Selular.id – Meta menghadapi tantangan besar di divisi Reality Labs setelah penjualan headset VR Quest 3 tidak sesukses pendahulunya. CFO Meta, Susan Li, mengungkapkan dalam laporan keuangan Q1 dan Q2 2025 bahwa pendapatan divisi ini kini lebih banyak disumbang oleh kacamata pintar Ray-Ban Meta, sementara penjualan Quest justru menurun.
Fenomena ini menandai pergeseran minat konsumen dari perangkat VR tradisional ke produk augmented reality (AR) yang lebih praktis. Meta sendiri telah mempersiapkan langkah strategis dengan merilis generasi ketiga Ray-Ban Meta Smart Glasses dan kacamata pintar Oakley Meta HSTN yang dilengkapi fitur stabilisasi gambar dan daya tahan baterai lebih baik.
Menurut data internal, hingga Februari 2025, Meta telah menjual lebih dari 2 juta unit Ray-Ban Meta Smart Glasses. Perusahaan bahkan meningkatkan target produksi menjadi 10 juta unit per tahun. Angka ini cukup signifikan mengingat harga kacamata pintar tersebut setara dengan headset Quest 3S, tetapi biaya produksinya jauh lebih rendah.
Quest 3 Tidak Sesukses Pendahulunya
Meski Quest 2 pernah menjadi produk VR terlaris yang bahkan mengalahkan penjualan Xbox, kesuksesan itu tidak berlanjut ke Quest 3. Meta mengakui bahwa penjualan headset VR terbarunya tidak sesuai ekspektasi. Beberapa game eksklusif Quest 3 juga memiliki pemain lebih sedikit dibanding versi yang kompatibel dengan Quest 2.
Untuk mempertahankan minat pengguna, Meta melakukan sejumlah perubahan strategis. Salah satunya adalah merombak toko aplikasi Quest Store (kini bernama Horizon Store) dengan memberi kesempatan lebih besar bagi pengembang indie. Meta juga lebih transparan dalam berbagi data dengan developer, termasuk rekomendasi untuk membuat konten free-to-play dan mengoptimalkan durasi sesi bermain.
Baca Juga:
Masa Depan Meta: Smart Glasses dan Desain VR yang Lebih Ringkas
Meta tampaknya telah mengambil pelajaran dari tren pasar. Perusahaan dikabarkan membatalkan pengembangan Quest 4 dengan desain konvensional dan beralih ke konsep yang lebih mirip kacamata. Prototipe terbaru yang dijuluki “Puffin” memiliki bobot di bawah 100 gram dengan komponen komputasi terpisah dalam perangkat portabel.
Di sisi lain, Meta terus memperkuat lini smart glasses-nya. Selain kolaborasi dengan EssilorLuxottica (pemilik merek Ray-Ban dan Oakley), perusahaan juga menginvestasikan tambahan dana sebesar $3,5 miliar untuk pengembangan produk AR. Salah satu produk yang dinanti adalah Meta Hypernova, kacamata AR dengan layar transparan dan gelang kontrol gerakan.
Perubahan strategi Meta ini juga dipengaruhi oleh persaingan di industri XR. Samsung dan Sony terus mengembangkan headset VR canggih, sementara Apple telah membuktikan bahwa pasar high-end VR masih terbuka lebar. Namun untuk saat ini, Meta memilih fokus pada produk yang lebih mudah diadopsi massal seperti smart glasses.