuasai 75% Chipset Galaxy S26, Exynos 2600 Cuma 25%, yang menunjukkan ketergantungan Samsung pada pemasok eksternal jika produksi internal terkendala.

Pada akhir September lalu, sejumlah laporan industri menyebut Samsung sudah memulai produksi massal Exynos 2600 dengan yield (tingkat hasil bagus) awal sekitar 50%. Trailer resmi yang diluncurkan Samsung untuk chipset generasi baru ini juga memperkuat kesan bahwa proses manufaktur skala penuh telah berjalan. Namun, Money Today kini menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi Samsung dalam proses litografi 2nm Gate-All-Around (GAA) yang masih sangat baru ini.

Mengejar Yield Tinggi untuk Efisiensi Biaya

Alasan di balik belum dimulainya produksi massal, jika laporan ini benar, kemungkinan terkait dengan upaya Samsung meningkatkan yield. Sasaran perusahaan adalah menstabilkan yield proses 2nm GAA hingga mencapai 70% pada akhir 2025. Yield yang lebih tinggi berarti lebih sedikit unit chip yang cacat, yang secara langsung berdampak pada penurunan biaya produksi per unit. Strategi ini sejalan dengan analisis sebelumnya yang menyebut Exynos 2600 Tekan Biaya Produksi Galaxy S26 hingga $30 per Unit.

Peningkatan yield menjadi sangat krusial mengingat harga memori DRAM dan NAND flash mulai merangkak naik. Dengan mengoptimalkan produksi chipset, Samsung dapat mengimbangi kenaikan biaya komponen lainnya dan menjaga margin keuntungan. Meski demikian, penundaan produksi massal berisiko mempersempit jendela waktu untuk memastikan ketersediaan chip yang cukup sebelum masa produksi Galaxy S26 dimulai.

Kontradiksi dengan Pencapaian dan Pesanan yang Sudah Diraih

Laporan dari Money Today ini agak bertolak belakang dengan sejumlah pencapaian bisnis yang telah diumumkan Samsung terkait teknologi 2nm-nya. Perusahaan asal Korea Selatan itu dikabarkan telah mendapatkan pesanan chip 2nm GAA dari dua produsen peralatan kripto asal Tiongkok, serta menandatangani kesepakatan senilai miliaran dolar dengan Tesla. Pencapaian ini sulit diraih jika teknologi manufakturnya belum siap diproduksi.

Selain itu, Samsung juga telah mempublikasikan angka kinerja dan efisiensi resmi untuk node 2nm GAA-nya. Publikasi data teknis semacam ini biasanya mengindikasikan bahwa teknologi telah matang dan melewati tahap validasi, yang seringkali berjalan paralel atau mendahului produksi massal. Keberhasilan Samsung dalam mengintegrasikan modem 5G pada desain awal juga menunjukkan progres yang signifikan.

Dengan jadwal peluncuran Galaxy S26 yang semakin dekat, industri memantau apakah Samsung akan mampu menyinkronkan timeline produksi chipset dengan siklus produksi smartphone flagship-nya. Kegagalan memenuhi target ini tidak hanya berdampak pada seri Galaxy S26, tetapi juga dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan korporat lainnya yang telah memesan chip 2nm dari Samsung Foundry.

Skenario yang mungkin terjadi adalah Samsung telah memulai produksi dalam skala terbatas atau pra-massal untuk pengujian dan validasi lebih lanjut, sambil terus mengoptimalkan yield di jalur produksi. Langkah ini wajar dalam pengembangan node proses yang sekompleks 2nm GAA. Namun, ketiadaan produksi massal hingga saat ini tetap menjadi sinyal untuk diawasi, mengingat waktu yang tersisa sebelum kuartal pertama 2026 berjalan.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU