Senin, 24 November 2025
Selular.ID -

Nvidia Tunggu Izin AS Jual Chip AI H200 ke China

BACA JUGA

Selular.id – Nvidia sedang menunggu persetujuan Departemen Perdagangan Amerika Serikat untuk menjual chip AI accelerator H200 yang lebih kuat ke China. Keputusan ini menjadi sorotan penting dalam dinamika ekspor teknologi AS ke China, terutama menyangkut keamanan nasional dan persaingan bisnis chip AI global.

Menurut sumber yang familiar dengan pemikiran pemerintahan Trump, pemerintah AS sedang mempertimbangkan memberikan izin kepada Nvidia untuk menjual chip Nvidia H200 AI accelerator di China. Chip ini dirancang khusus untuk mempercepat komputasi AI dengan kemampuan yang jauh lebih unggul dibandingkan varian yang saat ini diizinkan.

Departemen Perdagangan AS yang menangani kontrol ekspor akan menjadi penentu akhir apakah Nvidia diperbolehkan menjual H200 di China. Kebijakan sebelumnya melarang penjualan chip AI paling kuat Nvidia ke China karena kekhawatiran akan jatuh ke tangan militer China. Namun, langkah ini justru membuka peluang bagi Huawei untuk mengembangkan bisnis AI accelerator domestiknya sementara pendapatan Nvidia di China menurun.

Nvidia AI accelerator is the subject of a photo.

Nvidia H200 diluncurkan beberapa tahun lalu dan menawarkan peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya. Chip ini memiliki memori high-bandwidth yang lebih banyak daripada H100 AI accelerator, memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat. Diproduksi oleh TSMC menggunakan proses node 4nm dan menampilkan arsitektur inti Hopper, H200 dirancang khusus untuk Large Language Models (LLM) dan unit high-performance computing (HPC).

Yang membuat H200 istimewa adalah spesifikasinya yang mengesankan: 141GB memori HBM3e dan bandwidth memori 4.8TB/s. Kemampuannya bahkan dua kali lebih powerful daripada H20 GPU Nvidia yang saat ini menjadi chip AI paling kuat dari Nvidia yang diizinkan AS untuk dikirim ke China.

Meskipun pejabat Gedung Putih dan Departemen Perdagangan menolak berkomentar tentang masalah spesifik Nvidia ini, administrasi tetap merilis pernyataan umum. “Administrasi berkomitmen untuk mengamankan kepemimpinan teknologi global Amerika dan menjaga keamanan nasional kami,” kata pejabat Gedung Putih. Pernyataan ini mencerminkan tujuan standar setiap administrasi yang bekerja di 1600 Pennsylvania Avenue.

Dinamika kebijakan ekspor chip AS ke China memang tidak konsisten. Pada April lalu, pemerintahan Trump melarang penjualan Nvidia H20 ke China, namun membalik posisinya hanya beberapa minggu kemudian. Di sisi lain, administrasi justru menyetujui ekspor hingga 70.000 chip Blackwell Nvidia ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab minggu lalu.

Nvidia H20 AI accelerator is pictured.

Persaingan di pasar China semakin ketat dengan kebijakan yang berubah-ubah ini. Eksekutif Nvidia mengeluhkan bahwa batasan ekspor mencegah perusahaan menawarkan produk data center yang kompetitif di China. Situasi ini membuka peluang bagi pesaing Nvidia dari negara lain yang tidak memiliki batasan ekspor teknologi ke China.

Huawei menjadi penerima manfaat terbesar dari pembatasan terhadap Nvidia. Tanpa kehadiran chip AI paling kuat Nvidia di pasar China, Huawei leluasa menjual Ascend 910C AI accelerator-nya yang digunakan untuk melatih model AI. Satu analisis bahkan mengklaim bahwa AI Accelerator Ascend Huawei menguasai 79% pangsa pasar dalam pasar AI accelerator domestik China.

Gene Munster dari Deepwater Asset Management dalam video yang diposting di media sosial menyoroti dampak potensial perubahan kebijakan AS terhadap pertumbuhan pendapatan Nvidia. Menurutnya, perubahan kebijakan ekspor Nvidia ke China bisa mengubah pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di China tahun ini dari 49% menjadi 72%.

Munster memperkirakan bahwa bahkan jika akses Nvidia ke China dibatasi oleh AS, pertumbuhan pendapatan dari China tahun ini bisa berada di kisaran 60%. Namun jika ekspor H200 dilanjutkan, angka itu bisa melonjak hingga 75%.

Presiden Donald Trump memang telah berbicara tentang memperketat ekspor teknologi AS ke China, namun mengikuti kesepakatan bilateral baru-baru ini antara AS dan China, Departemen Perdagangan dikabarkan akan melakukan perubahan pada kebijakan kontrol ekspor chip. Sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bilateral, AS setuju untuk menurunkan tarif rata-rata impor China ke AS menjadi 48%.

Nvidia, yang masih menjadi perusahaan publik AS paling berharga dengan nilai $4,35 triliun, jelas berharap mendapatkan lampu hijau untuk mengirim H200 AI accelerator ke China. Keputusan ini tidak hanya berdampak pada pendapatan perusahaan, tetapi juga akan mempengaruhi peta persaingan chip AI global dalam beberapa bulan mendatang.

Perkembangan terbaru ini terjadi dalam konteks persaingan teknologi yang semakin ketat antara AS dan China. Sementara teknologi chip AI China terus berkembang, perusahaan AS seperti Qualcomm juga meluncurkan chip baru untuk bersaing di pasar yang selama ini didominasi Nvidia dan AMD. Bahkan kekuatan Qualcomm dalam industri chip AI mulai diperhitungkan sebagai penantang serius.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU