Selular.id – Apple menghadapi tantangan baru dalam strategi produk iPhone seiring dengan diversifikasi jajaran yang semakin kompleks. Perusahaan yang kini jauh lebih besar dibandingkan era Steve Jobs ini mengalami kendala pertumbuhan setelah memperkenalkan beberapa model iPhone baru dengan positioning yang berbeda-beda.
Dalam setahun terakhir, Apple melakukan perubahan signifikan pada lini iPhone setelah bertahun-tahun relatif stabil. Perusahaan menghentikan iPhone SE dan menggantinya dengan iPhone 16e yang memiliki harga lebih tinggi, serta menghentikan iPhone Plus untuk digantikan oleh iPhone Air dengan keunggulan yang berbeda. Sementara itu, iPhone 17 Pro dan Pro Max dikembangkan menjadi lebih “Pro” dengan identitas visual baru yang berani, desain lebih tebal dan berat, serta spesialisasi kamera yang lebih advanced.
Meskipun perubahan ini bertujuan melayani basis pengguna yang terus bertambah dan beragam, Apple hanya menemukan keberhasilan sebagian. iPhone 17 Pro dilaporkan terjual dengan sangat baik, sementara iPhone Air dan iPhone 16e mengalami kesulitan dalam penjualan. Situasi ini mengingatkan pada filosofi produk Steve Jobs yang terkenal dengan matriks 2×2 yang menekankan kesederhanaan.
Warisan Steve Jobs dan Perubahan Strategi Produk
Ketika Steve Jobs kembali ke Apple setelah pemecatan pertamanya, ia secara drastis mengurangi jumlah produk perusahaan. Jobs menggunakan matriks 2×2 untuk menjelaskan visinya, membagi produk menjadi konsumen dan profesional untuk kategori desktop dan portable. Pendekatan ini selama bertahun-tahun menjadi fondasi strategi produk Apple, termasuk untuk iPhone hingga tahun 2025.
Sebelum perubahan terbaru, iPhone mengikuti varian model ini dengan dua model konsumen (iPhone dan iPhone Plus) dan dua model pro (iPhone Pro dan iPhone Pro Max). iPhone SE selalu hadir sebagai pilihan berbiaya rendah yang jarang diperbarui, tidak terlalu memperumit jajaran produk. Namun tahun ini, segalanya berubah secara fundamental dengan diperkenalkannya model-model baru yang memperluas spektrum pilihan.
iPhone 16e hadir sebagai model entri baru dengan harga $599, jauh lebih mahal dibandingkan iPhone SE sebelumnya yang hanya $429 dan sering didiskon lebih lanjut. Apple juga berencana memperbarui model ‘e’ setiap tahun, dengan iPhone 17e diperkirakan akan dirilis pada musim semi. Ini menjadikannya anggota baru yang sesungguhnya dari jajaran iPhone unggulan, bukan sekadar pilihan murah yang terabaikan.
Ekspansi Jajaran iPhone dan Tantangan Pasar
iPhone Air menawarkan apa yang Apple sebut sebagai “kekuatan pro” tetapi tidak termasuk dalam kategori model ‘Pro’. Meskipun mendapat respon positif dari beberapa pengguna, pilihan ini dianggap tidak mudah bagi konsumen yang ingin membeli iPhone baru. Kompleksitas akan semakin bertambah tahun depan dengan kehadiran iPhone Fold (atau iPhone Ultra) yang akan semakin memperumit jajaran produk.
Dalam 18 bulan ke depan, jajaran iPhone andalan diperkirakan akan mencakup enam model: iPhone 18e, iPhone 18, iPhone Air 2, iPhone 18 Pro, iPhone 18 Pro Max, dan iPhone Lipat. Deretan produk ini jauh lebih kompleks dibandingkan setahun yang lalu, menghadirkan tantangan signifikan bagi Apple dalam membedakan setiap produk dengan cara yang tepat.
Baca Juga:
Apple bukan lagi perusahaan seperti pada masa Jobs. Perusahaan ini jauh lebih besar dan melayani lebih banyak pengguna dengan kebutuhan yang beragam. Oleh karena itu, menawarkan berbagai tipe iPhone yang dapat memenuhi kebutuhan setiap segmen pengguna merupakan langkah yang masuk akal secara bisnis. Namun, kesulitan penjualan iPhone Air dan iPhone 16e mungkin mencerminkan bukan kegagalan strategi, tetapi lebih pada kesulitan implementasi dan perlunya penyempurnaan lebih lanjut.
Apple sudah mulai menanggapi tantangan ini dengan berbagai penyesuaian. Perusahaan disebut menunda tanggal peluncuran iPhone Air 2 sehingga dapat menambahkan kamera belakang kedua, menunjukkan komitmen untuk menyempurnakan produk sebelum diluncurkan ke pasar. Penyesuaian dan penyempurnaan semacam ini merupakan bagian alami dari proses evolusi produk, terutama ketika perusahaan mencoba melampaui batasan matriks produk 2×2 tradisional.
Masa depan jajaran iPhone Apple akan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam membedakan setiap produk dengan jelas dan memenuhi ekspektasi berbagai segmen konsumen. Jika Apple ingin berhasil dengan strategi diversifikasi ini, mungkin diperlukan waktu lebih lama dan penyesuaian berkelanjutan sebelum mencapai keseimbangan optimal dalam portofolio produknya.



