Kamis, 9 Oktober 2025
Selular.ID -

ICE dan HEV Unggul di Resale Value Ketimbang EV di GIIAS 2025

BACA JUGA

Selular.id – Kendaraan bermesin bensin (ICE) dan hybrid electric vehicle (HEV) masih menunjukkan ketangguhannya di pasar otomotif Indonesia, terutama dari sisi harga jual kembali (resale value), meski gempuran mobil listrik battery electric vehicle (BEV) semakin masif.

Fakta ini terungkap dari data transaksi di platform OLXmobbi sebagai official trade-in partner pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 lalu.

Berdasarkan data yang dirilis, terjadi peningkatan jumlah signifikan hingga 53% pelanggan yang melakukan trade-in (menjual mobil lama untuk membeli mobil baru) di GIIAS tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Jumlah penjual mobil di platform OLXmobbi juga mengalami kenaikan sebesar 47%.

Data ini menjadi sinyal kuat bahwa minat konsumen terhadap layanan beli mobil bekas semakin tumbuh dan mencerminkan dinamika positif perputaran kendaraan di pasar otomotif nasional.

Agung Iskandar, Direktur OLXmobbi menegaskan komitmen platformnya dalam menjaga kualitas kendaraan yang diperdagangkan.

Menurutnya, di GIIAS 2025, mobil pelanggan yang dijual maupun di-trade-in lewat OLXmobbi rata-rata kondisinya masih sangat bagus.

“Kami menerapkan standar khusus, salah satunya memastikan mobil terbebas dari banjir, agar konsumen selalu mendapatkan mobil bekas berkualitas. Dengan pencapaian tahun ini yang lebih baik dari sebelumnya, kami berharap bisa terus berkontribusi menjadi penggerak roda bisnis otomotif secara umum,” ujarnya.

Harga rata-rata mobil yang diserap OLXmobbi selama GIIAS 2025 berada di kisaran Rp 150 juta.

Yang menarik, mobil dengan harga tertinggi yang berhasil diserap justru berasal dari kategori HEV, yang menembus angka Rp 300 juta.

Sebaliknya, mobil listrik BEV yang masuk dalam penyerapan rata-rata hanya berkisar Rp 115 juta, menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan.

Dominasi ICE dan HEV di Pasar Bekas

Mobil yang paling banyak dijual pengunjung di GIIAS 2025 memperkuat tren ini. Pada kategori ICE, Toyota Kijang Innova bekas dan Avanza mendominasi transaksi.

Untuk kendaraan hybrid, Toyota Yaris Cross cukup banyak yang dilepas konsumen. Sementara di lini BEV, Wuling Air EV tercatat sebagai model paling banyak dijual.

Dari sisi tipe bodi, MPV, SUV, dan hatchback masih menjadi primadona yang diserap OLXmobbi sepanjang pameran.

Fenomena ini tidak terlepas dari perbedaan tingkat depresiasi atau penurunan harga yang cukup mencolok antara ketiga jenis kendaraan.

Data dari platform OLX menunjukkan rata-rata depresiasi tahunan untuk ICE dan HEV hanya berkisar 10%-15%. Sedangkan untuk BEV, angka depresiasi jauh lebih tinggi, yaitu antara 35%-60% per tahun.

Tingginya depresiasi BEV disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kemunculan model-model BEV baru dengan fitur lebih baik dan harga semakin terjangkau.

Faktor lain adalah kesulitan konsumen dalam membeli BEV bekas, karena hampir tidak ada perusahaan pembiayaan yang mau membiayai kendaraan listrik bekas.

Meski BEV digadang-gadang sebagai masa depan otomotif, tantangan dari sisi resale value masih cukup besar. Konsumen yang memperhitungkan nilai investasi jangka panjang cenderung masih memilih ICE atau HEV karena nilai jual kembalinya yang lebih stabil.

Implikasi bagi Pasar Otomotif Indonesia

Data dari GIIAS 2025 ini memberikan gambaran nyata tentang preferensi konsumen Indonesia saat ini.

Di satu sisi, kesadaran akan kendaraan ramah lingkungan semakin meningkat, namun di sisi lain, pertimbangan ekonomi praktis seperti resale value masih menjadi faktor penentu utama.

Peningkatan transaksi trade-in sebesar 53% menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin cerdas dalam mengelola aset kendaraannya.

Kondisi ini juga mencerminkan bahwa transisi menuju elektifikasi di Indonesia tidak akan berlangsung instan.

Butuh waktu bagi pasar untuk sepenuhnya menerima BEV, terutama dari sisi infrastruktur pendukung dan skema pembiayaan kendaraan bekas. Sementara itu, posisi produk dengan harga terjangkau dan fitur memadai seperti yang ditawarkan HEV dan ICE tertentu masih akan tetap dominan.

Ke depan, perkembangan teknologi dan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik.

Namun untuk saat ini, berdasarkan data riil dari lapangan, ICE dan HEV masih menjadi pilihan yang lebih rasional bagi banyak konsumen Indonesia yang memperhitungkan nilai investasi jangka panjang kendaraannya.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU