Selular.id – Infobip, pemimpin global platform komunikasi berbasis cloud, meluncurkan eBook terbaru berjudul “The AI Advantage: How Leading Brands Thrive in a 24 x 7 Customer World” atau “Keunggulan AI: Bagaimana Brand Besar Bertahan dan Berkembang di Layanan Pelanggan 24/7”. eBook ini menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) sebagai solusi utama untuk memenuhi ekspektasi pelanggan hyper-digital di Asia Pasifik yang menginginkan interaksi selalu aktif (always-on).
Menurut laporan Infobip yang didukung riset IDC, 43% bisnis di Asia Pasifik menganggap peningkatan customer experience sebagai tantangan terbesar. Penyebabnya antara lain data yang terfragmentasi, strategi channel yang tidak terintegrasi, serta biaya tinggi untuk layanan 24 jam di berbagai negara dengan bahasa dan regulasi berbeda. AI, termasuk generative AI dan conversational AI, dinilai mampu menyederhanakan operasional sekaligus menghadirkan pengalaman pelanggan yang terhubung secara real-time.
“Diskusi tentang AI di Asia Pasifik telah bergeser dari ‘kalau’ menjadi ‘seberapa cepat dan seberapa dalam’ penerapannya. Pelanggan menuntut kepuasan instan yang tidak bisa dipenuhi model bisnis tradisional,” ujar Nikhil Batra, Senior Research Director IDC Asia-Pasifik.
Hyper-Konektivitas dan Ekspektasi Pelanggan
Asia Pasifik telah mencapai tingkat saturasi mobile yang tinggi, dengan penetrasi melebihi 100% di hampir semua pasar. Hong Kong memimpin dengan 264%, disusul Singapura (150%), Taiwan (145%), serta Jepang dan Korea Selatan (masing-masing 140%). Bahkan di negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan India, angka penetrasi mencapai atau melampaui 110%.
Kondisi ini menciptakan perilaku baru di kalangan pengguna, yang kini terbiasa mengakses multiple messaging apps seperti WhatsApp, LINE, dan WeChat secara bersamaan. Mereka juga mengharapkan brand mampu merespons dengan cepat, kontekstual, dan relevan dengan tren. Sayangnya, banyak bisnis masih kesulitan mengikuti perkembangan ini karena mengandalkan sistem lama dan AI generasi awal seperti chatbot sederhana.
Baca Juga:
Investasi AI dan Proyeksi Pertumbuhan
IDC memprediksi transaksi pelanggan di Asia Pasifik akan mencapai lebih dari US$32 miliar melalui agen AI pada 2028. Perusahaan pun berlomba berinvestasi dalam infrastruktur dan platform AI, dengan total investasi diproyeksikan melampaui US$30 miliar pada 2027. Pertumbuhan investasi AI untuk layanan pelanggan dan pemasaran di kawasan ini diperkirakan mencapai CAGR 35% hingga 2029.
“AI kini bukan sekadar alat untuk FAQ, tetapi agen yang bisa mengoordinasikan pertukaran produk di berbagai platform tanpa intervensi manual. Generative AI bahkan mampu menyusun pesan yang terasa personal,” tambah Velid Begovic, VP Revenue APAC Infobip.
Infobip sendiri mendorong transformasi ini melalui Conversational Experience Orchestration Platform (CXOP), yang mengintegrasikan messaging, otomatisasi, dan AI dalam satu platform cerdas. Solusi ini dirancang untuk menyesuaikan diri dengan perilaku dan emosi pelanggan secara real-time.
Seperti diungkap dalam artikel sebelumnya, adopsi AI juga berdampak pada transformasi model bisnis, termasuk di sektor telekomunikasi. Sementara itu, kolaborasi perusahaan teknologi besar semakin mempercepat perkembangan ekosistem AI di kawasan Asia Pasifik.
eBook “The AI Advantage” tersedia secara gratis di https://bit.ly/40X54uy, memberikan panduan praktis bagi bisnis untuk mengubah AI menjadi keunggulan kompetitif.