Kamis, 9 Oktober 2025
Selular.ID -

Google Play Wajibkan Ikon Aplikasi Bisa Diubah Warna Pengguna

BACA JUGA

Selular.id – Google akan segera mewajibkan semua aplikasi di Google Play untuk mendukung fitur Themed Icons, memungkinkan pengguna mengubah warna ikon aplikasi sesuai tema sistem Android mereka.

Perubahan ini diumumkan melalui pembaruan Google Play Developer Distribution Agreement (DDA) yang mulai berlaku 15 Oktober 2025 bagi developer lama dan langsung efektif untuk akun baru.

Kebijakan baru ini mengharuskan developer memberikan lisensi kepada pengguna untuk memodifikasi warna dan tema ikon aplikasi mereka.

Dengan demikian, pengguna Android yang mengaktifkan fitur Themed Icons tidak akan lagi menemukan tampilan ikon yang tidak konsisten di layar beranda mereka.

Fitur Themed Icons pertama kali diperkenalkan Google dalam Android 13, memungkinkan pengguna menyamakan warna ikon aplikasi dengan tema sistem.

Namun, selama ini dukungan terhadap fitur ini bersifat sukarela bagi developer. Banyak developer memilih tidak berpartisipasi dengan alasan branding, kekhawatiran ikon tidak menonjol, atau kesulitan teknis mengonversi ikon kompleks menjadi versi monokrom.

Mulai Android 16 QPR2 Beta 1 yang dirilis bulan lalu, Google mengumumkan bahwa sistem akan secara otomatis menghasilkan ikon bertema untuk aplikasi yang tidak menyediakan versi monokromnya.

Sistem menggunakan “algoritma penyaringan warna” pada ikon aplikasi yang ada untuk merender ulang dalam gaya monokrom.

Perlindungan Hukum bagi Pengguna

Perubahan kebijakan DDA secara eksplisit menyatakan bahwa developer harus memberikan lisensi kepada pengguna untuk “melakukan, memodifikasi warna, atau menambahkan tema pada ikon Produk, menampilkan (termasuk dengan modifikasi warna dan tema), dan menggunakan Produk.” Klausul ini memberikan perlindungan hukum bagi pengguna yang sebelumnya berpotensi melanggar pedoman merek ketika memodifikasi ikon aplikasi.

Selama bertahun-tahun, pengguna Android telah menggunakan paket ikon kustom untuk mengubah tampilan aplikasi mereka.

Namun, menampilkan ikon merek yang dimodifikasi seringkali melanggar pedoman merek perusahaan dan berpotensi menerima permintaan penghapusan secara hukum.

Dengan perubahan DDA ini, pengguna sekarang memiliki hak hukum yang jelas untuk memodifikasi ikon aplikasi yang mereka unduh dari Google Play.

Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi cara aplikasi ditampilkan dalam tangkapan layar dan rekaman. Developer sekarang harus mengizinkan pengguna menampilkan ikon yang dimodifikasi dalam konten yang mereka buat, sesuatu yang sebelumnya sering dibatasi oleh kebijakan merek.

Industsel aplikasi mobile terus berkembang dengan fokus pada personalisasi pengguna. Seperti tren yang terlihat dalam fitur personalisasi Spotify atau integrasi AI dalam produk-produk terkini, pengalaman pengguna yang dipersonalisasi menjadi semakin penting.

Kebijakan baru Google ini sejalan dengan tren tersebut, memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas tampilan perangkat mereka.

Perkembangan platform aplikasi juga terlihat dari bagaimana perusahaan beradaptasi dengan perubahan regulasi dan preferensi pengguna.

Seperti yang terjadi dengan adaptasi platform video pendek terhadap perubahan kebijakan di berbagai negara, developer sekarang harus menyesuaikan dengan kebijakan personalisasi Google.

Integrasi teknologi AI dalam produk consumer electronics, seperti yang dilakukan Hisense dengan line-up produk 2025, menunjukkan bagaimana personalisasi menjadi tren utama.

Kebijakan Google untuk ikon aplikasi yang dapat disesuaikan merupakan bagian dari tren besar menuju pengalaman pengguna yang lebih personal dan kohesif.

Dengan implementasi kebijakan baru ini, pengguna Android dapat mengharapkan pengalaman visual yang lebih konsisten di seluruh ekosistem aplikasi mereka.

Perubahan ini merepresentasikan komitmen Google terhadap personalisasi yang mendalam sambil menjaga keseimbangan dengan kebutuhan branding developer.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU