Selular.ID – Organisasi Pengembangan Teknologi Industri dan Energi Baru Jepang (Japan’s New Energy and Industrial Technology Development Organisation/NEDO) memilih proposal Litbang SoftBank Corp untuk mengembangkan baterai dan sel surya generasi mendatang guna mendukung penerbangan Stasiun Platform Ketinggian Tinggi (HAPS/High Altitude Platform Station) jangka panjang.
Operator tersebut akan bekerja sama dengan produsen baterai Enax, Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Lanjutan, dan produsen sistem tenaga surya Choshu Industry untuk mengembangkan paket baterai berdensitas energi tinggi dan sel surya efisiensi tinggi untuk HAPS.
Penelitian teknologi modularisasi yang mengurangi bobot dan meningkatkan daya tahan di stratosfer juga termasuk dalam daftar.
Proyek Litbang ini merupakan bagian dari inisiatif NEDO untuk mengembangkan dan memverifikasi teknologi lokasi maritim menggunakan pesawat nirawak ketinggian tinggi, sebuah proyek empat tahun yang akan dimulai pada tahun fiskal 2025 (hingga akhir Maret 2026).
Setelah studi kelayakan, terdapat target untuk melakukan demonstrasi stratosfer pada tahun fiskal 2028.
Bulan lalu, SoftBank telah melakukan uji coba lapangan yang memajukan ambisi HAPS 5G.
Mundur ke belakang, persisnya pada Oktober 2024, SoftBank Corp menyelesaikan uji lapangan pesawat nirawak bertenaga surya di stratosfer di atas negara bagian New Mexico, AS.
Baca Juga: Penjualan Saham ke Softbank Kerek Valuasi OpenAI Hingga US$500 Miliar
Uji coba HAPS itu, memverifikasi peningkatan struktural dan fungsional pesawat yang tengah dikembangkan untuk menghadirkan konektivitas selular berkecepatan tinggi.
Dengan lebar sayap 78 meter, Sunglider memiliki kemampuan untuk membawa muatan hingga 75 kg.
Pesawat ini dikembangkan bersama AeroVironment dan Departemen Pertahanan AS (DoD) untuk mengomersialkan HAPS.
Dalam sebuah pernyataan, operator asal Jepang itu, mengatakan uji coba HAPS menunjukkan penerbangan stratosfer multi-muatan yang sesuai dengan persyaratan DoD, dan memberikan wawasan untuk pengembangan pesawat di masa mendatang.
Untuk diketahui, HAPS yang beroperasi di stratosfer semakin menarik minat dalam penelitian dan industri.
Stratosfer adalah lapisan atmosfer Bumi yang kedua terendah, terletak di atas troposfer dan di bawah mesosfer.
Di antara aplikasi lainnya, HAPS dapat memberikan manfaat besar bagi industri telekomunikasi.
HAPS dapat melengkapi operasi jaringan terestrial dengan mencakup lebih banyak area permukaan, tidak mudah terganggu, dan dapat digunakan dengan cepat1.
Pada prakteknya, HAPS menggunakan pesawat terbang atau balon yang terbang atau melayang pada ketinggian sekitar 20 km.
Tanpa awak, HAPS beroperasi secara otonom, dengan beberapa sistem dapat tetap berada di stasiun pada lokasi tertentu.
HAPS juga dapat lepas landas dan mendarat, sehingga memungkinkan dilakukannya pemeliharaan berkala dan perubahan muatan.
Selain aplikasi konvensional, seperti penginderaan jarak jauh atau pengukuran in-situ untuk pengamatan bumi, HAPS memungkinkan operasi di area krisis atau dapat berfungsi sebagai simpul jaringan.
Karena mobilitasnya, HAPS dapat menghadirkan konektivitas ke area yang tidak tercakup, atau hanya tercakup sebagian, oleh jaringan selular terestrial.
Baca Juga: SoftBank Dikabarkan Akan Berinvestasi $25 miliar ke OpenAI