Selular.id – Adobe, perusahaan perangkat lunak kreatif di balik Photoshop dan Illustrator, secara resmi mengumumkan rencana akuisisi terhadap Semrush, platform analitik dan brand visibility terkemuka.
Pengumuman ini disampaikan pada Rabu (19/11/2025). Nilai transaksi mencapai 1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31,8 triliun, dengan pembelian seluruh saham Semrush secara tunai seharga 12 dollar AS per lembar.
Dalam keterangan resminya, Adobe menyatakan kedua perusahaan telah mencapai kesepakatan definitif.
Akuisisi ini telah disetujui oleh dewan direksi kedua perusahaan dan ditargetkan tuntas pada paruh pertama 2026, menunggu persetujuan regulator.
Adobe juga telah mengamankan dukungan dari pemegang saham Semrush yang memiliki lebih dari 75 persen hak suara.
Langkah strategis ini terjadi di tengah tekanan investor terhadap Adobe untuk mempercepat monetisasi produk artificial intelligence (AI).
Tekanan tersebut tercermin dari kinerja saham Adobe yang turun lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, di tengah persaingan industri desain digital yang semakin ketat pasca kemunculan AI generatif.
Strategi AI dan Perluasan Portofolio
Adobe, yang selama ini identik dengan software kreativitas seperti InDesign, Acrobat, Illustrator, dan Photoshop, melihat Semrush sebagai komponen penting dalam strategi AI mereka.
Selama lebih dari satu dekade, Semrush yang bermarkas di Boston, AS telah menjadi alat andalan para pemasar untuk menganalisis trafik, memantau peringkat mesin pencari, memetakan kompetitor, dan mengoptimasi website.
Dalam beberapa tahun terakhir, Semrush mulai berfokus pada GEO (Generative Engine Optimization), strategi baru yang dirancang agar brand tetap muncul ketika pengguna bertanya langsung ke chatbot AI seperti ChatGPT dan Gemini.
Pergeseran ini menjadi krusial di era AI karena brand yang tidak muncul di platform AI berpotensi kehilangan eksposur dan pendapatan.
Integrasi Semrush dengan kemampuan SEO dan GEO-nya dipandang akan melengkapi portofolio tools pemasaran dan brand experience yang sudah dimiliki Adobe, termasuk Adobe Experience Manager, Adobe Analytics, dan Adobe Brand Concierge.
Ketiga tools tersebut memiliki fungsi lebih ke marketing, website management, dan brand experience untuk perusahaan besar.
Baca Juga:
Perubahan Perilaku Pencarian dan Peluang Baru
Akuisisi Semrush oleh Adobe semakin relevan mengingat perubahan perilaku pengguna dalam mencari informasi.
Kini banyak pengguna mengetik pertanyaan langsung ke AI, bukan lagi ke mesin pencari konvensional seperti Google Search.
Data dari Adobe Analytics mencatat trafik dari sumber AI ke situs retail di AS melonjak 1.200 persen dalam setahun terakhir.
Angka tersebut menunjukkan pergeseran signifikan dimana pengguna mulai beralih dari pencarian konvensional ke AI untuk mencari rekomendasi produk, saran belanja, atau jawaban cepat.
Dengan mengakuisisi Semrush, Adobe berharap dapat memberikan gambaran lengkap kepada pemasar tentang bagaimana brand mereka tampil di website sendiri, mesin pencari tradisional, model AI generatif, hingga seluruh web.
Perkembangan teknologi AI terus mengubah lanskap digital, termasuk dalam dunia olahraga seperti yang diprediksi akan terjadi di Piala Dunia 2026 menurut mantan pelatih Arsenal.
Di sisi lain, persaingan teknologi global juga mempengaruhi dinamika industri, seperti yang dialami oleh Qualcomm yang berusaha mempertahankan kinerja di tengah ketegangan China-Amerika.
Langkah akuisisi besar-besaran seperti ini tidak terlepas dari kondisi persaingan global yang semakin ketat, mirip dengan yang dialami oleh perusahaan teknologi lain yang menjadi korban persaingan dan ketegangan China-Amerika Serikat.
Adobe tampaknya mengambil langkah proaktif untuk memperkuat posisinya di era transformasi digital yang didominasi AI.
Dengan penyelesaian transaksi yang ditargetkan pada paruh pertama 2026, industri teknologi akan menyaksikan bagaimana integrasi kemampuan analitik Semrush dengan ekosistem kreatif Adobe akan membentuk layanan baru yang lebih komprehensif bagi para profesional kreatif dan pemasar digital.



