Sabtu, 11 Oktober 2025
Selular.ID -

Aplikasi Sora OpenAI Tembus 1 Juta Download, Pecahkan Rekor ChatGPT

BACA JUGA

Selular.id – Aplikasi media sosial video generatif Sora besutan OpenAI mencatat pencapaian luar biasa dengan meraih satu juta unduhan dalam waktu kurang dari lima hari sejak peluncuran perdananya pada 30 September 2025.

Prestasi ini bahkan berhasil memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh aplikasi ChatGPT dari perusahaan yang sama.

Bos Sora, Bill Peebles, secara langsung mengumumkan keberhasilan ini melalui akun X pribadinya.

Dalam cuitannya, Peebles menyebutkan bahwa Sora mencapai satu juta download aplikasi dalam waktu kurang dari lima hari, lebih cepat dibandingkan pencapaian ChatGPT pada Mei 2023.

“Sora mencapai 1 juta unduhan aplikasi dalam <5 hari, bahkan lebih cepat daripada ChatGPT,” tulis Peebles.

Data dari penyedia intelijen aplikasi Appfigures yang dilaporkan TechCrunch menunjukkan perbandingan yang signifikan.

Aplikasi ChatGPT untuk iOS mengumpulkan 606.000 download di minggu pertama kehadirannya, sementara Sora berhasil melampaui angka tersebut dalam waktu yang lebih singkat.

Yang membuat pencapaian ini semakin mengesankan adalah fakta bahwa aplikasi Sora masih bersifat sangat eksklusif.

Saat ini, aplikasi ini baru tersedia secara terbatas untuk pengguna yang tinggal di Amerika Serikat dan Kanada.

Selain itu, Sora hanya hadir di Apple App Store untuk perangkat iOS, sehingga hanya pengguna iPhone, iPad, dan Mac yang dapat menginstalnya.

Eksklusivitas Sora tidak berhenti di situ.

OpenAI menerapkan sistem undangan bagi pengguna yang ingin mendaftar dan mencoba langsung aplikasi media sosial yang menampilkan video-video dari model Sora 2 ini.

Pengguna yang sudah mendapat undangan dapat mengirimkan empat undangan tambahan kepada teman-temannya.

Meski dengan berbagai batasan tersebut, aplikasi Sora by OpenAI berhasil menduduki posisi pertama sebagai Top Free Apps di iPhone.

Pencapaian ini mengungguli aplikasi AI lainnya, termasuk ChatGPT buatan OpenAI sendiri, Google Gemini, hingga Grok milik xAI Elon Musk.

Aplikasi Sora memiliki tampilan dan navigasi yang menyerupai TikTok, menampilkan feed video pendek vertikal bertajuk “For You”.

Di layar, pengguna dapat melihat username, caption, serta ikon hati, kolom komentar, dan fitur berbagi.

Namun, perbedaan mendasar terletak pada sumber kontennya – semua video di aplikasi ini dibuat oleh AI dengan model Sora 2, bukan hasil rekaman kamera biasa.

Pengguna dapat membuat video dengan memasukkan prompt atau perintah teks, yang kemudian diolah oleh kecerdasan buatan menjadi video pendek.

Fitur ini menjadikan Sora sebagai platform media sosial pertama yang sepenuhnya mengandalkan konten generatif AI.

Dalam cuitannya, Peebles juga menyebutkan bahwa tim Sora sedang bekerja keras untuk mengimbangi pertumbuhan yang melonjak.

Rencana pengembangan termasuk penambahan fitur baru dan perbaikan terhadap masalah overmoderasi yang mungkin terjadi.

Kesuksesan Sora ini semakin mengukuhkan posisi OpenAI sebagai salah satu perusahaan teknologi paling inovatif saat ini.

Sebelumnya, OpenAI telah dinobatkan sebagai perusahaan swasta paling bernilai di dunia, mengalahkan perusahaan seperti SpaceX.

Peluncuran aplikasi Sora ini juga menjadi bukti komitmen OpenAI dalam mengembangkan teknologi video generatif.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Sora akan diintegrasikan ke dalam ChatGPT, namun ternyata OpenAI memilih untuk meluncurkannya sebagai aplikasi terpisah dengan konsep media sosial.

Perkembangan teknologi video generatif AI memang semakin pesat.

Beberapa perusahaan lain juga telah meluncurkan teknologi serupa, seperti Wan 2.1 dari Alibaba yang diklaim mampu menyaingi Sora.

Dengan pencapaian satu juta download dalam waktu singkat ini, Sora membuktikan bahwa meski masih dalam tahap terbatas, minat masyarakat terhadap konten video generatif AI sangat tinggi.

Kesuksesan awal ini menjadi indikator positif bagi masa depan platform media sosial berbasis AI.

OpenAI tampaknya akan terus mengembangkan Sora dengan berbagai fitur baru dan perbaikan sistem.

Ekspansi ke wilayah lain dan platform Android kemungkinan besar akan menjadi langkah berikutnya setelah aplikasi ini stabil di pasar Amerika Utara.

Pertumbuhan yang cepat ini juga menunjukkan bahwa meskipun pasar aplikasi media sosial sudah jenuh, masih ada ruang untuk inovasi dengan pendekatan yang berbeda.

Kombinasi antara media sosial dan teknologi AI generatif ternyata mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi pengguna.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU