Selular.id – Kecepatan internet mobile Indonesia akhirnya berhasil menembus angka 50 Mbps di akhir tahun 2025.
Berdasarkan data Speedtest Global Index per November 2025, kecepatan download internet seluler di Tanah Air tercatat mencapai 50.77 Mbps, dengan kecepatan upload sebesar 16.73 Mbps.
Pencapaian ini menjadi titik terang setelah kecepatan sempat stagnan di kisaran 40 Mbps sepanjang tahun.
Data terbaru menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan catatan pada Maret 2025, di mana kecepatan download internet mobile Indonesia hanya berada di angka 40.37 Mbps dengan kecepatan upload 14.98 Mbps.
Lonjakan sekitar 10 Mbps dalam kurun waktu delapan bulan ini mengindikasikan adanya percepatan dalam pengembangan infrastruktur jaringan seluler di dalam negeri.
Meski menunjukkan tren positif, posisi Indonesia di kancah regional masih perlu perbaikan.
Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, kecepatan internet mobile Indonesia masih tertinggal.
Filipina, misalnya, mencatatkan kecepatan 54.39 Mbps, sementara Thailand jauh melesat dengan angka 136.91 Mbps.
Peringkat teratas dipegang oleh Brunei Darussalam dengan kecepatan fantastis 226.92 Mbps, diikuti Singapura (195.65 Mbps) dan Vietnam (160.50 Mbps).
Baca Juga:
Berikut daftar lengkap kecepatan internet mobile negara-negara ASEAN per November 2025:
- Brunei Darussalam: 226.92 Mbps
- Singapura: 195.65 Mbps
- Vietnam: 160.50 Mbps
- Malaysia: 141.18 Mbps
- Thailand: 136.91 Mbps
- Filipina: 54.39 Mbps
- Indonesia: 50.77 Mbps
- Kamboja: 50.18 Mbps
- Laos: 47.18 Mbps
- Myanmar: –
Fixed Broadband Masih Jadi Pekerjaan Rumah
Sementara kecepatan internet mobile menunjukkan kemajuan, performa fixed broadband Indonesia justru masih jauh tertinggal.
Data yang sama dari Speedtest Global Index mencatat kecepatan fixed broadband Indonesia per November 2025 hanya sebesar 43.18 Mbps.
Angka ini bahkan lebih rendah dari kecepatan internet mobile yang baru saja mencapai 50.77 Mbps.
Ketertinggalan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.
Singapura memimpin dengan kecepatan fixed broadband mencapai 407.05 Mbps, disusul Thailand (275.26 Mbps) dan Vietnam (273.64 Mbps).
Posisi Indonesia berada di peringkat bawah, hanya unggul dari Kamboja (48.82 Mbps), Laos (52.34 Mbps), dan Myanmar (28.47 Mbps).
Daftar kecepatan fixed broadband negara ASEAN per November 2025 adalah sebagai berikut:
- Singapura: 407.05 Mbps
- Thailand: 275.26 Mbps
- Vietnam: 273.64 Mbps
- Malaysia: 162.39 Mbps
- Filipina: 107.95 Mbps
- Brunei Darussalam: 85.53 Mbps
- Laos: 52.34 Mbps
- Kamboja: 48.82 Mbps
- Indonesia: 43.18 Mbps
- Myanmar: 28.47 Mbps
Rendahnya kecepatan fixed broadband ini menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk mendukung aktivitas digital yang membutuhkan koneksi stabil dan berkecepatan tinggi, seperti industri kreatif digital dan VTuber yang sedang berkembang pesat.
Pemahaman mengenai perbedaan teknologi seperti FTTH, FWA, dan mobile menjadi krusial bagi konsumen dan pelaku usaha dalam memilih layanan yang tepat.
Peta Kecepatan Internet Global dan Proyeksi ke Depan
Secara global, Uni Emirat Arab masih memimpin klasemen kecepatan internet mobile dengan angka download mencapai 672.68 Mbps.
Mereka juga mencatatkan kecepatan fixed broadband sebesar 356.24 Mbps.
Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Qatar (542.56 Mbps) dan Kuwait (398.66 Mbps) untuk kecepatan internet mobile.
Pencapaian Indonesia yang menembus 50 Mbps untuk internet mobile patut diapresiasi, namun perjalanan untuk mengejar ketertinggalan masih panjang.
Upaya pemerintah melalui lelang frekuensi baru, seperti spektrum 2,6 GHz, diharapkan dapat mendorong ekspansi jaringan 5G yang lebih masif.
Operator telekomunikasi juga terus berinovasi, seperti yang terlihat dari strategi bisnis XL Axiata (EXCL) yang fokus pada penguatan layanan mobile, enterprise, dan home untuk tahun 2026.
Peningkatan kecepatan internet, baik mobile maupun fixed broadband, bukan hanya tentang angka statistik.
Ini merupakan fondasi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital, meningkatkan produktivitas, dan membuka akses terhadap berbagai peluang baru di era yang semakin terhubung.
Perhatian serius terhadap kedua sisi konektivitas ini akan menentukan seberapa cepat Indonesia dapat berlari di lintasan digital global.




