Selular.ID – SK Hynix siap melaporkan laba operasional kuartalan tertingginya, lebih dari 10 triliun won ($7 miliar), tahun ini, didorong oleh lonjakan permintaan chip memori AI canggih di tengah siklus super semikonduktor yang sedang berlangsung.
Pencapaian tersebut akan menandai kedua kalinya perusahaan Korea mencapai laba operasional kuartalan di atas 10 triliun won.
Di Korea, sebelumnya hanya Samsung Electronics yang mencapai tingkat itu.
Tonggak sejarah yang dicapai SK Hynix, juga akan menutup perjalanan 14 tahun Ketua SK Group, Chey Tae-won, yang memimpin akuisisi Hynix Semiconductors oleh grup tersebut pada tahun 2012, yang saat itu sedang kesulitan.
Menurut konsensus pasar yang disusun oleh Yonhap Infomax pada Minggu (26/10), produsen chip memori terkemuka dunia ini diperkirakan telah mencatatkan penjualan sebesar 24,4 triliun won dan laba operasional sebesar 11,3 triliun won pada periode Juli-September.
Jika terkonfirmasi, kedua angka tersebut akan melampaui rekor perusahaan sebelumnya, yaitu pendapatan sebesar 22,2 triliun won dan laba operasional sebesar 9,2 triliun won, yang dicapai pada kuartal kedua.
Para analis mengaitkan kinerja gemilang ini dengan melonjaknya permintaan dan kenaikan harga produk memori bernilai tinggi, termasuk chip memori bandwidth tinggi yang digunakan dalam prosesor AI, serta rebound harga DRAM.
“Peningkatan penjualan HBM3E 12-lapis, yang menyumbang lebih dari separuh total penjualan HBM SK Hynix, dan harga chip memori serbaguna yang menguntungkan akan mendorong kinerja produsen chip ini di kuartal ketiga,” ujar Lee Se-chul, analis di Citi Global Markets.
Manfaat lanjutan dari ledakan AI terbaru ini juga meluas ke produk DRAM dan NAND lawas, dan diperkirakan akan mendukung pertumbuhan afiliasi solusi memori flash NAND SK Hynix.
“Afiliasi SK Hynix, Solidigm, diperkirakan akan melampaui ekspektasi pasar berkat penjualan Quadruple Level Cell Enterprise Solid State Drive yang kuat untuk penyimpanan data berbasis AI,” kata Chae Min-sook, peneliti di Korea Investment & Securities.
Nicolas Gaudois, kepala riset teknologi Asia-Pasifik di UBS, mengatakan perusahaan akan semakin diuntungkan oleh chip HBM andalannya, dengan OpenAI diproyeksikan akan meningkatkan konsumsi HBM hingga 10 persen hingga tahun 2027.
Awal bulan ini, OpenAI mengumumkan kemitraan multi-tahun yang bersejarah dengan AMD (Advanced Micro Devices) untuk menerapkan beberapa generasi GPU AMD Instinct bagi infrastruktur AI generasi mendatang, dengan total kapasitas daya yang diperkirakan mencapai 6 gigawatt, menandakan momentum berkelanjutan di pasar chip AI.
Pada Agustus lalu, CEO SK hynix, Kwak Noh-jung, mengatakan bahwa investasi dan visi SK Group yang berani telah membantu perusahaan memimpin pasar HBM.
“Perusahaan yang hampir bangkrut ini mampu mengembangkan HBM pertama di dunia dan menduduki posisi teratas di pasar DRAM global, berkat SK Group,” ujar Noh dalam Forum Icheon, sebuah pertemuan tahunan para eksekutif dan akademisi, pada 18 Agustus 2025.
Sebelumnya pada kuartal kedua 2025, SK Hynix meraih posisi teratas di pasar chip memori global untuk pertama kalinya.
Perusahaan mampu menyalip pemimpin lama Samsung Electronics berkat dominasinya dalam chip memori bandwidth tinggi, produk kecerdasan buatan yang sangat menguntungkan.
Baca Juga: AS Cabut Izin Impor Peralatan Chip Samsung dan SK Hynix di China: Dampak dan Analisis
Kalahkan Seteru Beratnya Samsung
Kebangkitan SK Hynix sebagian besar disebabkan oleh kepemimpinannya dalam chip memori HBM yang berkembang pesat, sebuah komponen penting untuk prosesor AI.
Untuk diketahui, HBM (High Bandwidth Memory) adalah chip memori komputer berkinerja tinggi yang menumpuk chip DRAM secara vertikal untuk menghasilkan bandwidth yang sangat tinggi, kepadatan, dan efisiensi energy.
Menjadikannya komponen kunci untuk sistem kelas atas seperti superkomputer, server, dan aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan transfer data besar dengan cepat dan hemat daya.
Sejak menjadi pemasok utama chip HBM mutakhir untuk Nvidia, pemasok unit pemrosesan grafis terbesar di dunia, produsen chip memori ini telah mencatat peningkatan profitabilitas yang konsisten, sementara pendapatan Samsung menunjukkan tren penurunan, yang mencerminkan posisinya yang lebih lemah di pasar HBM.
Menurut Counterpoint’s Memory Tracker, pangsa Samsung dalam pengiriman HBM anjlok menjadi 17 persen pada kuartal kedua tahun ini dari 41 persen pada tahun sebelumnya, tertinggal di belakang SK Hynix dan Micron Technology yang berbasis di AS.
Sebaliknya, SK Hynix mampu menggamit 62 persen dari pengiriman HBM global, diikuti oleh Micron dengan pangsa 21 persen.
Penurunan pangsa Samsung sebagian disebabkan oleh pembatasan ekspor AS ke China yang diberlakukan awal tahun ini, yang membatasi saluran penjualan perusahaan.
Di tengah lonjakan penjualan SK Hynix yang memasok produk HBM3E 8-lapis dan 12-lapis tercanggihnya kepada Nvidia, Samsung kesulitan untuk lulus uji kualifikasi produsen GPU tersebut dan masih sangat bergantung pada chip HBM3 generasi lama untuk penjualan HBM-nya.
“Kabar baiknya adalah penjualan HBM Samsung tampaknya telah mencapai titik terendah pada (kuartal pertama) tahun 2025 dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada (kuartal kedua),” ujar Choi Jeong-ku, analis Counterpoint Research.
“Namun, untuk mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang, penting bagi Samsung untuk mendiversifikasi basis pelanggan HBM3E-nya dan lulus uji kualitas ketat Nvidia.”
Choi juga mencatat bahwa Samsung harus fokus mencapai tingkat hasil yang stabil untuk memasok HBM4 generasi berikutnya untuk platform Rubin Nvidia yang akan datang.
“Mengingat pengumuman baru-baru ini bahwa Samsung Foundry telah memenangkan pesanan dari Tesla, terdapat ekspektasi yang semakin besar terhadap peningkatan kinerja Samsung secara keseluruhan di masa mendatang,” tambah Choi.
Baca Juga: Intel, SK Hynix, dan Samsung Kini Senasib dengan ASML, Tak Lagi Bisa Berbisnis dengan China
