Rabu, 10 Desember 2025
Selular.ID -

Komdigi Panggil Telkom Bahas Rencana Pembentukan InfraCo

BACA JUGA

Selular.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan segera memanggil PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) untuk membahas rencana pembentukan entitas infrastruktur baru yang disebut InfraCo.

Langkah ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Komdigi, khususnya dalam mempercepat konektivitas digital di seluruh Indonesia.

Menteri Komdigi Meutya Hafid menegaskan bahwa inisiatif InfraCo masih berupa rencana internal Grup Telkom yang akan diputuskan lebih lanjut.

“Ini rencana Telkom yang akan nanti diputuskan dalam grup mereka. Jadi, masih berupa rencana dan dalam waktu dekat kami akan panggil,” ujarnya dalam forum ruang diskusi bersama Komisi I DPR RI, Selasa (9/12/2025).

Pemanggilan tersebut bertujuan untuk melihat kesesuaian rencana InfraCo dengan agenda prioritas Komdigi, terutama dalam mendukung tugas-tugas utama terkait pemerataan konektivitas.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyambut positif rencana pembentukan InfraCo ini.

Menurutnya, entitas baru dari Telkom tersebut berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap program infrastruktur digital pemerintah.

“Saya kira mudah-mudahan itu bisa ikut membantu pelaksanaan RPJMN-nya Komdigi dalam soal infrastruktur,” katanya dalam forum yang sama.

Dukungan dari legislatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong investasi dan inovasi di sektor telekomunikasi.

Rencana pembentukan InfraCo ini bukanlah hal yang muncul tiba-tiba.

Ia merupakan bagian dari transformasi besar yang sedang dijalankan Telkom melalui anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), yang beroperasi dengan brand Infranexia.

Infranexia dirancang sebagai penyedia jaringan dan layanan telekomunikasi melalui skema network sharing, di mana aset-aset infrastruktur Telkom yang belum optimal penggunaannya akan dibuka aksesnya untuk operator telekomunikasi lain.

Proses pemindahan aset infrastruktur Telkom ke Infranexia telah berjalan cukup signifikan.

Menurut Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, pada fase pertama, sekitar 60% aset yang direncanakan telah berhasil dialihkan.

“Fase satu, sudah 60% dari aset Telkom ke Infranexia. Harapannya, di semester I/2026 bisa selesaikan sisanya,” kata Seno dalam acara Business Update Strategy TLKM.

Target penyelesaian penuh proses ini adalah pada paruh pertama tahun 2026.

Dengan gross asset yang dilaporkan mencapai lebih dari Rp130 triliun, Infranexia diproyeksikan bukan hanya sebagai wadah aset pasif, melainkan mesin pendapatan baru bagi Telkom.

Seno bahkan menyebut Infranexia berpotensi menjadi “The Next Telkomsel” berkat nilai asetnya yang sangat besar dan model bisnisnya yang inovatif.

Transformasi ini menegaskan visi Telkom untuk menjadikan Infranexia sebagai platform pertumbuhan dan inovasi di era digital.

Setelah proses pemisahan aset secara legal selesai, Telkom memiliki beberapa opsi strategis untuk mengembangkan InfraCo.

Dua opsi utama yang sedang dipertimbangkan adalah melakukan initial public offering (IPO) di bursa efek atau menggandeng mitra strategis dari dalam maupun luar negeri.

Persiapan menuju keputusan final ini mencakup penyempurnaan struktur legal, penguatan aspek finansial, serta penyusunan tata kelola perusahaan yang atraktif bagi investor jangka panjang.

Pembahasan antara Komdigi dan Telkom mengenai InfraCo ini menjadi momen penting untuk menyelaraskan strategi korporasi dengan agenda nasional.

Konektivitas digital yang merata dan berkualitas merupakan tulang punggung transformasi digital Indonesia, yang tercantum dalam RPJMN.

Dengan sumber daya dan pengalaman Telkom, InfraCo diharapkan dapat menjadi katalis untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.

Langkah strategis Telkom ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan legislatif.

Sebelumnya, Komisi I DPR RI juga telah menyatakan dukungan terhadap langkah-langkah restrukturisasi dan spin-off aset yang dilakukan Telkom, yang dinilai sebagai langkah progresif untuk meningkatkan efisiensi dan nilai perusahaan.

Dukungan politik ini penting untuk menciptakan kepastian regulasi dan iklim investasi yang kondusif.

Menyongsong Masa Depan Infrastruktur Digital

Rencana pembentukan InfraCo oleh Telkom sejalan dengan tren global di industri telekomunikasi, di mana pemisahan unit infrastruktur (spin-off) menjadi strategi umum untuk mengoptimalkan nilai aset dan menarik investasi khusus.

Model bisnis Infranexia yang mengusung network sharing diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih efisien, mengurangi duplikasi investasi, dan pada akhirnya menurunkan biaya layanan bagi konsumen akhir.

Keberhasilan Infranexia juga akan berkontribusi pada kinerja keseluruhan TelkomGroup.

Dalam beberapa laporan terakhir, Telkom telah menunjukkan kinerja yang solid dan optimisme terhadap pertumbuhan berkelanjutan, didorong oleh diversifikasi bisnis dan efisiensi operasional.

Penciptaan mesin pertumbuhan baru seperti Infranexia diharapkan dapat memperkuat fondasi tersebut.

Selain jaringan kabel serat optik (fiber) dan menara telekomunikasi (BTS), aset infrastruktur digital juga mencakup data center.

Telkom, melalui anak usahanya, juga aktif mengembangkan pusat data hyperscale, seperti NeutraDC Nxera di Batam, yang menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur digital end-to-end.

InfraCo kedepannya berpotensi mengkonsolidasikan dan mengelola portofolio aset infrastruktur yang lebih luas ini.

Komitmen Telkom dalam menjaga ketahanan infrastruktur digital juga telah diuji dalam berbagai momen, seperti saat menjamin kelancaran layanan selama periode libur panjang seperti Idulfitri.

Pengalaman operasional dan keandalan ini menjadi modal berharga jika InfraCo nantinya diberi mandat untuk mendukung infrastruktur digital nasional.

Pertemuan yang akan datang antara Kominfo dan jajaran direksi Telkom diprediksi akan membahas detail teknis, model kemitraan, serta skema kontribusi InfraCo terhadap target-target konektivitas nasional.

Hasil dari pembahasan ini akan menentukan peta jalan dan waktu eksekusi dari rencana strategis tersebut.

Perkembangan ini tentu akan menjadi perhatian bagi pasar modal dan pelaku industri telekomunikasi di Indonesia.

Dengan aset yang masif dan dukungan dari regulator serta legislatif, langkah Telkom membentuk InfraCo melalui Infranexia berpotensi mengubah lanskap infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

Jika dijalankan dengan tata kelola yang baik, entitas baru ini tidak hanya akan menciptakan nilai bagi pemegang saham Telkom, tetapi juga mempercepat terwujudnya cita-cita Indonesia yang terhubung secara digital.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU

Perbedaan Vivo X300 dan X300 Pro