Selular.id – Tesla memutuskan membubarkan tim pengembangan superkomputer Dojo, mengalihkan seluruh sumber dayanya untuk memperkuat chip AI5 dan AI6. Langkah ini menandai pergeseran strategis dalam rencana komputasi kecerdasan buatan (AI) perusahaan yang telah direncanakan bertahun-tahun.
Elon Musk mengonfirmasi keputusan tersebut melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter), menyatakan bahwa pembagian sumber daya untuk dua desain chip AI berbeda dinilai tidak efisien. “AI5, AI6, dan chip berikutnya akan unggul untuk inferensi dan cukup baik untuk pelatihan. Semua upaya difokuskan ke sana,” tulis CEO Tesla pada 8 Agustus 2025.
Dojo adalah superkomputer khusus buatan Tesla yang dirancang untuk melatih model AI di balik fitur Autopilot, Full Self-Driving (FSD), serta robot Optimus. Sistem ini mengandalkan chip D1 buatan internal, berbeda dengan chip inferensi AI5/AI6 yang dipasang di kendaraan dan robot. Analis sebelumnya memperkirakan Dojo bisa menjadi keunggulan kompetitif bernilai US$500 miliar bagi Tesla.
Dampak dan Latar Belakang Keputusan
Pembubaran tim Dojo terjadi di tengah gelombang kepergian talenta kunci Tesla tahun ini, termasuk Ganesh Venkataramanan (mantan kepala proyek Dojo) yang mendirikan startup DensityAI. Perusahaan juga kehilangan sejumlah eksekutif seperti Milan Kovac (Head of Engineering Optimus) dan David Lau (VP Software Engineering).
Keputusan ini sejalan dengan pernyataan Musk pada Januari 2024 bahwa Dojo adalah “langkah berisiko”. Tesla kini lebih mengandalkan kolaborasi dengan mitra eksternal, termasuk kesepakatan US$16,5 miliar dengan Samsung untuk pasokan chip hingga 2033. Pabrik baru di Texas akan memproduksi chip AI6, mengurangi ketergantungan pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).
Baca Juga:
Masa Depan Komputasi AI Tesla
Dalam laporan Bloomberg, Musk menyebut potensi sinergi antara teknologi Dojo dan chip AI6. “Pada dasarnya, itu bisa menjadi chip yang sama,” ujarnya pada 23 Juli 2025. Namun, perusahaan kini memprioritaskan pengembangan chip inferensi yang kompatibel dengan kebutuhan kendaraan dan robot.
Perubahan strategi ini terjadi di tengah persaingan ketat di industri otomotif otonom dan tekanan pasar. Saham Tesla sempat turun 1% pasca pengumuman, sementara DensityAI—startup mantan tim Dojo—dikabarkan sedang mengembangkan chip untuk pusat data AI robotika dan otomotif.
Seperti perkembangan terbaru di industri chip, Tesla tampaknya memilih konsolidasi teknologi ketimbang mempertahankan proyek berisiko tinggi. Langkah ini juga mencerminkan dinamika persaingan dengan pemain AI seperti Nvidia yang mendominasi pasar akselerator pelatihan model.