Selular.id – PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) memutuskan mundur dari proses lelang frekuensi 1,4 GHz yang sedang digelar pemerintah.
Keputusan ini diambil setelah perusahaan melakukan kajian mendalam terhadap dokumen lelang yang dinilai tidak sejalan dengan rencana bisnis perseroan.
Director & Chief Regulatory Officer XL Axiata, Merza Fachys, mengonfirmasi keputusan ini pada Senin (29/9/2025).
“Lelang 1,4 kan aku nggak ikut, mundur kemarin. Setelah kita kaji dokumennya, mungkin tidak sejalan dengan business plan kita,” ujar Merza kepada Selular.id.
Meski mengundurkan diri dari lelang kali ini, Merza menegaskan pihaknya tetap membuka peluang untuk berpartisipasi pada lelang spektrum berikutnya.
“Misalnya ada lelang lagi, ya kalau sejalan kita ikut,” tambahnya menegaskan komitmen perusahaan terhadap perkembangan industri telekomunikasi nasional.
Alasan Teknis di Balik Keputusan Mundur
Merza menjelaskan lebih detail bahwa alasan utama mundurnya XL Axiata dari lelang frekuensi 1,4 GHz adalah persyaratan wilayah yang ditetapkan pemerintah.
“Dia tentukan region 1 harus sekian di wilayah ini, di zona ini. Perkembangan kami ternyata tidak (sesuai),” ungkapnya.
Persyaratan regional dalam dokumen lelang ini menjadi pertimbangan strategis bagi XL.
Perusahaan menilai pengembangan jaringan mereka di masa depan tidak sesuai dengan pembagian wilayah yang ditetapkan dalam proses lelang frekuensi 1,4 GHz yang sedang berjalan.
Keputusan mundur ini cukup mengejutkan mengingat sebelumnya XL menunjukkan minat terhadap lelang spektrum ini.
Seperti dilaporkan XLSmart masih minat ikut lelang frekuensi 1,4 GHz dan sudah mengambil dokumen pada Agustus lalu.
Baca Juga:
Latar Belakang Lelang 1,4 GHz
Pada Juli lalu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi membuka pendaftaran lelang 1,4 GHz untuk Fixed Wireless Access.
Pita frekuensi 1,4 GHz merupakan frekuensi yang diperuntukkan untuk penggelaran jaringan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access), terutama dengan teknologi Time Division Duplex (TDD).
Frekuensi 1,4 GHz digadang-gadang akan mewujudkan internet berkecepatan 100Mbps dengan harga murah di Indonesia.
Penggunaan pita ini diharapkan memberi fleksibilitas bagi operator dalam menyediakan layanan akses internet berbasis jaringan pitalebar yang berkualitas.
Pelaksanaan seleksi ini berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 337 Tahun 2025 tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025.
Keputusan ini menetapkan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432-1512 MHz) di 3 (tiga) regional sebagai objek seleksi.
Seleksi diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh penyelenggara telekomunikasi yang telah memiliki izin sesuai persyaratan.
Tahapan seleksi akan dilaksanakan secara objektif dan transparan, melalui mekanisme evaluasi administrasi dan evaluasi komitmen pengembangan jaringan dan layanan.
Proses lelang frekuensi 1,4 GHz tetap berjalan meski tanpa partisipasi XL.
Beberapa operator lain tetap melanjutkan partisipasi mereka dalam proses seleksi yang dijadwalkan menghasilkan pengumuman pada Oktober 2025.
Implikasi bagi Industri Telekomunikasi
Keputusan XL untuk mundur dari lelang frekuensi 1,4 GHz menandakan pendekatan yang lebih selektif dari operator telekomunikasi dalam mengikuti lelang spektrum.
Perusahaan kini lebih mempertimbangkan keselarasan antara kebutuhan pengembangan jaringan dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah.
Dalam industri telekomunikasi yang semakin kompetitif, setiap investasi dalam spektrum frekuensi harus sesuai dengan strategi bisnis jangka panjang.
XL tampaknya memilih untuk fokus pada pengembangan jaringan yang sudah ada sambil menunggu peluang spektrum yang lebih sesuai dengan peta pengembangan mereka.
Ke depan, keputusan ini tidak menutup kemungkinan bagi XL untuk berpartisipasi dalam lelang spektrum lainnya.
Seperti disampaikan Merza, perusahaan tetap membuka opsi untuk ikut serta dalam proses lelang berikutnya jika sesuai dengan kebutuhan dan rencana pengembangan bisnis.
Industri telekomunikasi Indonesia terus berkembang dengan dinamika yang menarik.
Keputusan strategis seperti yang diambil XL menunjukkan kematangan dalam pengambilan keputusan bisnis di sektor yang memerlukan investasi besar ini.




