Senin, 24 November 2025
Selular.ID -

Pengamat Ragukan Keberlanjutan Internet Rakyat Rp100.000

BACA JUGA

Selular.id – Pengamat telekomunikasi meragukan keberlanjutan program Internet Rakyat Rp100.000 yang menawarkan kecepatan hingga 100 Mbps.

Program yang diselenggarakan PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) ini dinilai menghadapi tantangan operasional berat, termasuk biaya spektrum frekuensi yang mencapai Rp400 miliar per tahun.

Kamilov Sagala, pengamat telekomunikasi, menilai program ini masih bersifat solusi sementara.

Menurutnya, harga murah dapat menarik minat masyarakat, tetapi tidak serta-merta menjamin kualitas maupun keberlanjutan bisnis layanan tersebut.

“Pengembalian investasinya berikut teknologi ke depannya menjadi tantangan tidak mudah,” kata Kamilov, Sabtu (22/11/2025).

Dia menjelaskan bahwa tarif murah dalam layanan Fixed Wireless Access (FWA) seperti Internet Rakyat merupakan strategi promosi untuk memperkenalkan produk, namun harus dibatasi waktu.

Layanan ini berpotensi meningkatkan pemerataan akses internet di wilayah yang belum terjangkau jaringan fiber, tetapi keberlanjutan operasional tetap menjadi pertanyaan besar.

Program Internet Rakyat Rp100.000 merupakan layanan internet berbasis jaringan 5G FWA dengan kecepatan 100 Mbps yang dibanderol sekitar Rp100.000 per bulan.

Layanan ini dihadirkan oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge, yang sebelumnya telah mengalihkan fokus ke Internet Rakyat setelah masuknya investor Hashim Djojohadikusumo.

Tantangan Biaya Operasional

Setiap tahunnya, untuk mengoperasikan pita frekuensi 1,4 GHZ, Telemedia harus membayar Rp400 miliar kepada pemerintah untuk memberikan layanan fixed wireless access (FWA) di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

Biaya besar ini belum termasuk ongkos operasional lain seperti biaya karyawan dan rencana pengembalian investasi.

Kamilov menegaskan bahwa model bisnis dengan harga sangat murah ini membutuhkan penyesuaian tarif atau subsidi dari regulator agar bisa bertahan dengan program dan komitmennya.

“Bisa saja penyesuaian tarif atau ada subsidi dari regulatornya, sehingga bisa bertahan dengan program dan komitmennya,” ujarnya.

Potensi Pemerataan Akses Internet

Meski menghadapi tantangan keberlanjutan, program Internet Rakyat dinilai memiliki potensi positif dalam meningkatkan pemerataan akses internet, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan fiber.

Saat ini, cakupan layanan tersedia di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua – wilayah yang selama ini mengalami kesenjangan akses internet.

Kamilov mengakui bahwa layanan ini dapat membantu wilayah non-fiber, namun pertanyaan besarnya adalah berapa lama program ini bisa bertahan.

“Untuk pemerataan akses internet dapat membantu wilayah non-fiber tetapi berapa lama bisa bertahannya,” katanya.

Persaingan layanan FWA diprediksi belum akan terasa dalam satu hingga dua tahun ke depan.

Namun, Kamilov memprediksi kompetisi justru akan semakin ketat pada sektor penyedia layanan internet (ISP) dibanding langsung di ranah FWA.

Pengembangan model investasi ke depan membutuhkan kolaborasi multipihak antara penyedia layanan, pemerintah daerah, hingga Komdigi dan Kementerian/Kelembagaan terkait.

“Model investasi kedepannya penting peran komdigi dan pemda bersama dan antara kolaborasi, agar kesediaan infrastruktur 5G FWA menjadi nyata,” tegas Kamilov.

Untuk dapat menggunakan layanan Internet Rakyat, masyarakat harus melakukan pra-registrasi terlebih dahulu melalui laman resminya, kemudian mengisi data pribadi seperti nama, email, nomor ponsel, serta alamat domisili, dan menandai lokasi kediaman di peta sebelum data dikirimkan.

Meski teknologi FWA dengan kecepatan 100 Mbps bukan hal baru di pasar global, implementasinya di Indonesia dengan harga terjangkau masih menyisakan tanda tanya besar mengenai keberlanjutannya.

Program Internet Rakyat muncul di tengah wacana peningkatan kecepatan internet Indonesia yang digaungkan berbagai pihak.

Keberhasilan atau kegagalan program ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan akses internet terjangkau di Indonesia, khususnya dalam mewujudkan pemerataan digital yang berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU