Selular.id – Paramount Global, induk perusahaan MTV, secara resmi akan menutup lima saluran musik MTV di Inggris dan Irlandia pada 31 Desember 2025.
Saluran yang terdampak meliputi MTV Music, MTV 80s, MTV 90s, Club MTV, dan MTV Live.
Keputusan restrukturisasi ini menjadi penanda pergeseran besar dalam kebiasaan konsumsi konten musik, yang kini lebih didominasi platform digital seperti YouTube dan media sosial.
Meski lima saluran musik tersebut berakhir operasinya, saluran utama MTV yang kini berfokus pada program-program realitas akan tetap mengudara.
Paramount Global tidak memberikan pernyataan resmi yang merinci alasan spesifik penutupan.
Namun, berdasarkan laporan BBC yang dikutip Selular.id, langkah ini merefleksikan perubahan lanskap media di mana penonton lebih memilih menikmati video musik melalui layanan digital.
Para pengamat media menyoroti bahwa penurunan jumlah penonton televisi tradisional, seiring dengan kemunculan platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, telah membuat model bisnis lama MTV semakin sulit dipertahankan.
Seorang juru bicara Paramount memilih untuk tidak berkomentar terkait keputusan strategis ini.
Namun, sumber internal mengungkapkan bahwa Paramount Global menargetkan pemangkasan pengeluaran global hingga 500 juta dolar AS, setara dengan sekitar Rp 7,7 triliun.
Baca juga:
- YouTube TV Kembali Rilis ABC dan ESPN dengan Syarat
- Curhat di Medsos Bisa Picu Kebocoran Data, Ini Bahayanya!
Penghentian operasional saluran-saluran musik ini merupakan bagian dari strategi penghematan biaya tersebut.
Pergeseran Audiens ke Platform Digital
Faktor biaya bukanlah satu-satunya pendorong keputusan ini. Penurunan signifikan dalam jumlah tayangan video musik di televisi menjadi alasan utama lainnya.
Mayoritas penonton, terutama dari generasi muda, kini beralih ke platform digital untuk mendengarkan musik dan menonton video klip.
Kemudahan akses, variasi konten yang luas, dan format yang lebih interaktif ditawarkan oleh YouTube, TikTok, dan Instagram, membuat televisi kabel kehilangan daya tariknya sebagai pusat hiburan musik.
Perubahan kebiasaan ini tidak terjadi dalam semalam. Selama lebih dari satu dekade, platform digital secara bertahap menggerogoti pangsa pasar televisi tradisional.
MTV, yang dahulu menjadi ikon dan gerbang utama bagi peluncuran video musik artis-artis ternama, kini harus beradaptasi dengan realitas baru di industri hiburan.
Implikasi bagi Industri Video Musik
Penutupan saluran-saluran MTV ini menghadirkan tantangan baru bagi industri video musik secara keseluruhan.
Seorang sutradara video musik asal Inggris menyatakan bahwa saluran-saluran seperti MTV sebelumnya berfungsi sebagai outlet utama yang memamerkan karya visual musisi kepada khalayak luas.
Keberadaan saluran tersebut memberikan tujuan dan konteks yang jelas bagi alokasi anggaran produksi video klip.
Saat ini, dengan menghilangnya outlet televisi yang terpusat, strategi distribusi dan promosi video musik menjadi jauh lebih kompleks.
Produser dan musisi kini harus mempertimbangkan berbagai platform dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Mereka tidak hanya membuat video musik berdurasi penuh, tetapi juga harus memproduksi konten pendek atau cuplikan yang cocok untuk format media sosial seperti TikTok Reels atau YouTube Shorts.
Hal ini menuntut pendekatan yang lebih terfragmentasi dan spesifik terhadap setiap platform.
Meski menutup saluran musiknya di Inggris dan Irlandia, Paramount Global tampaknya akan mempertahankan fokus pada konten realitas yang masih memiliki basis penonton yang loyal di saluran utama MTV.
Langkah ini menunjukkan strategi perusahaan untuk mengonsolidasi operasi dan mengalihkan sumber daya ke segmen bisnis yang dinilai lebih menguntungkan dan relevan dengan pasar saat ini.
Restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan Paramount Global, termasuk pemotongan anggaran hingga 500 juta dolar AS, mencerminkan tekanan yang dihadapi banyak perusahaan media tradisional dalam menghadapi disrupsi digital.
Masa depan industri hiburan dan musik akan terus dibentuk oleh kemampuan beradaptasi dengan preferensi konsumen yang semakin dinamis dan terdigitalisasi.



