Selular.id – Google meluncurkan program berburu bug atau celah keamanan pada produk kecerdasan buatan (AI) mereka, termasuk Gemini.
Program yang diumumkan melalui situs Bug Hunters pada Senin (6/10/2025) ini menawarkan hadiah menggiurkan hingga 30.000 dollar AS atau setara Rp 497 juta bagi yang berhasil mengidentifikasi kerentanan keamanan.
Google mendefinisikan bug AI sebagai masalah pada model dan sistem AI generatif yang berpotensi menyebabkan kerusakan atau disalahgunakan penjahat siber.
Perusahaan menjelaskan bahwa praktik memodifikasi akun atau data seseorang untuk mengancam keamanan hingga melakukan tindakan ilegal yang melibatkan AI juga termasuk dalam kategori bug yang mereka incar.
Contoh konkret bug AI yang dicari termasuk perintah AI yang secara tidak langsung membuat Google Home membuka kunci pintu, atau perintah eksfiltrasi data yang menghimpun semua email seseorang dan mengirimkan ringkasannya ke akun tertentu.
Program ini merupakan yang kedua kalinya digelar Google setelah edisi pertama pada Oktober 2023 lalu.
Google mengklasifikasikan bug AI dalam tiga kategori dengan nilai hadiah berbeda.
Kategori flagship mencakup bug yang ditemukan dalam produk utama Google seperti Search, aplikasi Gemini, serta aplikasi utama Workspace termasuk Gmail, Drive, Meet, dan Docs.
Penemu bug di kategori ini berkesempatan mendapatkan hadiah tertinggi hingga setengah miliar rupiah.
Untuk kategori standar, bug yang ditemukan pada produk seperti AI Studio, Jules, dan aplikasi Workspace lainnya seperti NotebookLM dan Appsheet, hadiahnya mencapai 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 248 juta.
Sementara kategori lainnya mencakup bug yang ditemukan pada produk Google selain dua kategori sebelumnya.
Program berburu bug AI berhadiah ini menunjukkan komitmen Google dalam meningkatkan keamanan sistem kecerdasan buatan mereka.
Dalam program pertama tahun 2023, Google telah menyalurkan hadiah sebesar 430.000 dollar AS atau sekitar Rp 7,1 miliar kepada para pemburu bug AI.
Kategori dan Nilai Hadiah Bug Bounty
Program bug bounty AI Google menawarkan struktur hadiah yang menarik dan kompetitif.
Hadiah dasar untuk bug AI kategori flagship mencapai 20.000 dollar AS atau sekitar Rp 331 juta.
Namun, penemu bug berpeluang melipatgandakan hadiahnya hingga total 30.000 dollar AS jika menemukan kerentanan yang signifikan.
Mekanisme ini mirip dengan program bug bounty yang pernah diluncurkan Pentagon untuk menguji keamanan sistem mereka.
Perbedaannya, Google fokus pada celah keamanan yang spesifik terkait sistem kecerdasan buatan dan implementasinya dalam produk sehari-hari.
Kategori standar menawarkan hadiah hingga 15.000 dollar AS, sementara kategori lainnya memiliki nilai yang disesuaikan dengan tingkat keparahan bug yang ditemukan.
Pendekatan bertingkat ini memungkinkan Google mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk memperbaiki kerentanan paling kritis terlebih dahulu.
Baca Juga:
Konteks Pengembangan AI yang Semakin Masif
Peluncuran program bug bounty AI ini terjadi di saat pengadopsian teknologi kecerdasan buatan semakin meluas.
Berbagai perusahaan teknologi terus mengintegrasikan AI ke dalam produk mereka, termasuk Samsung yang membawa Galaxy AI ke perangkat dengan harga lebih terjangkau.
Google sendiri telah mengintegrasikan Gemini ke dalam berbagai layanan mereka, termasuk rencana fitur dengar dokumen di Google Docs Android.
Integrasi AI yang semakin dalam ini membutuhkan pendekatan keamanan yang lebih komprehensif untuk melindungi pengguna dari potensi penyalahgunaan.
Perkembangan serupa juga terlihat di produk-produk lain seperti Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 yang diluncurkan dengan dukungan Galaxy AI.
Maraknya integrasi AI ini membuat program bug bounty menjadi semakin relevan untuk memastikan keamanan pengguna.
Program bug bounty AI Google diharapkan dapat menjadi model bagi perusahaan teknologi lainnya dalam mengatasi kerentanan keamanan sistem AI.
Pendekatan kolaboratif dengan komunitas keamanan siber ini dinilai lebih efektif dibandingkan mengandalkan tim internal saja.
Keberhasilan program pertama dengan total hadiah 430.000 dollar AS menunjukkan antusiasme komunitas dalam membantu mengamankan sistem AI.
Google berharap program kedua ini dapat menarik lebih banyak partisipan dan mengidentifikasi kerentanan sebelum dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Program berburu bug AI Google ini terbuka untuk para peneliti keamanan dan ethical hacker di seluruh dunia.
Partisipan dapat mengirimkan temuan mereka melalui platform Bug Hunters yang telah disediakan, dengan proses evaluasi yang transparan dan timeline pembayaran hadiah yang jelas.