Selular.id – Creators Association of Southeast Asia (CASA) resmi diluncurkan di Jakarta sebagai wadah baru untuk memperkuat ekosistem kreator di kawasan Asia Tenggara.
CASA ingin memastikan suara kreator didengar. Bukan hanya oleh platform dan brand, tapi juga oleh pembuat kebijakan,
Asosiasi yang dikenal secara lokal sebagai Asosiasi Kreator Konten Asia Tenggara (AKKAT) ini merupakan inisiatif kolaboratif yang digagas oleh Vero, IBV, Mantappu, dan Vina Muliana untuk menciptakan ekonomi kreator yang lebih adil, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Peluncuran CASA berlangsung di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi kreator di Asia Tenggara yang kini melibatkan lebih dari 200 juta pengguna media sosial aktif.
Jehian Panangian Sijabat, Co-Founder CASA sekaligus pendiri Mantappu Corp, menjelaskan bahwa asosiasi ini hadir sebagai jembatan antara kreator, brand, dan platform untuk menciptakan kolaborasi yang lebih transparan dan setara.
“Selama ini, banyak kreator bekerja sendiri tanpa pedoman atau perlindungan yang memadai. CASA ingin memastikan suara kreator didengar – bukan hanya oleh platform dan brand, tapi juga oleh pembuat kebijakan,” ujarnya.
Vanya Qinthara (Minyo Diego), Co-Founder CASA lainnya yang juga pendiri IBV, menekankan bahwa asosiasi ini akan mengubah narasi hubungan antara merek dan kreator dari sekadar transaksi menjadi kemitraan strategis yang bermakna.
“Kami ingin mengubah narasi hubungan antara merek dan kreator dari transaksi menjadi kolaborasi yang otentik dan berkelanjutan. CASA akan menjadi ruang aman bagi dialog yang seimbang dan edukatif bagi semua pihak di industri ini,” jelasnya.
Gerakan Sosial untuk Perlindungan Kreator
CASA tidak hanya berfungsi sebagai asosiasi biasa, tetapi juga mengusung gerakan sosial untuk memperjuangkan posisi kreator sebagai pelaku ekonomi yang memiliki peran nyata dalam pertumbuhan industri digital regional.
Di tengah laju cepat ekonomi digital, banyak kreator masih menghadapi kesenjangan akses, kurangnya perlindungan profesional, serta minimnya standar industri yang adil.
Vina Muliana, Co-Founder CASA yang juga konten kreator dan profesional komunikasi terkemuka, menambahkan bahwa sudah waktunya kreator memiliki asosiasi yang melindungi kepentingan mereka sekaligus meningkatkan standar industri.
“Kreator bukan hanya pembuat konten, tapi juga pelaku ekonomi yang membangun kepercayaan publik. Sudah waktunya kita punya asosiasi yang melindungi kepentingan kreator sekaligus meningkatkan standar industri,” tegasnya.
Baca Juga:
Rangkaian Kegiatan Edukatif dan Jejaring
Peluncuran CASA di Jakarta diisi dengan rangkaian diskusi dan workshop yang menghadirkan kreator muda, agensi, serta perwakilan dari platform besar seperti Meta dan TikTok. Diskusi-diskkembangan AI dan teknologi digital, termasuk sesi utama bertajuk “Beyond Endorsements: Building Meaningful Brand x Creator Partnerships”.
Worksusi tersebut membahas masa depan profesi kreator di tengah perhop interaktif seputar monetisasi kreatif, storytelling digital, serta perlindungan hukum bagi kreator turut memperkaya peluncuran ini. Kegiatan-kegiatan tersebut menegaskan peran CASA sebagai wadah pembelajaran dan berbagi untuk para kreator di kawasan Asia Tenggara. Seperti halnya inovasi di bidang teknologi pengecasan yang terus berkembang, e
Astari Laksmiwati, Executive Director CASA, menjelaskan bahwa sebagai langkah awal, CASA diperkenalkan pertama di Indonesia dengan semangat lintas batas.
“Kami memulai dari Indonesia, tapi semangatnya lintas batas. Kreator di Asia Tenggara punya potensi luar biasa untuk saling belajar, berkolaborasi, dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih besar.
Untuk ke depannya, kami akan secara bertahap memperkenalkan CASA di berbagai forum industri dan acara kreatif,” ujarnya.
Chatrine Siswoyo, Senior Advisor Vero, menambahkan bahwa CASA mengajak seluruh pihak, mulai dari kreator individu, komunitas, hingga mitra brand dan platform, untuk bersama-sama membangun industri yang berpihak pada kreativitas dan keberlanjutan.
“Kami percaya CASA dapat menjadi penggerak pemberdayaan kreator di Indonesia dan Asia Tenggara,” tuturnya.
Komitmen terhadap pengembangan ekosistem digital ini sejalan dengan upaya berbagai perusahaan teknologi dalam mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan untuk mendukung inovasi di berbagai sektor.
Kehadiran CASA diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem kreator yang lebih inklusif, profesional, dan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Dengan semakin besarnya peran kreator sebagai penggerak ekonomi digital, asosiasi ini diharapkan dapat memfasilitasi advokasi dan penyusunan panduan etika industri, termasuk praktik kolaborasi yang adil antara kreator dan brand, serta edukasi tentang monetisasi dan keamanan digital.
Seperti pentingnya dokumentasi dalam dunia fotografi digital, CASA juga akan menjadi wadah untuk mendokumentasikan dan membakukan praktik-praktik terbaik dalam industri kreator.
Perkembangan ekosistem kreator di Asia Tenggara ini menunjukkan bagaimana teknologi dan kreativitas dapat bersinergi menciptakan nilai ekonomi yang signifikan.
Seperti halnya inovasi dalam teknologi kamera smartphone yang terus berkembang, industri kreator juga membutuhkan platform dan infrastruktur yang mendukung untuk dapat tumbuh secara optimal.