Jumat, 12 Desember 2025
Selular.ID -

Harga iPhone Air Seken Anjlok 47%, Terparah di Seri iPhone 17

BACA JUGA

Selular.id – Nilai jual kembali atau resale value iPhone Air tercatat mengalami penurunan paling tajam di antara seluruh model iPhone 17 series.

Laporan terbaru dari situs pembanding harga SellCell mengungkap, depresiasi harga iPhone Air bekas mencapai 40 hingga 47 persen hanya dalam 10 pekan pasca peluncuran.

Analisis SellCell didasarkan pada data tukar tambah dari lebih dari 40 perusahaan pembeli iPhone bekas di Amerika Serikat.

Hasilnya menunjukkan bahwa iPhone Air menjadi model dengan penyusutan nilai terparah sejak tahun 2022.

Penurunan ini jauh lebih dalam dibandingkan dengan model lain dalam seri yang sama, menandakan kinerja pasar sekunder yang kurang menggembirakan untuk varian tipis terbaru Apple tersebut.

“Data 10 minggu menunjukkan satu hal, iPhone 17 punya kinerja seperti yang diharapkan, tetapi tidak dengan iPhone Air,” tulis SellCell dalam laporannya, seperti dikutip Selular.id.

Pernyataan ini menggarisbawahi ketidaksesuaian antara performa iPhone Air dengan saudara-saudaranya di seri iPhone 17.

Mengacu data SellCell, iPhone Air mencatat penurunan nilai antara 40,3 persen hingga 47,7 persen, bergantung pada kapasitas penyimpanannya.

Varian dengan kapasitas 256 GB yang awalnya dijual seharga 999 dollar AS (sekitar Rp 16,6 juta) kini nilainya turun 40,3 persen menjadi sekitar 596 dollar AS (sekitar Rp 9,9 juta).

Sementara itu, varian 512 GB anjlok sekitar 45 persen, dari harga awal 1.199 dollar AS (sekitar Rp 20 juta) menjadi 660 dollar AS (sekitar Rp 11 juta).

Penurunan terdalam justru dialami oleh varian dengan kapasitas tertinggi.

iPhone Air 1 TB merosot nilainya hingga 47,7 persen dari harga barunya yang 1.399 dollar AS (sekitar Rp 23,3 juta) menjadi sekitar 668 dollar AS (sekitar Rp 11,1 juta).

SellCell menyebut depresiasi sebesar ini sebagai yang terburuk dari semua model iPhone dalam periode 10 pekan sejak 2022.

Perbandingan dengan Model Lain

Sebagai pembanding, sejumlah model iPhone generasi sebelumnya juga mengalami depresiasi signifikan dalam periode yang sama, tetapi tetap tidak sedalam iPhone Air.

Misalnya, iPhone 16 Plus 128 GB turun 41,6 persen, sementara iPhone 16 128 GB menyusut 44,2 persen.

Namun, angka-angka ini masih kalah jika dibandingkan dengan kejatuhan harga iPhone Air.

Perbandingan yang lebih jelas terlihat ketika membandingkannya dengan model lain dalam seri yang sama, iPhone 17.

Rata-rata penyusutan harga iPhone 17 series hanya sekitar 34,6 persen dalam 10 pekan.

iPhone 17 Pro Max 256 GB bahkan hanya turun 26,1 persen, menunjukkan daya tahan nilai yang jauh lebih baik.

Sementara itu, iPhone 17 256 GB menyusut sekitar 33 persen dari harga peluncurannya.

Fenomena ini mengingatkan pada tren serupa yang pernah terjadi, seperti yang pernah dilaporkan Selular.id mengenai iPhone paling baru yang tidak laku dan harga secondnya anjlok.

Pola penurunan nilai yang cepat seringkali menjadi indikator awal dari penerimaan pasar yang kurang optimal terhadap suatu produk.

Penyebab Anjloknya Nilai Jual iPhone Air

Menurut analisis SellCell, terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan anjloknya harga iPhone Air di pasar sekunder.

Penyebab pertama adalah penjualan yang lesu. Kurangnya permintaan yang kuat sejak awal berdampak langsung pada nilai tukar tambah perangkat ini.

Ketika permintaan rendah, penawaran dari pembeli bekas menjadi lebih agresif dalam menekan harga.

Kedua, muncul keraguan pengguna terhadap daya tahan perangkat.

Desain tipis yang menjadi ciri khas dan nilai jual iPhone Air justru menimbulkan kekhawatiran soal ketahanan fisik perangkat tersebut.

Kekhawatiran ini tampaknya memengaruhi persepsi konsumen di pasar sekunder, yang kemudian berimbas pada nilai jual kembalinya.

Pengguna potensial di pasar bekas mungkin lebih memilih model yang dianggap lebih kokoh.

Faktor ketiga adalah biaya perbaikan yang dinilai mahal. Desain yang tipis dan ramping seringkali menyulitkan perbaikan dan membuat komponen pengganti lebih mahal.

Hal ini meningkatkan total biaya kepemilikan dalam jangka panjang, yang kemudian direfleksikan dalam nilai jual kembali yang lebih rendah.

Kombinasi dari ketiga faktor ini menciptakan tekanan signifikan terhadap resale value iPhone Air.

Kondisi pasar smartphone premium sendiri sedang mengalami dinamika tersendiri.

Seperti pernah diulas dalam laporan ledakan AI yang berpotensi menaikkan harga smartphone premium, konsumen kini lebih selektif.

Di sisi lain, persaingan juga semakin ketat, sebagaimana terlihat dalam pertarungan Huawei Pura 80 vs iPhone 17 di tengah lesunya pasar.

Faktor-faktor tersebut akhirnya membuat iPhone Air tercatat bukan hanya sebagai model dengan penurunan nilai paling tajam di keluarga iPhone 17, tetapi juga menjadi salah satu iPhone dengan depresiasi tercepat dalam beberapa tahun terakhir.

Data ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana pasar menerima inovasi desain ekstrem dari Apple.

Kinerja resale value yang buruk ini dapat memiliki implikasi lebih luas.

Bagi konsumen, ini menjadi pertimbangan penting dalam keputusan pembelian, terutama bagi mereka yang sering memperbarui perangkat dan mengandalkan nilai jual lama untuk membeli yang baru.

Bagi Apple, temuan ini bisa menjadi masukan berharga untuk evaluasi produk dan strategi pasar untuk generasi penerus iPhone Air, jika ada.

Perkembangan ke depan akan menarik untuk diamati, apakah Apple akan mengambil langkah tertentu untuk mendongkrak nilai jual iPhone Air, atau justru fokus pada model lain dalam portofolionya.

Yang pasti, data dari SellCell telah memberikan sinyal jelas bahwa meskipun inovasi desain mendapat perhatian, faktor daya tahan dan biaya kepemilikan jangka panjang tetap menjadi pertimbangan utama bagi konsumen di pasar sekunder.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU