Sabtu, 20 Desember 2025
Selular.ID -

Apple Ubah Kebijakan iOS di Jepang, Developer Dapat Opsi Pembayaran Baru

BACA JUGA

Selular.id – Apple secara resmi mengubah kebijakan perangkat lunak iOS di Jepang, menyusul regulasi kompetisi yang lebih ketat dari pemerintah setempat.

Perubahan ini memberikan pilihan baru bagi pengembang aplikasi dalam memproses pembayaran dan mendistribusikan aplikasi, namun perusahaan asal Cupertino itu memperingatkan adanya potensi risiko keamanan baru bagi pengguna.

Perubahan ini merupakan respons Apple terhadap regulasi baru Jepang yang bertujuan meningkatkan persaingan di ekosistem digital.

Regulasi tersebut memaksa Apple untuk membuka lebih banyak opsi bagi pengembang, termasuk kemampuan untuk menggunakan penyedia pembayaran selain sistem Apple dan mendistribusikan aplikasi melalui toko aplikasi alternatif.

Apple menyatakan bahwa aturan yang lebih ketat ini dapat mempersulit upaya mereka dalam melindungi keamanan dan privasi pengguna, sekaligus berpotensi mengganggu model bisnis App Store yang telah menghasilkan miliaran dolar per tahun.

Dalam pernyataannya, Apple menggarisbawahi bahwa perubahan di Jepang dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih besar kepada pengembang.

“Perubahan ini bertujuan untuk memberikan developer kemampuan memilih cara memproses pembayaran untuk barang dan layanan digital,” jelas perusahaan.

Selain itu, pembaruan ini juga akan memberikan kontrol lebih besar bagi pengembang dalam mendistribusikan aplikasi melalui pasar alternatif, serta memudahkan pengguna untuk memilih browser dan mesin pencari favorit mereka.

Namun, di balik peningkatan kebebasan ini, Apple menyuarakan kekhawatiran serius.

Perusahaan memperingatkan bahwa beberapa perubahan berpotensi menimbulkan risiko baru bagi pengguna iOS di Jepang, seperti paparan terhadap malware, penipuan, dan skema penipuan lainnya.

Untuk membantu mengurangi risiko tersebut, Apple akan mengandalkan sistem “notarisasi” atau notarization – sebuah kombinasi antara pemeriksaan otomatis dan tinjauan dari manusia – guna menilai fungsi dasar dan ancaman keamanan semua aplikasi iOS yang beredar di luar App Store resmi.

Meski demikian, Apple mengakui bahwa sistem notarisasi ini kurang komprehensif dibandingkan dengan tinjauan penuh yang selama ini diterapkan di App Store.

Kekhawatiran lain adalah pasar aplikasi pihak ketiga dapat memutuskan untuk menerapkan kebijakan tambahan mereka sendiri dalam proses peninjauan aplikasi, yang mungkin memiliki standar keamanan yang berbeda.

Opsi dan Biaya Baru untuk Developer

Di bawah kerangka baru ini, para pengembang aplikasi di Jepang kini memiliki tiga opsi untuk memproses pembayaran.

Pilihan pertama adalah tetap mengandalkan sistem pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) milik Apple.

Opsi kedua adalah menggunakan penyedia layanan pembayaran alternatif di dalam aplikasi mereka.

Sementara pilihan ketiga adalah mengarahkan pelanggan ke situs web eksternal untuk menyelesaikan transaksi.

Bersamaan dengan opsi-opsi baru tersebut, Apple juga memperkenalkan syarat bisnis baru dengan struktur komisi dan biaya yang berbeda.

Besaran biaya ini akan tergantung pada cara pengembang mendistribusikan aplikasi mereka dan memproses pembayaran.

Skema baru ini mencakup komisi sebesar 21% untuk beberapa pembayaran dalam aplikasi yang menggunakan pihak ketiga, serta potongan 15% dari pembelian yang dilakukan melalui situs web.

Struktur biaya baru ini langsung menuai kritik dari beberapa pihak di industri.

Salah satu suara paling vokal datang dari Tim Sweeney, Chief Executive Officer Epic Games Inc., pengembang game populer Fortnite.

Di platform media sosial X, Sweeney menyatakan bahwa game Fortnite tidak akan kembali ke iOS di Jepang tahun ini seperti yang sebelumnya diharapkan.

“Apple diwajibkan untuk membuka iOS bagi toko aplikasi pesaing hari ini, namun alih-alih melakukannya dengan jujur, mereka meluncurkan tindakan penghalangan dan pelanggaran hukum yang memalukan sebagai penghinaan terhadap pemerintah dan masyarakat,” tulisnya.

Kritik Sweeney berakar dari pertarungan hukum panjang antara Epic Games dan Apple di pengadilan Amerika Serikat, di mana Epic berjuang untuk membuka App Store bagi pembayaran alternatif dan pasar aplikasi pihak ketiga.

Perubahan di Jepang ini, meski memberikan lebih banyak pilihan, dinilai masih membawa beban biaya yang signifikan bagi pengembang.

Fokus pada Perlindungan Pengguna dan Anak-anak

Apple menekankan bahwa beberapa perubahan dalam kebijakan iOS ini dapat meningkatkan risiko khususnya bagi pengguna anak-anak.

Perusahaan menyatakan sedang bekerja sama dengan regulator di Jepang untuk menetapkan batasan-batasan yang diperlukan.

Salah satu langkah perlindungan yang direncanakan adalah membatasi tautan ke situs web eksternal bagi pengguna yang berusia di bawah 13 tahun, guna mencegah akses ke konten atau transaksi yang tidak sesuai.

Perusahaan juga menyoroti perbedaan pendekatan antara regulasi di Jepang dengan Uni Eropa, yang telah menerapkan Digital Markets Act (DMA).

Seorang juru bicara Apple mengatakan bahwa perusahaan percaya Jepang mengambil pendekatan yang lebih baik dibandingkan UE.

Menurut Apple, DMA telah memaksa perusahaan untuk melakukan perubahan yang justru menciptakan pengalaman yang lebih membingungkan bagi pengguna dan memperkenalkan risiko yang lebih besar.

“Misalnya, mandat yang bertujuan membuat teknologi kompatibel dapat mengekspos data pengguna yang sensitif, seperti riwayat Wi-Fi atau notifikasi,” kata juru bicara Apple tersebut.

Pernyataan ini menggarisbawahi dilema yang dihadapi Apple dalam menyeimbangkan tuntutan regulator untuk keterbukaan dengan komitmen perusahaan terhadap keamanan dan privasi pengguna.

Apple juga menegaskan bahwa perusahaan tidak berencana untuk membawa perubahan yang diterapkan di Jepang ini ke negara-negara lain.

Juru bicara Apple mengatakan perusahaan percaya sistem yang sudah ada saat ini memberikan tingkat keamanan pengguna dan peluang pengembang yang lebih baik secara global.

Keputusan ini menunjukkan bahwa Apple akan menyesuaikan kebijakannya secara spesifik berdasarkan tekanan regulasi di setiap yurisdiksi, alih-alih menerapkan perubahan yang seragam di seluruh dunia.

Perubahan kebijakan Apple di Jepang ini menjadi bagian dari dinamika besar regulasi teknologi global, di mana pemerintah semakin aktif mengintervensi operasi platform digital raksasa.

Seiring dengan perkembangan sistem operasi seperti iOS 16 yang terus diperbarui, tekanan untuk ekosistem yang lebih terbuka juga semakin menguat.

Langkah Jepang ini dapat menjadi preseden bagi negara-negara lain yang sedang mempertimbangkan regulasi serupa untuk pasar aplikasi dan pembayaran digital.

Bagi pengguna iOS di Jepang, perubahan ini berarti lebih banyak pilihan tetapi juga memerlukan kewaspadaan ekstra.

Mereka perlu lebih cermat dalam memilih sumber pengunduhan aplikasi dan metode pembayaran.

Sementara bagi pengembang, ini adalah era baru dengan peluang dan tantangan yang berbeda, di mana mereka harus menavigasi struktur biaya yang kompleks sambil memastikan aplikasi mereka tetap aman bagi pengguna akhir.

Perkembangan kebijakan Apple di Jepang ini akan terus dipantau, tidak hanya oleh regulator dan pelaku industri, tetapi juga oleh pengguna yang mengandalkan ekosistem iOS untuk kebutuhan digital sehari-hari.

Sejarah menunjukkan bahwa adopsi versi iOS baru, seperti iOS 12 yang lebih cepat diadopsi meski ada masalah, sering kali dipengaruhi oleh kebijakan dan fitur yang ditawarkan.

Keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan baru ini di Jepang kemungkinan akan mempengaruhi diskusi regulasi serupa di banyak negara lain di masa depan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU