Selasa, 19 Agustus 2025
Selular.ID -

Roblox Hadapi Gugatan Besar Terkait Eksploitasi Seksual Anak

BACA JUGA

Selular.id – Platform game Roblox kembali menjadi sorotan setelah sejumlah orang tua dan pengacara mengajukan gugatan besar terkait dugaan eksploitasi seksual terhadap anak-anak di platform tersebut. Gugatan federal terbaru menuduh Roblox gagal melindungi pengguna muda dari predator dan materi pelecehan seksual anak (CSAM).

Jaksa Agung Louisiana, Liz Murrill, baru-baru ini mengajukan gugatan yang menuduh Roblox “secara sadar dan sengaja” tidak menerapkan protokol keamanan yang memadai. Roblox membantah klaim tersebut dalam pernyataan resminya, menyatakan bahwa mereka telah mengalokasikan sumber daya besar untuk sistem moderasi berbasis AI dan tim manusia yang bekerja 24/7.

Kelompok hukum Dolman Law Group telah mengajukan lima gugatan serupa atas nama orang tua dan anak di bawah umur. Salah satu gugatan di California Utara menyoroti kegagalan moderasi Roblox, termasuk avatar yang dianggap provokatif dan nama pengguna yang menyembunyikan frasa pedofil.

Moderasi AI dan Laporan Eksploitasi

Roblox mengandalkan sistem moderasi AI open-source bernama “Sentinel” untuk memantau percakapan dan mendeteksi tanda-tanda bahaya, termasuk grooming. Menurut perusahaan, Sentinel telah melaporkan sekitar 1.200 upaya eksploitasi anak dalam paruh pertama 2025 ke National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC).

Namun, efektivitas sistem ini dipertanyakan. Dolman Law Group tengah menyelidiki 300 laporan eksploitasi seksual tambahan, dengan mayoritas korban berusia di bawah 16 tahun. Sejumlah firma hukum lain juga menyelidiki platform Discord terkait kasus serupa.

Riwayat Masalah Keamanan Roblox

Ini bukan pertama kalinya Roblox menghadapi tuntutan hukum. Pada 2023, sekelompok orang tua mengajukan gugatan class action karena klaim “platform ramah anak” yang dinilai menyesatkan. Selain itu, sistem pembelian dalam game Robux juga dikritik karena dianggap mirip perjudian ilegal untuk anak-anak.

Roblox telah memperketat kebijakan keamanan, termasuk verifikasi usia untuk remaja, pembatasan obrolan, dan pengawasan orang tua. Perusahaan juga mengklaim telah menghapus game-game yang melanggar kebijakan dan menerapkan lebih dari 50 langkah pengamanan.

Meski demikian, kasus ini menjadi tantangan terbesar bagi Roblox, yang sebelumnya juga dilarang di beberapa sekolah karena konten kekerasan. Seperti diungkap dalam profil pendirinya, David Baszucki, platform ini terus bergulat dengan isu keamanan meski populer di kalangan dewasa muda.

Dengan ratusan gugatan yang sedang diproses, masa depan Roblox sebagai platform “aman untuk anak” kembali dipertanyakan. Perkembangan kasus ini akan menjadi ujian bagi industri game online secara keseluruhan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU