Selular.id – Google tengah mengembangkan fitur keamanan baru untuk sistem operasi Android Automotive yang memungkinkan pengguna mengunci aplikasi tertentu dengan PIN. Fitur bernama “Sensitive App Protection” ini dirancang untuk menjaga privasi data di dalam mobil yang digunakan bersama, seperti riwayat browser atau pesan pribadi, tanpa harus mengunci seluruh sistem infotainment.
Berdasarkan catatan rilis terbaru untuk aplikasi unbundled Android Automotive, fitur ini memungkinkan pengguna mengamankan aplikasi tertentu di balik PIN yang berbeda dari kunci profil pengguna utama.
Dengan demikian, pemilik kendaraan dapat memberikan akses terbatas kepada penumpang, misalnya untuk memutar musik, tanpa membuka akses ke aplikasi sensitif seperti Chrome atau WhatsApp.
Namun, karena Google merilis fitur ini sebagai aplikasi unbundled—artinya tidak terintegrasi langsung ke dalam inti sistem operasi—implementasinya sepenuhnya bergantung pada kebijakan masing-masing pabrikan mobil.
Pendekatan ini mirip dengan cara Google merilis aplikasi dashcam mandiri untuk Android Automotive. Kode untuk fitur perlindungan aplikasi sensitif ini juga bersifat open source, memungkinkan insinyur dan pengembang untuk mempelajari cara kerjanya.

Layanan yang mendasari fitur ini diberi label ‘Sensitive App Lock’ dan menambahkan entri baru bernama ‘App Lock’ di dalam menu Settings > Privacy. Deskripsi sistemnya sederhana: “Kunci aplikasi untuk menghentikan orang lain membukanya.”
Di dalam menu tersebut, pengguna akan menemukan tombol untuk mengaktifkan fitur dan bagian ‘My Apps’ yang mendaftarkan aplikasi yang telah diamankan.
Ada pula peringatan di bagian bawah menu yang menyatakan bahwa fitur ini hanya menonaktifkan antarmuka pengguna (UI). Aplikasi yang dikunci mungkin masih berjalan di latar belakang dan berbagi data (seperti foto) dengan aplikasi lain.
Selain itu, menginstal aplikasi baru yang berbagi akun dengan aplikasi yang dikunci dapat secara otomatis masuk ke akun tersebut, berpotensi membuka data pengguna.
Menekan tombol aktifkan akan meminta pengguna untuk menyetel PIN 4 hingga 16 digit. Jika PIN tersebut terlupa, pengguna dapat meresetnya dengan masuk ke Akun Google yang terkait dengan profil. Namun, proses reset ini tampaknya mengharuskan penghapusan aplikasi yang dikunci atau datanya untuk menjaga keamanan.
Baca Juga:
Setelah dikonfigurasi, pengguna dapat memilih aplikasi mana yang akan diamankan, meskipun ada pengecualian. Alat sistem penting seperti Asisten Google, Maps, dan Pengaturan tidak dapat dikunci. Namun, sebagian besar aplikasi di launcher—termasuk yang diunduh dari Play Store—memiliki kualifikasi untuk dikunci.
Fitur ini menjawab kebutuhan privasi di ekosistem Android Automotive, yang berbeda dari Android Auto karena terintegrasi penuh ke dalam sistem mobil.
Latar belakang pengembangan fitur ini berangkat dari sifat mobil yang merupakan ruang bersama. Meskipun Android Automotive OS mendukung profil pengguna individu yang dilindungi PIN untuk memisahkan data, sistem sebelumnya tidak memiliki cara untuk mengunci aplikasi spesifik.
Hal ini menciptakan celah privasi: jika pengguna membuka kunci profilnya hanya untuk mengizinkan penumpang memutar musik, penumpang tersebut juga mendapatkan akses ke semua aplikasi lain milik pengguna.
Menariknya, Google juga diketahui sedang mengerjakan fitur App Lock native untuk ponsel, meskipun proyek tersebut saat ini masih berupa API publik yang ditargetkan untuk rilis Android 17 tahun depan.
Perbedaan antara kedua versi ini terletak pada cakupannya: sementara versi ponsel adalah alat pengembang, ‘Sensitive App Lock’ untuk Android Automotive adalah implementasi fitur lengkap yang siap untuk digunakan oleh pabrikan mobil.
Mengingat dokumentasi untuk fitur ini baru muncul bulan ini, kecil kemungkinan pabrikan mobil mana pun sudah memiliki waktu untuk meluncurkannya. Namun, pengguna yang mobilnya sudah menjalankan Android Automotive dapat mencermati apakah fitur serupa muncul di dasbor kendaraan mereka dalam beberapa bulan mendatang.
Pengembangan ini juga sejalan dengan upaya Google untuk terus menyempurnakan pengalaman berkendara, sebagaimana terlihat dari persiapan perbaikan untuk fitur Android Auto yang mengganggu dan penambahan fitur casting ke Android Auto.
Kehadiran fitur kunci aplikasi ini menandai langkah signifikan dalam menyeimbangkan antara kemudahan berbagi kendaraan dan perlindungan privasi digital pengguna. Dengan kontrol yang lebih granular, pengguna akhirnya dapat merasa lebih aman saat meminjamkan setir atau sekadar membawa penumpang.
Perkembangan ini juga menunjukkan semakin matangnya Android Automotive sebagai platform yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memprioritaskan keamanan data pengemudi.
Seiring waktu, fitur-fitur semacam ini diharapkan dapat menjadi standar, mendorong pabrikan mobil untuk lebih cepat mengadopsi pembaruan dari Google guna meningkatkan nilai produk mereka di pasar yang semakin kompetitif.




