Jumat, 17 Oktober 2025
Selular.ID -

Penjualan Mobil Listrik Turun 36%, BYD dan Hyundai Anjlok

BACA JUGA

Selular.id – Industri mobil listrik nasional kembali mengalami penurunan penjualan signifikan sepanjang September 2025.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat distribusi Battery Electric Vehicle (BEV) dari pabrik ke diler hanya mencapai 4.039 unit, turun 36,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6.341 unit.

Penurunan ini terjadi meski insentif pemerintah untuk kendaraan listrik masih berlaku, menunjukkan ketidakstabilan pasar mobil listrik nasional.

Fluktuasi penjualan bulanan ini mengubah peta persaingan antar merek secara signifikan, dengan beberapa pemain utama mengalami penurunan drastis.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri otomotif listrik Indonesia yang sedang dalam masa perkembangan.

Meski secara global penjualan mobil listrik terus menunjukkan tren positif, seperti yang terjadi pada BYD yang berhasil menggeser Tesla sebagai raja penjualan mobil listrik global 2025, pasar domestik justru menunjukkan perlambatan.

Perubahan Peta Persaingan Merek

Dalam pasar yang melambat, Wuling Binguo EV berhasil menjadi pemimpin pasar dengan penjualan 561 unit, diikuti Aion V dengan 527 unit.

Kedua model ini mengandalkan jaringan diler yang luas dan harga yang lebih terjangkau untuk mempertahankan penjualan di tengah kondisi pasar yang sulit.

Posisi ketiga ditempati BYD M6 yang hanya mencatat 321 unit, turun 76,7 persen dari bulan sebelumnya.

Padahal, model ini kerap menjadi bintang utama sejak kehadirannya pada Juli 2025 lalu.

Penurunan serupa juga dialami model BYD lainnya, dengan Sealion 7 anjlok 50,7 persen dan Atto 3 turun 47,1 persen.

Denza D9, model MPV listrik premium yang biasanya terjual di atas 800 unit per bulan, kini hanya mencatat 227 unit atau turun lebih dari 70 persen dari rata-rata performa sebelumnya.

Penurunan ini menunjukkan bahwa segmen premium juga terkena dampak perlambatan pasar.

Hyundai Catat Penjualan Terendah

Kejutan besar datang dari Hyundai Ioniq 5 yang hanya mencatat 2 unit penjualan selama September 2025.

Pencapaian ini menjadi yang terendah untuk model tersebut pada tahun fiskal 2025.

Padahal, Ioniq 5 sempat menjadi mobil listrik paling populer di Indonesia, bersaing ketat dengan Wuling Air EV pada periode awal elektrifikasi (2022–2023).

Posisi Ioniq 5 kini justru kalah dari Neta, merek China yang sedang berjuang bertahan di pasar usai dinyatakan mengalami kebangkrutan di negara asalnya.

Neta V-II mencatat 18 unit, dan Neta X menjual 3 unit, masih lebih banyak dari Ioniq 5.

Di sisi lain, merek baru seperti VinFast mulai menancapkan pengaruh dengan VF 3 yang terjual 106 unit, VF e34 sebanyak 38 unit, dan VF 6 sebanyak 9 unit.

Sementara produk premium seperti BMW iX1, i5, Mercedes-Benz EQS, hingga Volvo EX30 masih mencatat penjualan di bawah 10 unit.

Perkembangan ini menunjukkan dinamika pasar mobil listrik Indonesia yang terus berubah.

Meski penjualan melalui platform e-commerce seperti Tokopedia pernah mencatat kenaikan 2x lipat, distribusi melalui jalur konvensional masih menjadi tulang punggung penjualan.

Industri mobil listrik global sendiri terus menunjukkan perkembangan positif, dengan para pemain utama seperti Tesla yang pernah mencatat 300 ribu unit penjualan dalam kuartal ketiga 2022.

Namun, pasar Indonesia masih membutuhkan penyesuaian untuk mencapai stabilitas yang diharapkan.

Perlambatan penjualan mobil listrik ini menjadi perhatian berbagai pihak, mengingat pemerintah telah memberikan berbagai insentif untuk mendorong adopsi kendaraan listrik.

Ke depan, diperlukan strategi yang lebih komprehensif untuk mengatasi fluktuasi penjualan dan membangun pasar yang lebih stabil.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU