Minggu, 23 November 2025
Selular.ID -

Bos Cloudflare Minta Maaf Gangguan Global, Akui Kesalahan Internal

BACA JUGA

Selular.id – Chief Technology Officer (CTO) Cloudflare, Dane Knecht, secara resmi meminta maaf atas gangguan besar yang melumpuhkan sejumlah layanan internet global pada Selasa (18/11/2025) malam.

Dalam pernyataannya, Knecht mengakui bahwa perusahaan telah “gagal” melayani pelanggan dan internet secara keseluruhan, dengan penyebab utama berasal dari kesalahan internal tim mereka.

Knecht menegaskan bahwa insiden ini murni terjadi karena kesalahan internal perusahaan, bukan serangan siber.

“Kami gagal melayani pelanggan dan internet secara luas,” tulis Knecht dalam pernyataan resmi yang dikutip Selular.id dari berbagai sumber.

Pernyataan permintaan maaf ini disampaikan langsung melalui kanal komunikasi resmi perusahaan.

Bos Cloudflare tersebut menjelaskan secara rinci bahwa penyebab utama tumbangnya layanan adalah perubahan konfigurasi rutin yang memicu crash pada lapisan mitigasi bot perusahaan.

“Sebuah bug laten pada layanan yang mendasari kemampuan mitigasi bot kami mulai crash setelah perubahan konfigurasi rutin. Hal ini memicu degradasi layanan secara luas ke jaringan dan layanan lainnya,” jelas Knecht.

Menurut laporan monitoring perusahaan, gangguan pertama kali terdeteksi sekitar pukul 11.48 UTC.

Status di halaman resmi Cloudflare saat itu mencatat adanya “penurunan layanan internal” (internal service degradation).

Masalah kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai platform yang bergantung pada infrastruktur Cloudflare.

Cloudflare merupakan penyedia infrastruktur internet yang digunakan oleh banyak perusahaan global ternama.

Platform besar seperti X, ChatGPT, Shopify, Sora, Truth, Claude, hingga Canva semuanya bergantung pada layanan Cloudflare.

Ketika Cloudflare mengalami gangguan, semua platform tersebut ikut terdampak dan sempat menampilkan pesan galat di halaman resminya.

Di Indonesia, gangguan Cloudflare mulai terjadi sejak Selasa (18/11/2025) pukul 18.27 WIB.

Data dari situs Downdetector menunjukkan awalnya terdapat sekitar 457 laporan dari pengguna.

Jumlah laporan sempat menurun pada 20.12 WIB menjadi hanya 15 laporan, namun kemudian melonjak tajam pada pukul 20.57 WIB menjadi 1.451 laporan – angka tertinggi selama gangguan berlangsung.

Cloudflare menjelaskan bahwa lapisan mitigasi bot, yang mencakup Turnstile dan verifikasi JavaScript, berada langsung di jalur lalu lintas yang menjadi jembatan ke banyak situs dan API besar.

Ketika terjadi gangguan di jalur kritis ini, dampaknya langsung terasa secara luas meskipun sistem CDN atau DNS intinya tidak mengalami kendala apapun.

Perusahaan mulai melakukan perbaikan sekitar pukul 14.42 UTC dengan memulihkan komponen-komponen yang terkena dampak.

Namun, beberapa fitur dashboard seperti analitik dan error logging masih mengalami degradasi parsial hingga sore hari.

Proses pemulihan berlangsung bertahap seiring dengan penanganan akar masalah.

Dari pantauan Selular.id, berbagai layanan yang sebelumnya terdampak seperti X/Twitter, Canva, dan ChatGPT sudah kembali bisa diakses secara normal.

Pemulihan juga terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat, dimana gangguan dimulai pada waktu yang sama yaitu sekitar pukul 6 sore waktu setempat.

Insiden ini bukan yang pertama kali dialami Cloudflare. Perusahaan pernah mengalami beberapa kali gangguan besar yang berdampak pada layanan global.

Namun, yang membedakan kali ini adalah pengakuan terbuka dari jajaran pimpinan tentang kesalahan internal sebagai penyebab utama.

Cloudflare dikenal sebagai penyedia infrastruktur internet yang menyediakan perlindungan dari serangan siber sekaligus memastikan situs tetap berjalan saat trafik tinggi.

Perusahaan memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas internet global, sehingga setiap gangguan yang terjadi selalu berdampak luas.

Dampak gangguan ini juga dirasakan oleh pengguna di Indonesia. Sejumlah website Indonesia yang menggunakan Cloudflare sempat tidak bisa diakses selama periode gangguan.

Beberapa platform populer seperti Canva juga mengalami gangguan yang membuat pengguna tidak bisa mengakses layanan secara normal.

Gangguan pada infrastruktur Cloudflare sebelumnya juga pernah terjadi pada momen-momen penting.

Salah satunya saat demo DPR ricuh, dimana platform X dan layanan Cloudflare mengalami kendala akses yang cukup signifikan.

Pernyataan permintaan maaf dari CTO Cloudflare ini menjadi langkah transparansi yang diapresiasi banyak pihak.

Perusahaan tidak hanya mengakui kesalahan tetapi juga memberikan penjelasan teknis yang detail tentang akar masalah yang terjadi.

Pendekatan ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan pengguna terhadap reliabilitas layanan Cloudflare di masa depan.

Pemulihan penuh layanan Cloudflare menandai berakhirnya episode gangguan yang sempat membuat sejumlah platform internet global tidak dapat diakses.

Perusahaan kini fokus pada evaluasi menyeluruh terhadap proses perubahan konfigurasi untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU