Selular.id – Realme baru saja mengungkap konsep ponsel terbaru dengan kapasitas baterai mencapai 15.000mAh, yang diklaim dapat bertahan hingga lima hari pemakaian normal.
Meski memiliki kapasitas sangat besar, desain ponsel ini tetap ramping dengan ketebalan kurang dari 9mm.
Namun, teknologi baterai yang digunakan masih jauh dari siap diproduksi massal.
Konsep ponsel ini diumumkan dalam acara fan event Realme. Perusahaan mengklaim bahwa ponsel ini hanya memiliki ketebalan 8,89mm, menjadikannya salah satu perangkat dengan rasio kapasitas baterai terhadap ketebalan terbaik di kelasnya.
Sebagai perbandingan, Samsung Galaxy S25 Ultra memiliki ketebalan sekitar 8,19mm dengan baterai 5.000mAh, sementara konsep Realme ini menawarkan tiga kali lipat kapasitas dengan penambahan ketebalan hanya 0,7mm.
Realme juga membandingkan kapasitas baterai 15.000mAh ini dengan kombinasi baterai iPhone 12 hingga iPhone 16, yang totalnya mencapai 16.244mAh.
Dengan kapasitas sebesar itu, ponsel ini bahkan dapat berfungsi layaknya power bank. Realme mengklaim bahwa pengguna dapat mengisi daya drone, kulkas mini, atau perangkat lainnya melalui fitur reverse wired charging.
Dari segi daya tahan, Realme menyebut ponsel konsep ini mampu bertahan hingga 50 jam untuk pemutaran video, 30 jam untuk gaming, atau tiga bulan dalam mode standby dengan flight mode aktif.
Meski belum diumumkan kecepatan pengisian dayanya, pengisian dengan teknologi 120W kemungkinan masih membutuhkan waktu beberapa jam untuk mengisi penuh.
Baca Juga:
Sayangnya, Realme tidak berencana memproduksi massal ponsel dengan baterai 15.000mAh dalam waktu dekat.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan baterai dengan kandungan silikon 100% pada anode, yang masih memiliki banyak kendala teknis.
Baterai silicon-carbon yang digunakan saat ini umumnya hanya mengandung silikon sekitar 10%, sementara sisanya masih menggunakan material grafit tradisional.
Kandungan silikon yang tinggi pada baterai menyebabkan ekspansi lebih besar dan degradasi lebih cepat seiring waktu.
Hal ini menjadi tantangan utama dalam hal keamanan dan daya tahan baterai.
Realme mengakui bahwa baterai dengan silikon murni seperti pada konsep ponsel ini sangat rentan terhadap pembengkakan dan penurunan performa, sehingga belum layak untuk penggunaan jangka panjang.
Perkembangan teknologi baterai silicon-carbon memang telah mendorong banyak brand smartphone menawarkan kapasitas baterai yang lebih besar.
Beberapa merek seperti Honor dan vivo bahkan sudah meluncurkan ponsel dengan baterai sekitar 8.000mAh dalam desain yang relatif slim.
Namun, lompatan ke 15.000mAh masih membutuhkan terobosan teknologi lebih lanjut.
Sebelumnya, seorang leaker juga telah mengonfirmasi bahwa Realme tidak berencana memproduksi ponsel dengan baterai 15.000mAh.
Namun, leaker yang sama menyebutkan bahwa konsep ponsel Realme dengan baterai 10.000mAh sudah siap untuk diproduksi massal.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi baterai yang lebih baik, meski dengan pendekatan bertahap.
Inovasi baterai berkapasitas besar menjadi salah satu tren yang terus dikembangkan oleh berbagai brand smartphone.
Seperti yang terlihat pada Tecno yang siap meluncurkan Phantom Ultimate G Fold, atau evolusi desain pada seri lipat Samsung, kebutuhan akan daya tahan baterai yang lebih baik tetap menjadi prioritas.
Meski konsep ponsel dengan baterai 15.000mAh ini belum akan dipasarkan, pengumuman ini menunjukkan komitmen Realme dalam berinovasi di bidang teknologi mobile.
Pengembangan baterai dengan kapasitas ekstrem seperti ini dapat membuka peluang baru untuk perangkat dengan kebutuhan daya khusus, seperti perangkat IoT, drone, atau perangkat outdoor.
Bagi pengguna yang membutuhkan ponsel dengan baterai besar, beberapa alternatif dengan kapasitas sekitar 6.000–8.000mAh sudah tersedia di pasaran.
Seperti yang tercantum dalam daftar 10 HP baru dan murah untuk ganti ponsel, atau dalam ekosistem AI yang dikembangkan Tecno yang mencakup berbagai perangkat pintar.
Ke depan, pengembangan baterai dengan material alternatif seperti silikon tetap akan menjadi fokus penelitian banyak perusahaan teknologi.
Meski masih banyak tantangan, inovasi seperti yang diperlihatkan Realme ini dapat menjadi fondasi untuk terobosan baterai di masa depan.
Sementara menunggu teknologi tersebut matang, pengguna dapat memilih ponsel dengan optimasi daya yang sudah terbukti andal.