Selular.ID – Jumat pekan lalu (5/12) industri media global diguncang dengan kesepakatan akuisisi Netflix terhadap Warner Bros Discovery (WBD).
Kesepakatan Netflix-WBD, yang telah disetujui dengan suara bulat oleh dewan direksi kedua perusahaan, akan mengubah lanskap media dan membawa gejolak bagi Hollywood.
Sesuai ketentuan yang diumumkan pada Senin (8/12), Netflix akan sepenuhnya mengambil alih WBD, termasuk studio film dan TV-nya, HBO dan layanan streaming HBO Max, dalam transaksi tunai dan saham senilai $27,75 per lembar saham WBD, dengan total nilai perusahaan sebesar $82,7 miliar.
Raksasa layanan streaming itu, berharap dapat merealisasikan penghematan biaya setidaknya $2 miliar hingga $3 miliar per tahun pada tahun ketiga dan transaksi ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan pada tahun kedua.
Kesepakatan ini menempatkan Netflix sebagai pemilik salah satu aset tertua dan paling berpengaruh di Hollywood, sekaligus menandai perubahan besar industri media.
Kesepakatan yang dicapai kedua pihak berlangsung setelah perang penawaran selama berminggu-minggu. Netflix memenangi persaingan lewat tawaran hampir 28 dollar AS per saham atau sekitar Rp 467.000.
Sementara pesaing terdekatnya, Paramount Skydance mengajukan tawaran mendekati 24 dollar AS per saham atau sekitar Rp 400.000 untuk seluruh Warner Bros Discovery, termasuk jaringan TV kabel yang rencananya akan dipisah.
Pengumuman ini tidak berdampak besar pada kedua saham perusahaan. Saham Netflix naik 7 sen (0,05%) menjadi $103,15 pada perdagangan Jumat pagi. Saham WBD naik 75 sen (3,08%) menjadi $25,30.
Kesepakatan keduanya ditargetkan rampung kuartal ketiga tahun 2026, setelah WBD memisahkan bisnis Streaming & Studio dan divisi Jaringan Global.
Global Networks, yang kini dikenal sebagai Discovery Global, mencakup sejumlah jaringan kabel, termasuk CNN, TNT, Discovery, beberapa saluran televisi gratis di Eropa, dan produk digital seperti Discovery+ dan Bleacher Report.
“Akuisisi ini akan meningkatkan penawaran kami dan mempercepat bisnis kami selama beberapa dekade mendatang,” ujar Co-CEO Netflix, Greg Peters, dalam sebuah pernyataan.
Kesepakatan ini memang belum tuntas, dan menghadapi pengawasan regulator. Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan terlibat dalam keputusan tersebut.
Baca Juga:
- Netflix Pakai AI untuk Efek Visual di The Eternaut, Proses 10 Kali Lebih Cepat
- Akuisisi Saham Intel, Donald Trump Tersenyum Lip-Bu Tan Termenung
Reuters melaporkan pada Senin (8/12), setelah seorang pejabat senior dari pemerintahan Trump mengatakan kepada Eamon Javers dari CNBC pada hari Jumat bahwa mereka memandang kesepakatan itu dengan “skeptisisme yang mendalam.”
Trump tidak menyebut apakah ia mendukung atau menolak merger tersebut. Namun ia memberi sinyal adanya isu persaingan usaha yang perlu diperhatikan.
“Beberapa ekonom akan menjawabnya. Namun, pangsa pasarnya besar. Tidak diragukan lagi itu bisa menjadi masalah,” ujar Trump.
Pernyataan Trump merujuk pada skala transaksi yang sangat besar, dan dampaknya terhadap persaingan industri hiburan dinilai signifikan, terutama di tengah kompetisi layanan streaming yang semakin intens.
Jika Trump menyetujui, kesepakatan ini akan menyerahkan kendali atas salah satu studio tertua di Hollywood kepada perusahaan streaming terbesar di dunia.
Namun Trump perlu berhati-hati dalam mengambill keputusan. Pasalnya, belum apa-apa kesepakatan tersebut telah mendapatkan banyak penolakan.
Salah satunya datang dari Cinema United, sebuah organisasi perdagangan yang mewakili lebih dari 60.000 bioskop di seluruh dunia.
Pada Senin (8/12), Cinema United mengumumkan penolakan mereka terhadap kesepakatan Netflix-WBA, dengan alasan akan berisiko kehilangan 25% pendapatan box office domestik tahunan jika film-film yang secara tradisional mendapatkan “rilis teater yang kuat” dari Warner Bros menghilang dari bioskop.
Netflix, menurut organisasi tersebut, telah memberikan “rilis teater simbolis” untuk beberapa film, sementara sebagian besar langsung masuk ke platform streaming mereka.
“Akuisisi Warner Bros yang diusulkan oleh Netflix menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi bisnis bioskop global,” kata Presiden dan CEO Cinema United, Michael O’Leary, dalam sebuah pernyataan.
“Dampak negatif dari akuisisi ini akan berdampak pada bioskop, mulai dari sirkuit terbesar hingga bioskop independen satu layar di kota-kota kecil di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.”
Para regulator “harus mencermati secara saksama detail spesifik dari transaksi yang diusulkan ini dan memahami dampak negatifnya terhadap konsumen, bioskop, dan industri hiburan,” tambah O’Leary.
Baca Juga:
- Google Bayar Rp 408 Miliar untuk Penyelesaian Gugatan Trump
- Netflix Umumkan Fitur Pencarian Berbasis AI
Di sisi lain, Paramount Skydance, yang sebelumnya mengajukan penawaran untuk WBD namun ditolak, mengeluarkan surat kepada perusahaan tersebut yang mempertanyakan “keadilan dan kecukupan” proses penjualan.
Menurut New York Post, CEO Paramount Skydance, David Ellison, bakal mengunjungi Gedung Putih pada Rabu (10/12) untuk menjelaskan mengapa ia menganggap perusahaannya sebagai kandidat terbaik untuk WBD dan kemungkinan memberikan alasan mengapa ia berpikir kesepakatan dengan Netflix harus diblokir.
Komisi Eropa mungkin juga akan memberikan pendapat tentang kesepakatan tersebut. Waktu yang akan menentukan bagaimana mereka memandang proposal tersebut dan apakah mereka akan mengajukan persyaratan apa pun.
“Uni Eropa tidak pernah menghentikan kesepakatan ini. Mereka selalu melakukan pemulihan akses,” ujar Cristina Caffarra, seorang ekonom persaingan, kepada Deadline.



