Senin, 24 November 2025
Selular.ID -

Rombak Strategi Nokia, Justin Hotard Jadikan AI Sebagai Lokomotif Pertumbuhan

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Vendor telekomunikasi Nokia meluncurkan perombakan strategi besar-besaran yang telah lama digagas oleh CEO Justin Hotard.

Perombakan ini mencakup fokus pada lima area utama untuk mendorong perkembangan AI, serangkaian target keuangan baru, perubahan kepemimpinan, dan penyederhanaan model operasinya menjadi dua segmen utama.

Diumumkan pada acara Capital Markets Day, perusahaan menyatakan bahwa perubahan strategi akan berlaku mulai 1 Januari 2026.

Hotard, yang menjabat sebagai CEO pada April lalu, telah berulang kali mengisyaratkan perombakan strategi dan menyatakan bahwa sebagai penyedia konektivitas aman dan canggih dari Barat yang tepercaya, “teknologi kami mendorong siklus super AI”.

Untuk memanfaatkan peluang AI, perusahaan akan berfokus pada lima prioritas strategis: akselerasi di bidang AI dan cloud; memimpin era konektivitas selular berikutnya dengan jaringan berbasis AI dan 6G; tumbuh melalui inovasi bersama pelanggan dan mitra; memfokuskan modal di mana Nokia dapat membedakan diri; dan meraih keuntungan berkelanjutan.

Perubahan terbesar akan terjadi dari empat segmen operasi utama menjadi dua: Infrastruktur Jaringan dan Infrastruktur Selular.

Yang pertama “mengakui Infrastruktur Jaringan sebagai segmen pertumbuhan” dan akan terdiri dari tiga unit bisnis: Jaringan Optik; Jaringan IP; dan Jaringan Tetap.

Dipimpin oleh David Heard, unit ini akan berupaya memanfaatkan AI global dan pembangunan pusat data sambil berfokus pada basis pelanggan telekomunikasi.

Pergeseran ini terjadi setelah Nokia mendapatkan guyuran investasi infrastruktur AI senilai $1 miliar dari Nvidia pada Oktober lalu.

Pada Segmen Infrastruktur Selular, Nokia menggabungkan portofolio Jaringan Inti vendor, penawaran Jaringan Radio, dan Standar Teknologi, sebelumnya Nokia Technologies.

Segmen ini akan diposisikan untuk teknologi jaringan inti dan radio, dengan tujuan jangka panjang mengembangkan jaringan berbasis AI dan 6G.

Baca Juga:

Tommi Uitto, Presiden Jaringan Selular, akan mengundurkan diri dari tim kepemimpinan grup sebagai akibat dari perubahan tersebut.

Sementara kepala layanan Cloud dan Jaringan saat ini, Raghav Sahgal, telah ditunjuk sebagai kepala petugas pelanggan. Patrik Hammaren telah ditunjuk sebagai presiden Standar Teknologi.

Selain itu, empat unitnya: Akses Nirkabel Tetap (CPE); Radio Gelombang Mikro; Enterprise Campus Edge dan Implementasi Situs serta Pabrik Luar akan dipindahkan ke segmen khusus yang disebut Bisnis Portofolio.

Vendor asal Finlandia itu, menyatakan bahwa mereka bertujuan untuk merampungkan arah masa depan untuk setiap unit pada 2026.

Selain empat unit tersebut, Nokia Defense akan diluncurkan sebagai unit inkubasi, dengan perusahaan menjajakan peluang lebih lanjut untuk bisnis ini di AS, Finlandia, dan negara-negara sekutu.

Nokia menyatakan bahwa mereka kini menargetkan laba operasional yang sebanding sebesar €2,7 miliar hingga €3,2 miliar pada 2028, peningkatan sebesar €2 miliar yang dihasilkan dalam 12 bulan terakhir.

Bisnis Kini Lebih Terfokus dan Sempit

Perombakan besar-besaran yang dilakukan Justin Hotard, tak lepas dari bisnis telekomunikasi tradisional yang terus menurun.

Sementara di sisi lain, kompetisi khususnya dengan vendor-vendor China, seperti Huawei dan ZTE, membuat Nokia yang sudah “kelotokan” malah seperti “anak kemaren sore”.

Itu sebabnya, tak ada pilihan bagi suksesor Pekka Lundmark itu, mengambil keputusan drastis. Mengubah arah bisnis, yang lebih mengedepankan AI sebagai lokomotif pertumbuhan, namun di sisi lain tetap menjadikan sektor telekomunikasi sebagai pijakan kuat.

Untuk diketahui, Justin Hotard dikenal sebagai salah satu veteran industri  teknologi tinggi.

Sebelum didapuk sebagai CEO Nokia, Hotard dipercaya memimpin Intel’s Data Center & AI Group sebagai Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum.

Memimpin Nokia menjadi peluang bagi Nokia Hotard untuk membuktikan tangan dinginnya. Jika berhasil, ia bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh teknologi lain, seperti Tim Cook (Apple), Elon Musk (Space X), Sundar Pichai (Google), Jeff Bezos (AWS), Mark Zukerberg (Meta), dan lainnya.

Namun menahkodai Nokia bukan perkaran mudah. Dikenal sebagai produsen peralatan telekomunikasi terdepan, Nokia justru tengah menghadapi penurunan penjualan peralatan 5G.

Nokia menghadapi tantangan dalam mengamankan kontrak-kontrak besar dibandingkan dengan dua pesaing terdekatnya, Huawei dan Ericsson.

Meskipun Nokia telah membuat kemajuan teknologi, harga dan pelaksanaannya belum sekompetitif sebelumnya.

Untuk mendorong pertumbuhan, Nokia kini tengah menjajaki pasar baru dan berekspansi ke sektor-sektor yang sedang berkembang seperti kecerdasan buatan.

Pada akhir 2024, Nokia mengumumkan kesepakatan senilai $2,3 miliar untuk mengakuisisi perusahaan jaringan optik yang berbasis di AS, Infinera.

Aksi korporasi itu, bertujuan untuk memanfaatkan investasi pusat data yang didorong AI yang sedang meningkat.

Di sisi lain, Hotard sendiri menggambarkan dirinya sebagai “optimis teknologi”, dan menyebut banyak kata kunci selama sambutan pertamanya sebagai orang baru yang bertanggung jawab.

Perusahaan, edge, AI, robotika, dan AI agen, “semuanya menciptakan tuntutan baru pada konektivitas yang aman dan andal”.

Hotard lebih lanjut memberikan wawasan tentang gaya kepemimpinannya, dengan menyatakan pendekatannya berpusat pada pengembangan dan tantangan orang dan tim secara kolektif untuk “melampaui status quo”.

Dalam pandangan Ian Fogg, kepala penelitian jaringan di CCS Insight, “menyeimbangkan pertumbuhan dan kebutuhan bisnis yang ada merupakan tantangan bagi CEO mana pun, terutama yang baru di perusahaan”.

“Sumber daya yang terbatas tidak hanya perlu dialokasikan ke area baru dan tradisional, tetapi CEO harus memotivasi tim di area yang kurang menarik untuk memberikan hasil dan tidak merasa dikesampingkan”, ujar Fogg.

Dan dengan Nokia yang mengoperasikan portofolio produk yang luas, “lebih luas dari Ericsson”, tambah Fogg, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Hotard adalah “mengalokasikan tenaga kerja dan pendanaan, yang lebih sulit daripada dalam bisnis yang lebih terfokus dan sempit”.

Baca Juga: Nokia Perpanjang Lisensi Ponsel Fitur dengan HMD Global Hingga Lebih dari 2026

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU