Minggu, 23 November 2025
Selular.ID -

Email Dibajak? Begini Langkah Aman Mengembalikannya dalam 5 Menit

BACA JUGA

Selular.id – Serangan peretasan email semakin marak terjadi dengan modus yang terus berkembang. Banyak pengguna mengalami kepanikan saat menemukan notifikasi login dari lokasi asing atau tidak bisa mengakses akun email mereka sendiri. Menurut data keamanan siber, ribuan akun Gmail diretas setiap hari melalui teknik phishing, password lemah, dan eksploitasi jaringan tidak aman.

Kasus terbaru menunjukkan pola serangan yang semakin canggih, dimana pelaku menggunakan situs palsu yang menyerupai halaman login resmi Google. Korban seringkali tidak menyadari telah memberikan kredensial login mereka hingga menemukan aktivitas mencurigakan di akun. Situasi ini diperparah dengan kebiasaan menggunakan password yang sama untuk berbagai akun, membuat peretas mudah mengakses data penting lainnya.

Ahli keamanan digital menekankan pentingnya respons cepat ketika menghadapi situasi email dibajak. “Setiap menit sangat berharga dalam proses pemulihan akun. Peretas bisa dengan cepat mengganti email pemulihan atau menghapus data penting dalam hitungan jam,” jelas Muhammad Ali, kontributor keamanan siber.

Langkah Darurat Pemulihan Akun

Jika Anda mencurigai akun email telah diretas, langkah pertama adalah mengunjungi halaman Google Account Recovery. Sistem Google akan memandu melalui proses verifikasi identitas dengan beberapa pertanyaan keamanan. Pastikan untuk menjawab pertanyaan dengan akurat, termasuk email pemulihan atau nomor ponsel terdaftar, waktu terakhir login berhasil, dan pertanyaan keamanan jika sebelumnya telah diatur.

Keberhasilan proses pemulihan sangat bergantung pada konsistensi jawaban yang diberikan. “Banyak pengguna gagal memulihkan akun karena menjawab pertanyaan pemulihan secara asal. Lebih baik mengisi ‘tidak tahu’ daripada memberikan jawaban tebakan yang tidak konsisten dengan data sebelumnya,” tambah Ali.

Setelah berhasil masuk ke akun, segera ubah password dengan kombinasi yang kuat. Password ideal memiliki minimal 12 karakter dengan campuran huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Hindari menggunakan password yang sama dengan akun lain untuk mencegah efek domino jika terjadi kebocoran data. Untuk panduan lengkap membuat password kuat, Anda dapat membaca Tips Buat Password Yang Kuat, Agar Tidak Mudah Dibajak Hacker.

Pembersihan dan Pengamanan Berlapis

Langkah berikutnya adalah membersihkan akses tidak sah dengan memeriksa perangkat yang terhubung. Masuk ke Google Account > Security > Your Devices untuk melihat daftar perangkat yang mengakses akun. Tandai perangkat mencurigakan dan pilih opsi “Sign out” atau “Remove access”. Lanjutkan dengan memeriksa aplikasi pihak ketiga yang memiliki akses ke akun dan hapus aplikasi yang tidak dikenal.

Pengamanan dua faktor (2FA) menjadi pertahanan penting berikutnya. Dengan mengaktifkan 2FA, setiap login dari perangkat baru akan memerlukan kode verifikasi tambahan yang dikirim melalui SMS, Google Prompt, atau aplikasi Authenticator. “Sekalipun peretas berhasil mendapatkan password, tanpa kode verifikasi tambahan mereka tidak bisa mengakses akun,” jelas Ali.

Teknik phishing terus berkembang dengan varian baru yang semakin sulit dikenali. Pelaku kini menggunakan metode canggih seperti MatrixPDF yang membajak dokumen PDF dengan JavaScript. Teknik ini memanfaatkan kerentanan dalam aplikasi pembaca PDF untuk mencuri kredensial login pengguna.

Pencegahan dan Monitoring Berkelanjutan

Pencegahan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman peretasan email. Penggunaan jaringan internet yang aman sangat penting, terutama menghindari WiFi publik di kafe atau bandara. Jaringan terbuka rentan terhadap serangan man-in-the-middle dimana peretas dapat memantau lalu lintas data dan mencuri informasi login.

Pakar keamanan merekomendasikan penggunaan layanan internet terpercaya seperti MyRepublic yang dilengkapi dengan DNS aman dan koneksi stabil simetris. Fitur ini membantu melindungi aktivitas online dari situs berbahaya dan upaya phishing. Kecepatan tinggi dan stabilitas premium juga mendukung produktivitas kerja sekaligus mengoptimalkan keamanan data.

Kewaspadaan terhadap tautan mencurigakan harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Sebelum mengklik link apa pun, arahkan kursor ke atas tautan untuk melihat URL sebenarnya. Domain yang terlihat aneh atau tidak resmi seperti “g00gle-login.com” harus dihindari. Teknik serupa juga digunakan dalam penipuan mengatasnamakan perbankan di WhatsApp yang berpotensi menguras rekening korban.

Penggunaan password manager seperti Bitwarden atau 1Password dapat menyimpan kredensial login secara terenkripsi dan menghasilkan kombinasi password acak yang sulit ditebak. Aplikasi ini mengurangi beban mengingat banyak password secara manual sekaligus meningkatkan keamanan akun.

Pembaruan sistem secara berkala juga tidak boleh diabaikan. Peretas sering memanfaatkan celah keamanan lama di browser, sistem operasi, atau plugin. Memastikan semua perangkat selalu diperbarui dengan versi terbaru membantu menutup potensi serangan siber.

Monitoring Pasca Pemulihan

Setelah berhasil memulihkan akun, monitoring berkelanjutan diperlukan untuk memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan yang tersisa. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai termasuk pesan terkirim ke kontak tanpa sepengetahuan pemilik akun, filter atau aturan forwarding baru yang diatur ke email asing, notifikasi login dari lokasi aneh yang terus muncul, serta perubahan email pemulihan tanpa izin.

Penting juga untuk memantau akun media sosial dan aplikasi perpesanan terkait. Tanda-tanda WhatsApp disadap orang lain seringkali muncul bersamaan dengan peretasan email, mengingat keduanya saling terhubung dalam sistem verifikasi dua faktor.

Jika menemukan tanda-tanda tersebut, segera ulangi proses pemulihan akun dan hubungi dukungan resmi Google. Respons cepat dapat mencegah kerugian yang lebih besar dan melindungi data sensitif yang tersimpan di akun email.

Industri keamanan siber terus berinovasi menghadapi perkembangan teknik peretasan. Kolaborasi antara penyedia layanan internet, platform digital, dan pengguna menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman. Edukasi berkelanjutan tentang praktik keamanan dasar tetap menjadi fondasi terpenting dalam melindungi aset digital di era transformasi digital yang semakin masif.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU