Selular.id – TSMC, perusahaan foundry chip terkemuka dunia, dikabarkan telah menghapus semua peralatan produksi asal China dari lini produksi chip 2nm mereka. Langkah ini diduga dilakukan untuk mengantisipasi tekanan dari pemerintah Amerika Serikat yang berpotensi menghentikan produksi chip canggih TSMC. Produksi massal chip 2nm rencananya akan dimulai akhir tahun ini di fasilitas Hsinchu, Taiwan, disusul oleh pabrik di Kaohsiung.
TSMC semula berencana menghapus peralatan China dari pabrik 3nm, namun mengurungkan niat karena dinilai akan menimbulkan kompleksitas dan masalah teknis yang tidak menguntungkan. Perusahaan sebelumnya menggunakan peralatan dari vendor China seperti AMEC dan Mattson Technology, namun memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dalam persiapan produksi 2nm.
Selain peralatan, TSMC juga sedang meninjau bahan kimia dan material yang digunakan dalam proses manufaktur chip untuk mengurangi ketergantungan pada sumber dari China. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan teknologi antara AS dan China, serta upaya global untuk mengurangi dominasi China dalam rantai pasok semikonduktor.
Langkah TSMC ini terjadi bersamaan dengan pengembangan teknologi 2nm yang semakin matang. Sebelumnya, TSMC, Intel, dan Samsung bersiap memproduksi chip 2nm tahun depan, menandakan persaingan ketat di era chip generasi berikutnya.
Rencana produksi TSMC cukup ambisius. Perusahaan menargetkan dapat mengoperasikan empat pabrik tahun depan dengan kapasitas produksi 60.000 wafer per bulan menggunakan proses 2nm. Kapasitas ini akan melayani permintaan dari klien-klien utama TSMC seperti Apple, Qualcomm, MediaTek, Broadcom, Nvidia, dan AMD.
Baca Juga:
Latar belakang keputusan TSMC ini tidak lepas dari perkembangan regulasi di AS. Chip EQUIP Act, undang-undang bipartisan yang diperkenalkan tahun 2024, mengusulkan amendemen terhadap CHIPS and Science Act. Amendemen ini akan melarang proyek yang didanai CHIPS Act membeli peralatan manufaktur semikonduktor dari entitas yang dimiliki atau dikontrol pemerintah China, maupun dari negara asing lain yang dianggap bermasalah.
Meskipun undang-undang tersebut belum disetujui oleh komite atau diputuskan di kedua kamar kongres, TSMC tampaknya mengambil langkah proaktif. Jika undang-undang ini disahkan, akan berdampak signifikan terhadap pabrik TSMC yang sedang dibangun di Arizona, AS.
TSMC sendiri belum memberikan pernyataan resmi apakah penghapusan peralatan China dilakukan karena standar kualitas yang tidak memenuhi requirement, atau semata untuk memenuhi ekspektasi pemerintah AS. Namun, survei menunjukkan 71,43% responden meyakini TSMC melakukan ini untuk membujuk AS, sementara 28,57% percaya perusahaan memang ingin mengurangi ketergantungan pada vendor China.
Keputusan strategis TSMC ini terjadi dalam konteks persiapan produksi chip 2nm yang sudah berjalan. Seperti dilaporkan sebelumnya, iPhone 17 Pro bakal jadi ponsel pertama Apple menggunakan chipset 2nm TSMC, menunjukkan betapa pentingnya teknologi ini bagi masa depan produk-produk high-end.
Apple sebagai salah satu klien utama TSMC diketahui telah mengamankan kapasitas produksi chip 2nm sejak dini. Apple gercep amankan situasi dengan TSMC untuk chip 2nm, mengantisipasi tingginya permintaan dan kompleksitas produksi chip generasi terbaru ini.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan bagaimana geopolitik semakin mempengaruhi industri teknologi global. Keputusan TSMC tidak hanya berdampak pada rantai pasok mereka, tetapi juga pada seluruh ekosistem semikonduktor dunia yang saling terhubung.
Dengan produksi 2nm yang akan segera dimulai, dunia menantikan bagaimana langkah strategis TSMC ini akan mempengaruhi dinamika persaingan chip global, serta bagaimana perusahaan akan menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan tekanan politik internasional.