Selular.id – Perusahaan rintisan asal China, INF Tech, berhasil mengakses 2.300 unit GPU NVIDIA melalui PT Indosat Tbk. (ISAT) di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China.
Akses terhadap chip AI canggih ini terjadi meski Presiden AS telah melarang NVIDIA menjual chip Blackwell terbaru mereka ke China secara langsung.
Investigasi Wall Street Journal mengungkap mekanisme tidak langsung yang memungkinkan perusahaan China tetap memperoleh teknologi sensitif ini.
Transaksi bermula dari California, tempat NVIDIA menjual chip terbarunya ke Aivres, mitra yang membangun server AI dan berkantor pusat di AS.
Aivres diduga memiliki hubungan kepemilikan dengan Inspur, perusahaan teknologi China yang masuk daftar hitam pemerintah AS karena koneksinya dengan militer China.
CEO Indosat Vikram Sinha menegaskan komitmen perusahaan terhadap kepatuhan regulasi.
“Setiap pelanggan di luar Indonesia melalui regulasi yang sama, baik perusahaan AS maupun China. Jika memenuhi semua regulasi, kami mendukungnya,” jelas Vikram dalam pernyataannya.
Menurut laporan Tom’s Hardware yang dirilis Senin (17/11/2025), Indosat membeli 32 rak server NVIDIA GB200 dari Aivres.
Setiap rak berisi 72 chip Blackwell, sehingga total mencapai 2.304 GPU NVIDIA.
Nilai kesepakatan ini mencapai sekitar US$100 juta atau setara Rp1,67 triliun dengan kurs Rp16.701.
Yang menarik, saat Indosat membeli GPU tersebut, Aivres telah menemukan klien akhir untuk Indosat, yaitu INF Tech.
Startup ini mengembangkan AI untuk aplikasi keuangan dan kesehatan, dan didirikan oleh Qi Yuan, warga negara AS kelahiran China yang juga memimpin institut AI di Universitas Fudan.
Jalur Transaksi yang Kompleks
Meski Aivres memiliki hubungan dengan perusahaan China, mereka tidak terikat oleh pembatasan ekspor AS selama mematuhi aturan ekspor domestik.
Status Aivres sebagai perusahaan domestik AS memberikan celah hukum untuk transaksi ini.
Perwakilan Universitas Fudan hadir dalam negosiasi antara INF Tech dan Indosat, meskipun kontrak akhir ditandatangani oleh INF Tech.
Server-server NVIDIA tersebut telah terpasang di situs Indosat di Jakarta sejak Oktober 2025.
INF Tech menyatakan kepada WSJ bahwa mereka tidak melakukan penelitian dengan aplikasi militer dan mematuhi kontrol ekspor AS.
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran mengenai potensi penggunaan ganda teknologi AI.
Baca Juga:
Dilema Regulasi dan Keamanan Nasional
Tom’s Hardware melaporkan bahwa karena Indosat, INF Tech, dan Universitas Fudan tidak termasuk dalam Daftar Entitas AS, kesepakatan ini dianggap sah secara hukum.
Namun, transaksi ini memicu kekhawatiran di kalangan penentang akses perusahaan China ke perangkat keras AS.
Para kritikus berargumen bahwa meskipun perusahaan-perusahaan ini tidak bekerja sama dengan Partai Komunis China atau militer saat ini, pemerintah Beijing bisa memaksa kerjasama kapan saja.
Kekhawatiran ini semakin menguat mengingat persaingan sengit di industri chip AI yang melibatkan pemain besar seperti NVIDIA, Intel, dan AMD.
Aturan AI Diffusion dari pemerintahan Biden seharusnya mencegah skenario seperti ini, namun Presiden Trump tidak menerapkannya.
Di sisi lain, NVIDIA justru mendorong kontrol ekspor yang lebih longgar untuk mempertahankan kepemimpinan AS di bidang AI.
Juru bicara NVIDIA menyatakan bahwa tim kepatuhan mereka telah mengevaluasi dan menyetujui mitra sebelum pengiriman chip.
“Kami mendukung visi pemerintahan Trump untuk mengamankan kepemimpinan AI AS dan menciptakan lapangan kerja Amerika,” tegas juru bicara perusahaan tersebut.
Transaksi ini terjadi dalam konteks perubahan lanskap industri chip yang signifikan.
Sementara NVIDIA menghadapi pembatasan ekspor ke China, perusahaan ini justru melakukan ekspansi besar-besaran di tempat lain, termasuk melalui investasi triliunan rupiah ke OpenAI.
Ke depan, kasus INF Tech dan Indosat ini kemungkinan akan memicu evaluasi ulang terhadap kerangka regulasi ekspor teknologi sensitif.
Para pembuat kebijakan AS mungkin akan mempertimbangkan mekanisme yang lebih ketat untuk mencegah perusahaan China mengakses teknologi AI canggih melalui pihak ketiga.




