Senin, 1 Desember 2025
Selular.ID -

Daftar 10 Titik Internet SATRIA-1 di Lokasi Banjir Sumatra

BACA JUGA

[adrotate banner="10"]

Selular.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyediakan layanan internet satelit SATRIA-1 di 10 lokasi terdampak banjir bandang di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Langkah darurat ini bertujuan memulihkan konektivitas di wilayah yang infrastruktur komunikasinya terputus akibat bencana.

Tim BAKTI Komdigi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim Search and Rescue (SAR), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengirimkan perangkat ke titik-titik pemasangan.

Layanan internet SATRIA-1 ditargetkan segera beroperasi untuk mempercepat pemulihan komunikasi di daerah bencana.

Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menegaskan penyediaan akses internet darurat menjadi prioritas utama.

[adrotate banner="10"]

“Ketika jaringan komunikasi terputus, SATRIA-1 hadir sebagai penyelamat. Dengan cara ini, warga dapat kembali terhubung meskipun infrastruktur konektivitas sedang mengalami gangguan,” ujar Meutya dalam keterangan resmi, Minggu (30/11/2025).

SATRIA-1: Solusi Konektivitas di Daerah Terpencil dan Bencana

Satelit SATRIA-1 yang beroperasi sejak tahun lalu memang dirancang khusus untuk menjangkau wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) serta area yang sulit diakses, termasuk saat terjadi bencana besar.

Kemampuannya menyediakan koneksi internet tanpa bergantung pada infrastruktur darat membuat SATRIA-1 menjadi solusi ideal dalam situasi darurat seperti banjir bandang yang melanda Sumatra.

Meutya juga mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Dia meminta warga memanfaatkan akses internet yang disediakan untuk memperoleh informasi resmi dan terhindar dari berita hoax yang kerap beredar pasca-bencana.

10 Titik Pemasangan Layanan Internet SATRIA-1

Kominfo menetapkan 10 lokasi strategis untuk pemasangan layanan internet SATRIA-1 yang tersebar di tiga provinsi terdampak banjir bandang.

Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan aksesibilitas dan jumlah pengungsi yang membutuhkan koneksi internet.

Berikut daftar lengkap 10 titik pemasangan layanan internet SATRIA-1:

  • Bandara Pinangsori/Dr. Fredric Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
  • SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
  • Dekat Masjid Baitul Gafur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh
  • Command Center, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh
  • Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe, Aceh
  • Kota Langsa, Aceh
  • Kabupaten Aceh Timur, Aceh
  • Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh
  • Jorong Bukik Malanca, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatra Barat
  • UPT BNPB Regional Sumatra Barat, Kota Padang, Sumatra Barat

Penyebaran titik-titik ini mencakup berbagai fasilitas publik seperti bandara, sekolah, kantor pemerintah, dan pusat koordinasi bencana.

Hal ini memastikan akses internet dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan, mulai dari petugas darurat, relawan, hingga pengungsi yang membutuhkan informasi terkini.

Kehadiran SATRIA-1 di lokasi-lokasi strategis ini diharapkan dapat mendukung koordinasi penanganan bencana yang lebih efektif.

Tim SAR dan BNPB dapat berkomunikasi lebih lancar, sementara warga terdampak dapat menghubungi keluarga dan mengakses informasi resmi tentang perkembangan situasi.

Sebelumnya, Prabowo memilih teknologi internet murah dan tidak menggunakan Starlink untuk program konektivitas nasional.

Keputusan ini sejalan dengan pemanfaatan SATRIA-1 yang memang dirancang sebagai solusi internet satelit dalam negeri dengan biaya lebih terjangkau.

Peran Strategis SATRIA-1 dalam Penanganan Bencana

SATRIA-1 bukan sekadar proyek internet satelit biasa. Satelit ini memiliki misi khusus untuk menyediakan konektivitas di daerah-daerah yang selama ini kesulitan mengakses internet.

Kemampuannya menyediakan bandwidth tinggi dengan jangkauan luas membuat SATRIA-1 menjadi aset strategis nasional, terutama dalam situasi darurat bencana.

Dalam konteks penanganan banjir bandang di Sumatra, SATRIA-1 berperan sebagai backbone komunikasi ketika infrastruktur telekomunikasi darat mengalami kerusakan parah.

Banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga menimbulkan kerusakan pada menara BTS dan jaringan fiber optik.

Meutya Hafid menekankan bahwa satelit SATRIA-1 memang dirancang dengan kemampuan khusus untuk situasi seperti ini.

“Desain SATRIA-1 memungkinkan penyediaan koneksi internet cepat meskipun infrastruktur darat tidak berfungsi. Ini yang membuatnya cocok untuk penanganan darurat bencana,” jelasnya.

Program internet satelit pemerintah ini juga sejalan dengan rencana Prabowo menyiapkan internet murah untuk sekolah di seluruh Indonesia.

Meski fokus utamanya berbeda, kedua program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan teknologi satelit untuk pemerataan akses internet.

Koordinasi Multisektor untuk Keberhasilan Implementasi

Keberhasilan penyediaan layanan internet SATRIA-1 di lokasi bencana tidak lepas dari koordinasi erat antara Kominfo dengan berbagai instansi terkait.

Kolaborasi dengan BNPB, Tim SAR, dan TNI memastikan perangkat dapat diangkut dan dipasang di lokasi-lokasi yang tepat, meskipun kondisi medan yang sulit pasca-banjir bandang.

BNPB sebagai leading sector penanganan bencana memberikan data dan analisis tentang lokasi-lokasi yang paling membutuhkan koneksi internet.

Sementara TNI dan Tim SAR bertugas memastikan perangkat dapat sampai ke lokasi yang seringkali sulit dijangkau akibat rusaknya infrastruktur transportasi.

Koordinasi ini mencerminkan pendekatan holistik dalam penanganan bencana, di mana pemulihan komunikasi dianggap sebagai elemen kritis yang tidak kalah penting dengan bantuan logistik dan evakuasi.

Tanpa komunikasi yang lancar, koordinasi bantuan dan distribusi informasi menjadi terhambat.

Pemanfaatan SATRIA-1 dalam situasi bencana ini juga menjadi uji coba nyata kemampuan satelit tersebut.

Sebelumnya, sempat muncul pertanyaan tentang nasib SATRIA-1 menyusul rencana masuknya layanan internet Starlink.

Namun, respon cepat Kominfo dalam penanganan bencana ini membuktikan bahwa SATRIA-1 tetap relevan dan memiliki peran strategis.

Dampak Positif bagi Masyarakat Terdampak

Penyediaan akses internet darurat melalui SATRIA-1 membawa dampak positif langsung bagi masyarakat terdampak banjir bandang.

Warga yang sebelumnya terisolasi akibat putusnya jaringan komunikasi kini dapat kembali terhubung dengan dunia luar.

Bagi pengungsi yang mengungsi di posko-posko darurat, akses internet memungkinkan mereka menghubungi keluarga yang berada di luar daerah bencana.

Mereka juga dapat mengakses informasi resmi dari pemerintah tentang perkembangan penanganan bencana, lokasi distribusi bantuan, dan perkiraan cuaca.

Bagi petugas medis dan relawan, koneksi internet yang stabil sangat penting untuk koordinasi evakuasi, pendataan korban, dan permintaan bantuan medis.

Telemedicine menjadi mungkin dilakukan meskipun di lokasi bencana, memungkinkan konsultasi dengan dokter spesialis yang berada di kota lain.

Anak-anak pengungsi juga dapat memanfaatkan akses internet untuk mengikuti pembelajaran daring, meskipun sementara mengungsi.

Hal ini mengurangi dampak psikologis bencana dan memastikan hak pendidikan mereka tetap terpenuhi.

Ke depan, pengalaman implementasi SATRIA-1 dalam penanganan bencana ini dapat menjadi blueprint untuk respon darurat di masa datang.

Pola yang sama dapat diterapkan di berbagai daerah rawan bencana lainnya di Indonesia, mengingat negara kita berada di ring of fire dengan frekuensi bencana alam yang cukup tinggi.

Kominfo berkomitmen terus mengoptimalkan pemanfaatan SATRIA-1 tidak hanya untuk daerah 3T, tetapi juga sebagai bagian dari sistem penanganan darurat bencana nasional.

Sinergi antara teknologi satelit dengan penanganan bencana diharapkan dapat meminimalisir dampak dan mempercepat pemulihan pasca-bencana di masa depan.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU