Senin, 15 Desember 2025
Selular.ID -

Canva Prediksi 2026 Jadi Tahun Desain ‘Imperfect by Design’

BACA JUGA

Selular.id – Canva, platform komunikasi visual terkemuka dunia, merilis laporan tahunan ketiganya yang memprediksi tren desain utama untuk tahun 2026. Laporan bertajuk “Design Trends Report” ini mengungkap bahwa tahun depan akan menjadi era “Imperfect by Design”, di mana sentuhan manusia dan ketidaksempurnaan yang otentik justru menjadi pembeda utama di tengah dominasi kecerdasan buatan (AI).

Laporan ini disusun berdasarkan analisis terhadap miliaran desain dan aktivitas pencarian dari jutaan pengguna Canva, serta survei terhadap 1.000 kreator di Amerika Serikat dan Brasil. Hasilnya menunjukkan pergeseran signifikan: meski 77% kreator menganggap AI sebagai “partner esensial”, sebanyak 80% menyatakan bahwa 2026 adalah tahun untuk mengambil kembali kendali kreatif. Mereka tidak menolak AI, tetapi menggunakannya dengan cara yang memastikan selera dan kepribadian individu tetap bersinar.

“Karena semakin banyak kreator beralih ke AI untuk membantu mengekspresikan diri secara visual, kami percaya 2026 menandai tahun ‘Imperfect by Design’, saat memadukan AI dengan imajinasi dan kreativitas manusia menjadi lebih penting dari sebelumnya,” ujar Cat van der Werff, Executive Creative Director Canva, dalam pernyataan resminya. Ia menambahkan, Canva dibangun untuk pergeseran ini, guna memberdayakan siapa saja untuk menggunakan AI sesuai keinginan mereka dan menghidupkan ide dengan cara yang terasa personal, otentik, dan sangat manusiawi.

Dorongan untuk kembali ke sentuhan manusia ini tercermin dalam data pencarian yang melonjak. Misalnya, pencarian elemen bertema DIY dan kolase naik 90%, sementara estetika lo-fi yang nostalgia dan ekspresif secara emosional melonjak 527%. Di sisi lain, ada juga keinginan untuk kejelasan, dengan pencarian tata letak bersih dan branding sederhana tumbuh 54%.

Sepuluh Tren Desain yang Akan Mendominasi 2026

Canva mengidentifikasi sepuluh tren desain yang diprediksi akan membentuk budaya kreatif tahun depan, merefleksikan bagaimana AI, budaya, dan komunitas membentuk kembali ekspresi visual global.

1. Reality Warp: Kreator sengaja mengaburkan batas antara nyata dan sureal. Pencarian untuk konten “liminal” dan “uncanny” melonjak 220%, dengan hampir seperempat kreator memprediksi ini akan menjadi tampilan khas 2026.

2. Prompt Playground: Eksperimen bertemu nostalgia internet awal, dengan desain yang mengutamakan dampak emosional. Fragmen UI, referensi teknologi retro, dan “vibe coding” membentuk ulang bahasa visual, didorong lonjakan pencarian “estetika lo-fi” sebesar 527%.

3. Explorecore: Sebagai respons terhadap kelebihan informasi digital, tren ini mengutamakan kejelasan dan ketenangan. Pencarian tata letak terinspirasi Zine dan Substack naik 85% karena kreator mencari desain yang memperlambat tempo dan mengundang eksplorasi mendalam.

4. Texture Check: Didorong ledakan CGI dan material hiper-real, Texture Check menjadikan tekstur sebagai bintang. Dari tampilan kaca, lilin, hingga yang terasa nyata, pencarian tekstur realistis di Canva tumbuh 30%.

5. Notes App Chic: Kenaikan popularitas ketidaksempurnaan mendorong kreator ke visual ala buku memo, komposisi berantakan, dan autentisitas di balik layar. Elemen bertema DIY dan kolase naik 90%, mencerminkan pergeseran budaya dari hasil sempurna ke proses.

6. Opt-Out Era: Penangkal kelelahan digital, tren ini menyederhanakan visual ke elemen esensialnya. Tata letak bersih, font serif, dan branding sederhana menggantikan palet dan maskot yang maksimalis. Pencarian untuk “tata letak bersih,” “serif,” dan “branding sederhana” naik 54%.

7. Drama Club: Kreator meningkatkan volume emosional, menyalurkan narasi sinematik ke konten media sosial, seni, dan video. Minat pada “mockumentary,” “dramatic spotlight,” dan motif serupa naik 27%, mendorong kebangkitan estetika dramatis tinggi.

8. GrannyWave: Di India, nostalgia mendorong kebangkitan motif budaya, dari pola tenun tangan hingga warna festival dan glamor Bollywood. Pencarian “tipografi Desi” dan “Hindi” tumbuh 26% dan 17%, menyoroti kembalinya narasi kaya warisan dan maksimalis.

9. Zinegeist: Di Meksiko, gerakan zine DIY kembali dengan ekstra volume. Tata letak kolase, tekstur anti-kilap, dan tipografi tebal dan besar sedang populer karena kreator menolak estetika yang terlalu digital. Pencarian terkait—seperti “desain brutalis” dan “poster tipografi”—naik 77%.

10. Block Party: Komunitas kreatif Spanyol memadukan nada vintage, cerita rakyat, dan aktivitas sehari-hari menjadi visual hangat dan nostalgia yang diinterpretasikan ulang melalui lensa modern. Pencarian gaya seperti “Estética Tradicional” dan “Folklore Urbano” mencapai 1,5 juta impresi.

Design DNA: Identitas Kreatif Personal Pengguna

Selain memprediksi tren, Canva juga meluncurkan fitur “Design DNA” yang memungkinkan pengguna mendapatkan rekapitulasi personal dari kebiasaan desain mereka sepanjang 2025. Fitur berbasis AI ini menganalisis karya pengguna dan menghasilkan laporan pencapaian kreatif yang disesuaikan, lengkap dengan kartu identitas kreatif yang menunjukkan apakah mereka adalah “Font Stylist”, “Prompt Picasso”, “Chatter Box”, atau “Newbie”. Tahun lalu, Canva menghasilkan lebih dari 111 juta aset Design DNA yang unik.

Fitur ini menegaskan komitmen Canva untuk tidak hanya menyediakan alat, tetapi juga membantu pengguna memahami dan merayakan gaya kreatif pribadi mereka di tengah arus teknologi yang masif. Pendekatan personalisasi ini sejalan dengan tren besar di industri teknologi, di mana perangkat seperti iPhone 17e yang diramalkan menjadi ponsel kompak terakhir Apple, atau tablet seperti iPad 2026 yang dikabarkan akan menggunakan chip A19, juga terus mengejar keseimbangan antara kekuatan teknologi dan pengalaman pengguna yang unik.

Laporan lengkap prediksi tren desain Canva untuk 2026 dapat diakses di canva.com/design-trends/, sementara pengguna Canva dapat menghasilkan rekapitulasi Design DNA pribadi mereka di situs Canva. Pergeseran menuju “Imperfect by Design” ini bukan hanya soal estetika visual, tetapi juga merupakan respons budaya terhadap standar kesempurnaan yang seringkali dihasilkan oleh algoritma. Seiring dengan prediksi bahwa AI akan semakin dominan di perangkat mobile pada 2026, laporan Canva mengingatkan bahwa nilai manusia dalam proses kreatif justru akan semakin dicari dan dihargai.

Periode akhir tahun seperti sekarang, yang juga dimanfaatkan brand seperti Xiaomi dengan festival tahun akhirnya, sering menjadi momen refleksi dan persiapan menyambut tahun baru. Laporan tren dari Canva memberikan peta visual bagi kreator, desainer, dan merek untuk memulai 2026 dengan perspektif yang segar: di mana kolaborasi manusia-AI yang harmonis dan keberanian untuk tampil tidak sempurna justru menjadi kunci untuk menonjol dan terhubung secara lebih dalam dengan audiens.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU