Selular.id – Xiaomi Corporation mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp261 triliun (RMB 116 miliar) pada kuartal II 2025, tumbuh 30,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ini menjadi kuartal ketiga berturut-turut di mana pendapatan Xiaomi berhasil menembus angka Rp225 triliun (RMB 100 miliar). Laba bersih yang disesuaikan bahkan melonjak 75,4% menjadi Rp24,3 triliun (RMB 10,8 miliar), menandai ketahanan profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
Pencapaian ini didorong oleh strategi ekosistem pintar “Human x Car x Home” yang diusung Xiaomi. Tiga bisnis inti perusahaan—smartphone, kendaraan listrik pintar (smart EV), dan perangkat rumah pintar—semua menunjukkan performa yang kuat.
Pendapatan dari bisnis smartphone mencapai Rp102,4 triliun, sementara IoT dan produk gaya hidup mencetak rekor baru dengan pendapatan Rp87,1 triliun, naik 44,7% year-on-year (YoY).
Segmen smart EV, AI, dan inisiatif baru lainnya juga mengalami pertumbuhan signifikan dengan pendapatan mencapai Rp47,9 triliun, meningkat 234% YoY.
Untuk pertama kalinya, pendapatan dari EV saja berhasil menembus Rp45 triliun, menandai tonggak penting bagi sektor bisnis ini.
Strategi premiumisasi Xiaomi di semua kategori produk terus menunjukkan hasil yang menggembirakan. Di segmen smartphone, pangsa pasar Xiaomi di kategori harga premium terus meningkat.
Pada Juni lalu, Xiaomi meluncurkan SUV pertamanya, Xiaomi YU7 Series, yang mendapat respons luar biasa dengan lebih dari 240.000 pesanan terkonfirmasi dalam 18 jam pertama setelah peluncuran.
Smartphone Tumbuh Stabil, Kuasai Pasar Global
Meski pasar smartphone global menghadapi tantangan, bisnis smartphone Xiaomi tetap stabil baik di Tiongkok maupun pasar internasional.
Pengiriman smartphone global mencapai 42,4 juta unit, menandai pertumbuhan positif selama delapan kuartal berturut-turut.
Berdasarkan data Canalys, pangsa pasar global Xiaomi mencapai 14,7% pada Q2 2025, mempertahankan posisi tiga besar dunia selama 20 kuartal berturut-turut.
Di Indonesia, Xiaomi berhasil mempertahankan dominasinya dengan menguasai 21% pangsa pasar nasional pada dua kuartal berturut-turut (Q1-Q2 2025).
Strategi premiumisasi juga membuahkan hasil, dengan penjualan smartphone premium (harga di atas Rp7 juta) di Tiongkok mencapai 27,6% dari total penjualan, meningkat 5,5% dibanding tahun sebelumnya.
Xiaomi semakin mengukuhkan posisinya di segmen harga Rp9-11 juta dengan pangsa pasar yang meningkat 4,5% menjadi 24,7%. Bahkan di segmen harga Rp11 juta ke atas, pangsa pasar Xiaomi mencapai 15,4%, naik 6,5% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Smart EV dan IoT Tumbuh Pesat
Pengiriman mobil listrik Xiaomi terus meningkat, menandai peralihan ke fase pertumbuhan berskala besar. Selama kuartal kedua, Xiaomi mengirimkan 81.302 unit kendaraan listrik. Per Juli 2025, total pengiriman sejak peluncuran Xiaomi EV telah melampaui 300.000 unit.
Kerugian operasional dari bisnis EV juga terus mengecil menjadi Rp681 miliar pada kuartal kedua, dengan estimasi balik modal diperkirakan tercapai pada paruh kedua tahun ini.
Xiaomi terus memperluas jaringan penjualan dan layanannya, dengan 335 pusat penjualan mobil listrik pintar yang telah dibuka di 92 kota di Tiongkok per 30 Juni 2025.
Bisnis IoT dan lifestyle Xiaomi mencatatkan pertumbuhan tinggi dengan pendapatan mencapai Rp88 triliun, meningkat 44,7% YoY. Margin laba kotor naik 2,8% menjadi 22,5%.
Perangkat rumah tangga pintar berukuran besar menunjukkan kinerja kuat dengan pendapatan melonjak 66,2% YoY.
Pengiriman AC melebihi 5,4 juta unit (naik lebih dari 60% YoY), kulkas tumbuh 25% menjadi lebih dari 790.000 unit, dan mesin cuci naik 45% menjadi lebih dari 600.000 unit. Bisnis tablet juga menunjukkan momentum kuat dengan pengiriman global tumbuh 42,3% secara tahunan, tertinggi di antara lima vendor teratas dunia.
Jumlah perangkat IoT yang terhubung di platform AIoT Xiaomi meningkat menjadi 989,1 juta, naik 20,3% YoY. Jumlah pengguna yang memiliki lima atau lebih perangkat terhubung mencapai 20,5 juta, meningkat 26,8% YoY.
Baca Juga:
Investasi Teknologi dan Inovasi Terus Digenjot
Xiaomi menunjukkan komitmen kuat dalam investasi teknologi inti dengan pengeluaran R&D mencapai rekor Rp17,7 triliun (RMB 7,8 miliar) pada kuartal kedua, naik 41,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Per 30 Juni 2025, jumlah tenaga kerja R&D Xiaomi mencapai rekor baru sebanyak 22.641 orang.
Di sektor chip, Xiaomi memperkenalkan chip andalan 3nm buatan sendiri, Xiaomi XRING O1. Ini menjadikan Xiaomi sebagai perusahaan keempat di dunia dan pertama di Tiongkok yang mampu merancang dan mengembangkan chip flagship 3nm secara independen.
Xiaomi juga mencatat sejumlah terobosan dalam large language models (LLM) berbasis AI. Pada Mei lalu, perusahaan merilis dan membuka akses publik terhadap LLM multimodal miliknya, Xiaomi MiMo-VL-7B. Pada Juli, terdapat 12 makalah tentang LLM Xiaomi yang diterima di konferensi global terkemuka untuk dipublikasikan.
Bisnis layanan internet tetap menunjukkan kinerja stabil dengan pendapatan mencapai Rp20 triliun pada kuartal kedua, naik 10,1% dibanding tahun sebelumnya.
Margin laba kotor segmen ini tetap berada pada level tinggi sebesar 75,4%. Basis pengguna layanan internet terus berkembang, dengan MAU global mencapai 731,2 juta (naik 8,2% YoY) dan MAU di Tiongkok mencapai 184,8 juta (naik 12,4% YoY).
Pencapaian kuartal ini memperkuat posisi Xiaomi sebagai pemain utama di industri teknologi global.
Dengan strategi ekosistem pintar yang terintegrasi dan investasi berkelanjutan dalam inovasi, Xiaomi diproyeksikan tetap menjadi salah satu perusahaan teknologi dengan pertumbuhan paling dinamis di tahun-tahun mendatang.