Rabu, 17 Desember 2025
Selular.ID -

iRobot Bangkrut, Kendali Roomba Beralih ke Pemasok Utama China

BACA JUGA

Selular.id – iRobot Corp., perusahaan di balik robot penyedot debu populer Roomba, secara resmi mengajukan kebangkrutan.

Langkah ini diambil setelah perusahaan asal Massachusetts, Amerika Serikat, itu mencapai kesepakatan restrukturisasi yang akan menyerahkan kendali penuh kepada Shenzhen PICEA Robotics Co., pemasok utama sekaligus pemberi pinjamannya dari China, bersama Santrum Hong Kong Co.

Perusahaan mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 di Pengadilan Distrik Delaware pada 14 Desember 2025.

Dalam pernyataan tertulisnya, iRobot menjelaskan bahwa restrukturisasi ini dirancang untuk memungkinkan perusahaan tetap beroperasi sebagai entitas yang berkelanjutan.

Dengan demikian, komitmen kepada karyawan dapat dipenuhi dan pembayaran kepada pemasok serta kreditor lain akan dilakukan tepat waktu dan penuh selama proses yang diawasi pengadilan berlangsung.

Rencana restrukturisasi yang diusulkan akan mengakibatkan Shenzhen PICEA Robotics menerima seluruh saham ekuitas di perusahaan yang direorganisasi.

Sebagai konsekuensinya, saham biasa iRobot yang saat ini beredar akan dihapuskan.

Peralihan kepemilikan ini menandai babak baru bagi pionir robotika konsumen yang pernah mendominasi pasar robot vacuum dengan produk ikonik Roomba-nya.

Keputusan untuk mengajukan Chapter 11 bukanlah kejutan yang datang tiba-tiba.

iRobot telah menghadapi tekanan keuangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, diperparah oleh persaingan ketat dari banyak pemain baru di pasar robot pembersih.

Rencana penyelamatan sebelumnya, seperti upaya akuisisi oleh raksasa teknologi Amazon yang akhirnya batal awal tahun lalu, gagal terwujud.

Kegagalan akuisisi senilai miliaran dolar itu meninggalkan iRobot dalam posisi yang rentan tanpa suntikan modal yang sangat dibutuhkan.

Dalam dinamika bisnis yang penuh gejolak, Shenzhen PICEA Robotics, yang telah lama menjadi mitra pemasok komponen kritis untuk produk iRobot, muncul sebagai penyelamat.

Perusahaan asal Shenzhen ini tidak hanya memasok bagian-bagian penting tetapi juga telah memberikan pinjaman kepada iRobot.

Kesepakatan restrukturisasi ini pada dasarnya mengkonversi hutang dan klaim lainnya menjadi kepemilikan ekuitas, memberikan PICEA kendali penuh atas masa depan iRobot.

Babak kebangkrutan Chapter 11 di Amerika Serikat dirancang untuk memberikan perlindungan hukum bagi perusahaan yang masih memiliki prospek operasional agar dapat merestrukturisasi utang dan bisnisnya di bawah pengawasan pengadilan.

Tujuan utamanya adalah reorganisasi, bukan likuidasi. Pernyataan iRobot menegaskan komitmen untuk melanjutkan operasi, memenuhi kewajiban kepada karyawan, dan membayar pemasok.

Hal ini menunjukkan bahwa brand Roomba dan produk iRobot lainnya diharapkan tetap hidup di pasaran, meski dengan struktur kepemilikan yang baru.

Perubahan kepemilikan ke tangan Shenzhen PICEA Robotics diperkirakan akan membawa dampak signifikan pada strategi operasi dan produksi iRobot ke depan.

Sebagai pemasok utama, PICEA tentu memiliki pemahaman mendalam tentang rantai pasokan dan teknologi yang digunakan.

Integrasi vertikal yang lebih kuat antara produsen komponen dan merek akhir berpotensi meningkatkan efisiensi biaya, sebuah faktor krusial bagi iRobot untuk kembali berkompetisi di pasar yang semakin ramai dengan produk-produk dari China yang seringkali menawarkan harga lebih kompetitif dengan fitur canggih seperti daya hisap tinggi dan navigasi LiDAR.

Kebangkrutan iRobot ini juga menjadi penanda pergeseran kekuatan dalam industri robotika konsumen.

Perusahaan yang didirikan pada 1990 oleh para robotis dari MIT ini adalah salah satu yang pertama membawa robot dari laboratorium dan medan pertempuran—seperti robot militer iRobot yang bisa dioperasikan via tablet—ke dalam rumah tangga.

Kesuksesan Roomba membuka pasar dan menginspirasi banyak pemain, terutama dari Asia, untuk masuk ke arena.

Namun, inovasi yang cepat dan agresif dari kompetitor, ditambah dengan kemampuan produksi massal dengan biaya rendah, lambat laun menggerogoti dominasi iRobot.

Masa depan merek iRobot dan Roomba pasca-restrukturisasi kini berada di tangan manajemen baru yang diusung oleh Shenzhen PICEA.

Pertanyaan besar yang mengemuka adalah apakah kepemilikan China akan mempertahankan pusat penelitian dan pengembangan di Amerika Serikat, atau akan melakukan konsolidasi lebih besar ke basis operasi di Shenzhen.

Selain itu, strategi produk ke depan juga akan menarik untuk diikuti, apakah akan fokus pada segmen premium seperti tradisi Roomba atau merambah ke pasar mid-range yang lebih kompetitif.

Bagi konsumen, pengajuan kebangkrutan Chapter 11 ini diharapkan tidak langsung mengganggu ketersediaan produk, layanan dukungan, atau garansi yang sudah berlaku.

iRobot menegaskan komitmen untuk terus beroperasi. Namun, transisi kepemilikan dan restrukturisasi internal berpotensi mempengaruhi roadmap produk jangka panjang.

Pasar robot vacuum sendiri terus berkembang dengan teknologi baru, membuat persaingan untuk merebut perhatian konsumen semakin sengit.

Restrukturisasi di bawah naungan Shenzhen PICEA Robotics mungkin menjadi jalan terbaik bagi iRobot untuk bertahan hidup dalam kondisi saat ini.

Dengan akses ke rantai pasokan yang lebih terintegrasi dan potensi efisiensi biaya, perusahaan yang direorganisasi memiliki peluang untuk merancang ulang bisnisnya.

Tantangannya adalah mempertahankan nilai merek dan reputasi inovasi Roomba sambil beradaptasi dengan realitas pasar global yang baru, di mana garis antara produsen, pemasok, dan pesaing semakin kabur.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU