Selular.id – Kecerdasan artifisial (AI) berdaulat diproyeksikan menambah kontribusi hingga USD140 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2030. Potensi ini terungkap dalam Empowering Indonesia Report 2025 yang diluncurkan Indosat Ooredoo Hutchison bersama Twimbit, dengan tema “Building Bridges of Tomorrow”. Laporan ini menegaskan AI berdaulat sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, menekankan bahwa AI bukan sekadar persoalan teknologi. “AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti kita membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat,” ujarnya dalam peluncuran laporan tersebut.
Laporan tersebut menguraikan lima pilar utama menuju kedaulatan AI: infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan yang mumpuni, serta regulasi dan etika yang kokoh. Jika dijalankan secara strategis, adopsi AI berdaulat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia hingga 6,8%.
Penerapan AI berdaulat juga dapat mendorong peningkatan produktivitas hingga 18% di sektor jasa, 15-20% di manufaktur, dan 5-8% di pertanian. Angka-angka ini menjadikan AI sebagai faktor utama dalam memperkuat daya saing dan efisiensi nasional Indonesia.
Investasi Besar untuk Infrastruktur dan Talenta
Dari sisi kesiapan infrastruktur, laporan ini mencatat bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD3,2 miliar hingga 2030 untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional. Saat ini, AI data center di Indonesia baru mencakup kurang dari 1% dari pasar global, menandakan perlunya percepatan pembangunan pusat data bertenaga energi terbarukan dan jaringan 5G yang lebih luas.
Upaya pembangunan infrastruktur AI berdaulat ini sejalan dengan inisiatif Indosat yang menggandeng NVIDIA untuk menciptakan infrastruktur AI berdaulat. Kolaborasi strategis semacam ini menjadi krusial dalam mempercepat pengembangan ekosistem AI nasional.
Di sisi pengembangan sumber daya manusia, Empowering Indonesia Report 2025 menyoroti kebutuhan pengembangan 400 ribu talenta AI pada 2030. Untuk mencapainya, diperlukan investasi sebesar USD968 juta untuk pendidikan, pelatihan, dan reskilling tenaga kerja. Indonesia saat ini memiliki 364 startup AI dengan total pendanaan mencapai USD1,08 miliar.
Baca Juga:
Inovasi Lokal dan Pergeseran Peran Global
Indonesia mulai menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan AI melalui berbagai inisiatif riset nasional. Salah satunya adalah Sahabat-AI V2, Large Language Model (LLM) berparameter 70 miliar yang mendukung bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak. Inovasi lokal ini menjadi bukti bahwa Indonesia mulai beralih dari pengguna menjadi pembentuk teknologi AI global.
Manoj Menon, Founder and CEO Twimbit, menambahkan optimisme terhadap posisi Indonesia di peta AI global. “Indonesia memiliki posisi strategis untuk memimpin di era AI berdaulat. Dengan membangun fondasi digital yang kuat dan menciptakan ekosistem yang inklusif, Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia, mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045.”
Kolaborasi lintas sektor terus diperkuat, termasuk melalui pembentukan AI Application Cooperation Center oleh Indosat, ITA, dan Tsinghua University. Kerja sama semacam ini mempercepat transfer pengetahuan dan pengembangan kapabilitas AI lokal.
Aspek keamanan dan etika juga mendapat perhatian khusus dalam laporan ini, mengingat pentingnya tata kelola AI yang bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan peringatan dari Zimbra tentang pentingnya keamanan digital sebagai kunci kedaulatan Indonesia dalam menghadapi ancaman AI.
Komitmen Indosat dan Visi Ke Depan
Dalam konteks pengembangan AI berdaulat ini, Indosat menegaskan perannya sebagai mitra bangsa dalam mempercepat kedaulatan digital dan transformasi AI nasional. Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menyatakan komitmen perusahaan dalam menghadirkan solusi AI yang beretika.
“Kedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri,” ujar Vikram. “Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI yang beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.”
Komitmen Indosat terhadap pengembangan AI di Indonesia juga tercermin dari berbagai inisiatif sebelumnya, termasuk pemecahan rekor MURI dengan 5.000 puisi AI untuk HUT ke-80 RI yang menunjukkan kreativitas pemanfaatan AI untuk konten lokal.
Laporan Empowering Indonesia 2025 ditutup dengan seruan tindakan lintas sektor untuk bergerak selaras dalam mewujudkan ekosistem AI yang berdaulat. Dengan memperkuat fondasi infrastruktur, membangun talenta masa depan, dan menegakkan tata kelola AI yang beretika, Indonesia siap melangkah dari sekadar pengguna teknologi menjadi arsitek peradaban digital yang berdaulat.
Pencapaian status negara berpenghasilan tinggi pada 2038 dalam skenario terbaik menjadi target yang semakin realistis dengan optimalisasi potensi AI berdaulat. Percepatan adopsi AI yang strategis dan terintegrasi diprediksi dapat memajukan pencapaian target ini dari 2041 menjadi tiga tahun lebih cepat.



